29 Maret 2020
Yakobus 4:8a “Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.”
Kondisi semakin
meningkatnya penyebaran Covid 19 dengan korban juga semakin meningkat maka
sejumlah wilayah sudah mengambil kebijakan tidak hanya penerapan social distancing tapi meningkat dengan mengkarantina/mengisolasi
wilayahnya dengan harapan penyebaran Covid 19 terputus.
Tahukah kita
bahwa pada awal zaman Perjanjian Baru sudah ada penerapan social distancing &
isolasi wilayah? Penerapan social distancing diterapkan bagi orang-orang
yang menderita penyakit kusta pada zaman itu. Bahkan lebih daripada social
distancing & isolasi yang
dialami para penderita kusta pada zaman itu, mereka dikucilkan di suatu tempat jauh dari kota dan tempat itu
dihindari orang-orang. Jika ada orang yang berpenyakit kusta di keramaian maka
orang banyak akan mengusir bahkan melempari dia dan itu sah secara hukum pada
zaman itu. Sangat menyedihkan dan tanpa harapan jika berpenyakit kusta.
Bagaimana
sikap Yesus pada orang-orang yang berpenyakit kusta?... mari kita lihat di
Lukas 17:11-19
Ay 11 Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan
Samaria dan Galilea.
Perbatasan
Samaria dan Galilea adalah daerah yang dihindari oleh orang Yahudi karena
mereka bermusuhan dengan orang Samaria. Jika ada orang Yahudi yang hendak pergi
dari Yerusalem ke Galilea dan sebaliknya maka mereka akan menghindari
perbatasan Samaria dan Galilea, mereka lebih memilih memutar agak jauh sehingga
tidak melalui daerah itu. Pada ayat ini disebutkan Yesus melalui perbatasan
tersebut karena walau Dia keturunan Yahudi tapi Yesus tidak bermusuhan dengan
siapapun.
Ay 12-13 Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang
kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan
berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
Ternyata
di perbatasan itu ada suatu desa, desa itu berisi orang-orang berpenyakit
kusta. Mereka diisolasi dan dikucilkan
di sana supaya mereka jauh dari kota dan tempat itu tidak dilalui orang. Yesus
tidak menghindari daerah tersebut, malah Dia masuk ke desa yang diisolasi itu.
Dia didatangi sepuluh orang kusta, tapi mereka tidak berani mendekat, mereka
berdiri agak jauh karena mereka menerapkan social distancing dengan orang yang
tidak sakit kusta. Social distancing yang mereka terapkan tidak hanya 2 atau 3
meter tapi mungkin lebih dari 20 meter sehingga mereka harus berteriak kepada
Yesus dan meminta belas kasihan.
Ay 14 Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah,
perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi
tahir.
Yesus
mengasihi orang-orang yang terkucil ini, maka Dia menyuruh mereka pergi
menunjukkan diri kepada pemimpin-pemimpin mereka. Pemimpin-pemimpin mereka atau
imam-imam adalah orang yang menetapkan social distancing dan pengucilan bagi
mereka, maka Tuhan Yesus meminta mereka memperlihatkan diri kepada imam-imam.
Karena mereka menuruti perintah Tuhan Yesus maka di tengah jalan mereka sembuh
dan mereka tinggal menemui imam-imam maka status mereka di masyarakat dikembalikan
menjadi sedia kala, social distancing dan
pengucilan bagi mereka dihapuskan.
Ay 15-16 Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah
sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu
tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah
seorang Samaria.
Ternyata
ada seorang dari mereka tidak melanjutkan perjalanan menuju imam-imam untuk
memulihkan statusnya, dia memilih kembali kepada Tuhan Yesus dan berbeda
seperti sebelumnya, dia menjaga jarak sekitar 20 meteran dari Yesus, menerapkan
social
distancing bagi dirinya
terhadap Yesus… sekarang dia tersungkur di depan kaki Yesus, mendekat pada-Nya
setelah memuliakan Allah dengan suara nyaring di sepanjang jalan saat dia
kembal kepada Yesus. Orang Samaria ini memutuskan mendekat dan memulihkan social
distancing-nya dengan Tuhan
Yesus, memulihkan hubungan pribadinya dengan Tuhan. Dia tidak hanya sembuh
secara fisik tidak kusta lagi tapi lebih penting lagi dia dekat dengan Tuhan
karena imannya.
17
Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi
semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
18
Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan
Allah selain dari pada orang asing ini?"
Yesus mencari sembilan
orang lagi, namun mereka tidak kembali karena lebih memilih pemulihan status
dimasyarakat melalui keputusan imam-iman ketimbang pemulihan social distancing-nya dengan Tuhan Yesus
yang ditunggu-tunggu-Nya dengan tangan terbuka.
19 Lalu
Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan
pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau. "
Setelah
memutuskan untuk mendekat kepada Tuhan Yesus maka orang Samaria tadi dinyatakan
Tuhan Yesus selamat oleh imannya.
Tuhan Yesus
tidak dibatasi oleh social distancing, isolasi,
karantina wilayah, & pengucilan daerah. Dia datang ke tempat kita masing-masing
dimanapun kita berada, Dia mau mendekat kepada kita bahkan membuka pintu hati
kita, namun apakah kita mau mendekat pada-Nya tidak hanya saat kondisi seperti
sekarang tapi seterusnya.
Yakobus 4:8b Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
Yang
ditawarkan Tuhan Yesus bukan selamat dari covid 19 tapi jauh lebih besar
daripada itu yaitu selamat dari karantina wilayah terhukum yang kekal yaitu neraka karena dosa. Penyakit dosa jauh lebih menyeramkan daripada covid 19 karena penyakit dosa menyebabkan hukuman kekal. Mari mengambil langkah iman membersihkan tangan dan hati kita dari dosa ... seperti orang Samaria tadi, dia yang dulu jauh sekarang tersungkur
di kaki Yesus, mendekat pada Yesus dengan ucapan syukur dan memuliakan Tuhan
maka dia diselamatkan. Maukah kita diselamatkan??... mendekatlah kepada Tuhan
Yesus sekarang, dan Dia akan mendekat kepadamu.
Tuhan Yesus
memberkati kita.
Lukas Ginting
PA dengan tema Social Distancing ini dapat juga dilihat di youtube berikut ini:
PA dengan tema Social Distancing ini dapat juga dilihat di youtube berikut ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar