29 Desember 2018
Kisah Para Rasul 11:26
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu
tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu
untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Kristen adalah sebutan untuk orang-orang
yang percaya kepada Yesus. Kini sangat banyak gereja-gereja dengan ritual
kebaktian yang berbeda-beda.
Kristen juga menjadi sebuah agama, dan agama Kristen adalah salah
satu agama yang diterima dan disyahkan oleh negara kita di Indonesia.
Tentu kita patut bersyukur karena Tuhan
memakai gereja-Nya untuk membuat orang bertumbuh mengenal Yesus.
Hanya saja kita diingatkan kembali bahwa
Kristen adalah sebutan. Bukan
sebutan itu yang penting, tetapi bagaimana kita menjadi pribadi yang
sedemikian, sehingga memang sebutan itu pas dan cocok untuk kita... bahwa kita
telah lahir baru dan terus bertumbuh
menjadi murid Yesus yang setia dan taat.
Teringat bagian sebuah lagu sekolah minggu:
Gereja
bukanlah gedungnya
Dan
bukan pula menaranya
Bukalah
pintunya
Lihatlah
isinya
Gereja
adalah orangnya
Ya... kita yang percaya kepada Yesus adalah
Kristen... kita adalah gereja.
Tentu penting membangun gedung gereja dan
bangunlah sebesar-besarnya kalau jemaat mampu untuk membangunnya sebagai sarana untuk bersekutu dan memuji
Tuhan. Namun tetap kita harus sepakat bahwa asset Tuhan bukanlah gedung, tetapi manusia.
Di beberapa belahan dunia ini ada banyak
gereja besar. Kagum kita melihatnya. Tapi di mana orangnya?
Kini banyak gereja besar dan indah itu
menjadi tempat turis. Orang di dalamnya kebanyakan berfoto ria. Ketika melihat
masuk ke dalam, tidak ada pujian dan penyembahan di dalamnya. Jangan-jangan
orang yang dulu membangun gereja itu menangis karena gereja yang dia bangun
telah berubah fungsi.
Gereja yang dulu dibangun bertujuan menarik
orang kepada Yesus, kini berubah menarik orang ke dalamnya untuk foto-foto
berdecak kagum akan kebesaran gedungnya... bukan mengagumi Tuhan. Selain itu sudah banyak gereja-gereja yang kosong dijual karena kosong dan tidak terawat.
Sedih...
Begitulah bisa terjadi bagi setiap gereja
jika arahan hati kita bukan kepada manusia, tetapi semata-mata kepada gedung.
Betapa sering orang yang berkebaktian di
tempat lain menceritakan betapa besarnya gereja yang dia kunjungi, lengkapnya
alat musiknya, bagusnya mimbarnya, indahnya toga pendetanya, banyaknya orang
kebaktian di situ, ruangannya yang nyaman, khotbah pendetanya yang mantap, dan
sebagainya.
Akan tetapi pertanyaannya yang penting adalah:
Berapa
banyak murid yang bertumbuh di situ?
Berapa banyak yang sedia dan setia
melakukan penginjilan sehingga banyak petobat baru untuk dilakukan tindak
lanjut?
Apakah pemimpin dan jemaatnya memiliki
visi?
Berapa banyak anak sekolah minggu dan kaum
muda yang dilatih di situ untuk siap menjadi pemimpin masa depan gereja?
Berapa banyak jemaatnya berhati missi?
Ini
yang terlupakan!
KEGAGALAN
kita sebagai orang Kristen sering adalah berjuang untuk disebut-sebut, dan lupa
atau lalai atau enggan melakukan apa yang disebut Tuhan.
Mestinya kita sadar ini... dan bertobatlah!
Kita harus kembali kepada tujuan semula...
untuk apa gereja dibuat dan diijinkan Tuhan ada?
Mengapa kita disebut sebagai Kristen
seperti sebutan yang mula-mula di Antokhia itu?.
Biarlah kita menjawabnya dengan berkata
untuk bermissi... sekali lagi bermissi dengan VISI Amanat Agung Kristus.
Kita akan ditanyakan Tuhan nanti soal ini.
Sebelum kita ditanya Tuhan, maka baiklah kita bertanya kepada diri kita
sendiri... sudahkan kita lakukan?
Jawabannya sungguh penting untuk mamastikan
apakah gereja yang sedang kita bangun kelak akan menjadi sarana orang untuk
berfoto-foto, ataukah akan terus bergema menyuarakan HATI ALLAH.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.
Tuhan Yesus beserta kita. Amin.
Salam dan doa,
Alamta
Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar