Roma 15:1-3
Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan
jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus
mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. Karena
Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri”
Seorang dokter ahli bedah, seahli apapun dia, seberapa
banyakpun pengalamannya telah berhasil menolong pasien yang harus dioperasi,
tetapi pada gilirannya jika dia harus dioperasi, dia pasti membutuhkan seorang
ahli bedah lain untuk membedahnya. Kecuali kalau dia tidak mau hidup lagi,
tentu dia dapat memotong-motong dan membedah sendiri tubuhnya... aneh kan?
Bahkan seorang dokter senior ahli bedah, namun kini telah
almarhum, pernah bercerita betapa dia takut ketika masuk ruang operasi untuk
dibedah. Ruang bedah terasa mencekam juga baginya. Padahal dia adalah ahli
bedah dan yang membedahnya adalah kawannya sendiri.
Secara rohanipun demikian, bahwa kita perlu saling
tolong-menolong, saling memperhatikan dan saling melayani. Kali ini kita
dilayani, namun pada saatnya kita pulalah yang harus siap melayani.
Hari ini kita memberi secangkir air sejuk, pada saatnya
mungkin kita diberi Tuhan kapasitas memberi segelas air jeruk segar ke orang
lain.
Hari ini mungkin kita ikut bersedih mengantar jenazah orang
yang dikasihi ke makam, pada gilirannya kita pulalah diantar oleh orang-orang
yang mengasihi kita beramai-ramai ke liang kubur masing-masing.... selesai sudah.
Dalam hidup ini, apapun ada masa dan saatnya. Kita tidak
bisa hidup sendiri dan memang kita tidak
diciptakan Tuhan untuk hidup menyendiri.
Tidak ada orang yang betul-betul kuat sehingga tidak lagi
membutuhkan orang lain. Semua kita saling membutuhkan satu sama lain. Mungkin
sekarang kita yang harus menolong dan menguatkan orang lain, tetapi besok atau
lusa atau di waktu yang akan datang... kitalah yang membutuhkan pertolongan
untuk dikuatkan.
Ketika seseorang dalam posisi kuat, haruslah dia mau dan
rela menolong orang yang tidak kuat. Orang yang berada dalam posisi berlebih
haruslah mau memperhatikan orang yang kekukurangan.
Masalahnya adalah kita sering tidak merasa peduli sehingga
keberadaan kita yang sebenarnya memiliki kekuatan
dan berlebih itu tidak terasa bagi
orang. Kita sering merasa bahwa kitapun masih kurang dan akhirnya kita hanya
hidup untuk diri sendiri.
Tidak harus dan tidak selalu pemberian itu secara materi.
Mungkin secara materi kitapun kurang, tetapi kita mungkin kaya secara rohani.
Bagikanlah kekayaan rohani kita untuk membangkitkan semangat orang lain.
Kita diberi tanggung jawab oleh Tuhan untuk menguatkan
orang-orang agar mereka tetap teguh dan kokoh dalam Tuhan. Itulah tugas kita,
dan semestinyalah kita terpanggil untuk itu. Bila ini terjadi, maka kita
sebagai bagian anggota tubuh Kristus akan terus saling membangun dan semakin
dikuatkan.
Mari kita belajar melakukannya dan tingkatkan!
Selamat belajar.
Selamat bekerja.Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.
Tuhan menyertai dan menolong dalam upaya kita untuk saling
membangun. Amin.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar