17-Mei-2017
Roma 9:21
Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk
membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia
dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?
Kita sedang dan terus-menerus ditempa Allah untuk mencapai
maksud-Nya. Kita diumpamakan bagaikan segumpal tanah liat di hadapan tukang
periuk yang akan dibentuk menjadi sesuatu yang berguna.
Persoalan kita sering adalah apakah kita mau dan siap
dibentuk? Dalam proses pembentukan itu kita mengalami berbagai bentuk situasi
yang mungkin kita tidak sukai tapi harus ditempuh. Semakin kompleks dan rumit
prosesnya, bentuk akhirnya akan semakin baik. Bila singkat saja, maka hasilnya
biasa saja.
Sampai dimana kita bersedia hidup kita dibentuk Tuhan?
Masihkah bentukan tangan Tuhan kita rasakan atau sudah
berhenti ?
Apakah kita sendiri merasa jenuh dan berkata cukup dengan bentukan Tuhan?
Biarlah kita tetap setia dan siap dibentuk Tuhan sehingga
pembentukan hidup kita maksimal dan Tuhan puas
dengan diri kita... Semoga...
Biarlah kutipan lirik lagu ini menjadi ungkapan kerinduan
kita akan bentukan Allah...
Ku tanah liat Kau Penjunan
Bentuklah aku sesuka-Mu
Aku menunggu di kaki-Mu
Para sahabat...
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.
Tuhan menyertai dan memberkati kita senantiasa. Amin.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun – Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar