Ketaatan dan Berkat

21 Agustus 2018

2 Korintus 9:13-15
Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang, sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu. Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu

Dalam kisah-kisah yang tertulis dalam Alkitab, ada banyak peristiwa dimana dengan adanya hubungan yang intim dengan Tuhan disertai kepatuhan, kerelaan dan ketaatan kepada Tuhan, mendatangkan berkat dan keselamatan bagi orang lain dan juga bagi pelakunya. 

Abraham dalam kerelaannya meninggalkan negerinya dan patuh kepada Tuhan menjadikan dia berkat, bahkan dia dijuluki sebagai bapa orang beriman. Melalui keturunannyalah bangsa-bangsa diberkati. Berkat terutama atau berkat khusus dari Abraham adalah melalui garis keturunannya Yesus Kristus lahir. 

Musa dalam kepatuhan dan ketaatannya kepada pimpinan Tuhan, membuat dia menjadi berkat bagi Israel untuk memimpin bangsa itu keluar dari Mesir. 

Yusuf dalam kepatuhan dan ketaatannya kepada Tuhan untuk tidak menceraikan Maria yang telah mengandung, membuat dia akan diingat sepanjang masa secara lahiriah sebagai ”ayah” Tuhan Yesus. 

Bahkan Yesus sendiri karena kepatuhan-Nya dengan rela disalib membuat manusia yang percaya dan menerima-Nya, tidak  binasa melainkan beroleh hidup kekal. Ketika Tuhan Yesus dalam doa-Nya berkata dalam Lukas 22:42, "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi", maka inilah titik tolak keselamatan kita.

Tentu begitu juga dengan Rasul Paulus yang menuliskan ayat di atas. Dia adalah teladan kita.

Dari kisah-kisah ini jelas terlihat adanya benang merah antara kepatuhan dan berkat. Orang yang berseru kepada Tuhan disertai ketaatan dan kepatuhan kepada pimpinan-Nya, akan dipakai oleh-Nya menjadi berkat bagi sesamanya, bahkan dia sendiri akan menerima berkat itu. 

Berkat tidak mesti dalam bentuk kemakmuran atau apa yang sering dilihat manusia sebagai kekayaan harta benda... bukan ! Mungkin itu jugalah salah satu, tapi tidak mesti. 

Hendaklah kita memandang dan meyakini bahwa berkat terutama bagi kita adalah jika kita dipakai oleh Dia mewujudkan maksud-Nya di dunia ini melalui pekerjaan, profesi, dan seluruh aktifitas kita. Melalui itu semua, Tuhan bekerja memakai kita memashyurkan nama-Nya serta membawa jiwa kepada Yesus. 

Bahkan ketika rasanya kita berada dalam keterbasan dan kelemahan fisikpun, Allah tetap dapat memakai kita luar biasa melalui doa-doa kita atau melalui setiap dorongan semangat serta inspirasi yang kita berikan kepada para sahabat dan kepada setiap orang. 

Ketika jalan pagi dan tubuh rasanya sudah letih berjalan, namun saat berjumpa dengan seorang pemulung sampah, dan dia berkata tulus, “Selamat pagi Pak... semangat Pak !”, itupun rasanya dapat membangkitkan semangat yang mulai kendur. 

Allah sungguh luar biasa dimana Dia memberi dan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi kita untuk menjadi berkat dan memberkati orang lain. Tinggal sekarang kita pilih saja... apakah kita bersedia atau tidak bersedia... semestinya bersedia. Rahasia utamanya adalah keintiman kita dengan Tuhan disertai TAAT dan PATUH kepada firman-Nya.

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan memberkati kita. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN

KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB

11 April 2024   KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB   Beberapa hari ini kita dimarakkan dengan viralnya video yang menayangkan wawancara den...