Tahukah Anda Arti Memberi Dengan Tulus?

24 Agustus 2018

Kisah Para Rasul 20:35
Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.

Arya sedang sibuk bekerja di meja tugasnya.Tiba-tiba Nelson mendekat dan memungut pinsil kecil yang tejatuh di sisi meja Arya. Lalu Nelson berkata, ”Arya, untukku pinsil ini ya, aku ada perlu.” Arya mengangguk tanda setuju dan berkata dengan singkat, ”Oke...ambil saja buatmu!” 

Nelson mengantongi pinsil itu dan segera berlalu ke tempatnya semula untuk menyelesaikan gambar yang sedang dia lukis. Arya meneruskan kesibukannya bekerja. 

Berkat pinsil kecil itu gambar yang dibuat Nelson jadi selesai dengan baik. Bagi Arya pinsil kecil itu tak berarti karena di mejanya masih banyak pinsil yang lebih baik, bahkan dia lupa apa yang telah dia berikan kepada Nelson. Tetapi bagi Nelson pinsil kecil itu sangat berharga. 

Meski Arya telah lupa apa yang dia berikan kepada Nelson, tetapi dia telah memberi sesuatu yang berarti dengan tulus. 

Dalam keseharian kita, marilah kita peka. Mungkin kita pernah memberi sesuatu dengan tulus kepada seseorang apapun itu bentuknya dan pemberian itu sangat berharga bagi yang menerimanya walau dalam pikiran kita hal itu kecil. 

Dalam memberikan itu, mungkin kita tidak merasa apa-apa karena memberi dengan ketulusan bukanlah sekedar rasa apalagi untuk dirasa-rasakan. Ketulusan adalah rasa yang tak terasa dan banyak orang gagal memahami apa arti ketulusan. Pemberian dalam ketulusan adalah pemberian tanpa keberatan dan tanpa menuntut terima kasih

Jika memberi dengan ketulusan, maka lenyaplah embel-embel rasa berjasa. Persoalan bagi kita adalah sering sulit memberi dengan tulus karena secara alami dalam pikiran kita: bila memberi harus disertai dengan apa yang akan kita terima. Akibatnya pinsil patahpun yang kita berikan, kita melihatnya seolah memberi emas yang harus terbalaskan dengan berlian. 

Dalam Tuhan kita diingatkan bahwa bila kita memberi, pemberian itu disertai dengan ketulusan tanpa pamrih. Pemberian seperti ini merupakan pemberian tingkat tinggi!. 

Tentu saja keyakinan seperti ini tidak datang secara tiba-tiba, tetapi merupakan sebuah proses. Proses tersebut akan berlangsung dan menjadi kenyataan bila kita sadari bahwa Allah telah terlebih dahulu memberi apa yang terbaik dan berharga bagi kita, terutama keselamatan jiwa kita yang dianugerahkan secara cuma-cuma. 

Bila kita sampai dalam tahap ini, kita merasa berbahagia saat  memberi dan tidak lagi merasa kekurangan dan tidak merasa kehabisan bila memberi, sebaliknya kita yakin diperkaya dengan kelimpahan dengan luapan kebajikan dari Tuhan.

Lukas 6:38  
Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."

Marilah berdoa agar Tuhan memberi kepekaan dan kekuatan kepada kita untuk hidup memberi apa yang memang dapat kita berikan. Mungkin harta. Mungkin perhatian. Mungkin keahlian. Mungkin kecerdasan. Mungkin waktu. Mungkin senyuman. Mungkin doa. Mungkin dorongan semangat. Mungkin motivasi. Mungkin pelipur lara. Mungkin ... ... pastilah ada dan kita bisa !

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan beserta kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN

KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB

11 April 2024   KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB   Beberapa hari ini kita dimarakkan dengan viralnya video yang menayangkan wawancara den...