03-Okt-2017
Yakobus 4:13-14
Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami
berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang
serta mendapat untung", sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi
besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja
kelihatan lalu lenyap.
Hidup ini harus direncanakan... harus ditata dan diatur.
Tetapi sering terjadi bahwa hari-hari kita tidak sama atau tidak sesuai dengan
rencana dan pikiran kita.
Di tengah rencana kita, harus disadari bahwa ada Tuhan yang
mengendalikan segala sesuatu. Oleh sebab itu yang paling baik kita lakukan
adalah selaraskan rencana hidup kita
dengan kehendak-Nya.
Rugi besar kalau kehidupan ini kita tempuh tidak di dalam
rencana-Nya. Hidup ini hanya sekali saja.
Tidak bisa diulang. Satu arah saja. Tidak ada tanda ↩, yang
membuat kita dapat berbalik arah. Yang ada ke depan saja... terus lurus saja...
irreversibel !
Di samping hanya sekali, durasi dan waktunyapun sebentar saja... seperti uap. Cobalah
saat ini buatkan teh atau kopi manis. Masukkan air panas baru mendidih ke dalam
gelas. Akan terlihat uap air. Tetapi hanya sebentar saja uap itu nampak. Segera
lenyap uap itu menyatu dengan udara yang juga tak nampak. Begitulah keberadaan
kita hidup di bumi ini... segera kita menyatu dengan keabadian
• sebentar... amat sebentar,
• sekali... hanya sekali,
• singgah... hanya singgah,
Kita hanya berkemah saja di lapangan perkemahan dunia ini,
seberapapun bagusnya kemah kita... hanya sejenak. Tak disangka-sangka, kemah
itu harus dibongkar. Hanya masalahnya apakah kemah itu akan dilipat baik-baik
dan disimpan di tempat indah?... atau bagaimana?
Marilah kita menjadi bijak dan cermat dalam hidup yang hanya
sekali dan sekejap ini.
Hiduplah bukan untuk menumpuk harta fana yang akan
ditinggalkan di sini.
Marilah hidup di dalam kehendak-Nya untuk siap menyongsong
dan meyambut harta kekal di SANA.
Walau hidup kita hanyalah sebentar bagaikan uap, namun jadilah
kita uap beraroma wangi menyegarkan
membuat yang menghirupnya merasa segar dan nikmat. Janganlah menjadi uap yang
membuat orang-orang menutup hidungnya pertanda ....?
Semoga !
Selamat belajar...
Selamat bekerja...
Selamat berkarya...
Selamat melayani...
Tuhan memberkati dan menyertai kita. Amin.
Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun – Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar