2 Korintus 9:13-15
Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka
memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan
karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan
semua orang, sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh
karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu. Syukur kepada Allah
karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu
Dalam kisah-kisah yang tertulis dalam Alkitab, ada banyak
peristiwa dimana dengan adanya hubungan yang intim dengan Tuhan disertai
kepatuhan, kerelaan dan ketaatan kepada Tuhan, mendatangkan berkat dan
keselamatan bagi orang lain dan juga bagi pelakunya.
Abraham dalam kerelaannya meninggalkan negerinya dan patuh
kepada Tuhan menjadikan dia berkat, bahkan dia dijuluki sebagai bapa orang
beriman. Melalui keturunannyalah bangsa-bangsa diberkati. Berkat terutama atau
berkat khusus dari Abraham adalah melalui garis keturunannya Yesus Kristus
lahir.
Musa dalam kepatuhan dan ketaatannya kepada pimpinan Tuhan,
membuat dia menjadi berkat bagi Israel untuk memimpin bangsa itu keluar dari
Mesir.
Yusuf dalam kepatuhan dan ketaatannya kepada Tuhan untuk
tidak menceraikan Maria yang telah mengandung, membuat dia akan diingat
sepanjang masa secara lahiriah sebagai ”ayah” Tuhan Yesus.
Bahkan Yesus sendiri karena kepatuhan-Nya dengan rela
disalib membuat manusia yang percaya dan menerima-Nya, tidak binasa
melainkan beroleh hidup kekal. Ketika Tuhan Yesus dalam doa-Nya berkata dalam
Lukas 22:42, "Ya Bapa-Ku, jikalau
Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku,
melainkan kehendak-Mulah yang terjadi", maka inilah titik tolak
keselamatan kita.
Tentu begitu juga dengan Rasul Paulus yang menuliskan ayat
di atas. Dia adalah teladan kita.
Dari kisah-kisah ini jelas terlihat adanya benang merah antara kepatuhan dan
berkat. Orang yang berseru kepada Tuhan disertai ketaatan dan kepatuhan kepada
pimpinan-Nya, akan dipakai oleh-Nya menjadi berkat bagi sesamanya, bahkan dia
sendiri akan menerima berkat itu.
Berkat tidak mesti dalam bentuk kemakmuran atau apa yang
sering dilihat manusia sebagai kekayaan harta benda... bukan ! Mungkin itu jugalah salah satu, tapi tidak mesti.
Hendaklah kita memandang dan meyakini bahwa berkat terutama
bagi kita adalah jika kita dipakai oleh Dia mewujudkan maksud-Nya di dunia ini melalui pekerjaan, profesi, dan
seluruh aktifitas kita. Melalui itu semua, Tuhan bekerja memakai kita
memashyurkan nama-Nya serta membawa jiwa kepada Yesus.
Bahkan ketika rasanya kita berada dalam keterbasan dan
kelemahan fisikpun, Allah tetap dapat memakai kita luar biasa melalui
doa-doa kita atau melalui setiap dorongan semangat serta inspirasi yang kita
berikan kepada para sahabat dan kepada setiap orang.
Ketika jalan pagi dan tubuh rasanya sudah letih berjalan,
namun saat berjumpa dengan seorang pemulung sampah, dan dia berkata tulus, “Selamat pagi Pak... semangat Pak !”,
itupun rasanya dapat membangkitkan semangat yang mulai kendur.
Allah sungguh luar biasa dimana Dia memberi dan membuka
kesempatan seluas-luasnya bagi kita untuk menjadi berkat dan memberkati orang
lain. Tinggal sekarang kita pilih saja... apakah kita bersedia atau tidak bersedia...
semestinya bersedia. Rahasia utamanya adalah keintiman kita dengan Tuhan
disertai TAAT dan PATUH kepada firman-Nya.
Selamat belajar.
Selamat bekerja.Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.
Tuhan menyertai dan memberkati kita. Amin.
Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar