20-Mei-2017
2 Korintus 12:7-9
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang
luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang
utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan
Iblis itu mundur dari padaku.
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,
sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu
terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun
menaungi aku.
Rasul Paulus dipakai Tuhan sungguh luar biasa. Kalau kita
membaca tulisannya, takjublah kita bagaimana Allah memakai Paulus meletakkan
dasar dan pokok-pokok iman dan pengenalan kita akan Allah dalam pribadi Yesus.
Teladan hidup dan kasihnya kepada jemaat, serta keyakinan dan ketaataannya
kepada Tuhan sungguh tak terbantahkan bersuara
keras memotivasi dan mengajak kita setia kepada Allah.
Akan tetapi Paulus tetaplah manusia biasa sama seperti kita
dalam pergumulannya. Bahkan mungkin deritanya lebih parah. Dia juga tidak luput
dari getirnya masalah hidup.
Allah mengijinkan Paulus mengalami kesakitan
yang disebutkannya sebagai duri
dalam tubuhnya.
Saya beberapa kali mengalami terkena duri... minggu lalu
terkena duri rimbang. Apapun yang sedang saya lakukan tetap saja perhatian ke
situ. Sakitnya luar biasa. Apalagi kalau sudah bernanah. Ingin segera duri itu
dicabut. Begitulah kalau ada duri dalam tubuh. Dan itulah yang dialami
Paulus.
Paulus sudah berdoa agar duri itu dicabut. Tapi keluar
jawaban Tuhan, "Cukuplah kasih
karunia-Ku bagimu..." Artinya duri itu tidak dicabut Tuhan.
Apa yang dialami Paulus yang disebutnya sebagai duri?
Mengapa Tuhan tidak mencabutnya?
Bukankah kalau duri itu dicabut akan membuat Paulus lebih
sehat dan dia bisa labih kuat dan semangat melayani?
Ada banyak lagi pertanyaan kita tentang Paulus ini seolah
kita membela Paulus, dan seolah bertanya-tanya seperti itukah Allah kita?
Namun disinilah diuji salah satu keunggulan pribadi Paulus
yang sudah diubahkan yang harus kita teladani. Paulus menerima putusan Allah
dengan bulat. Sama sekali dia tidak
protes dan tidak demonstrasi kepada Allah. Malah Paulus berkata justru dia
bermegah dalam kelemahannya dengan hadirnya duri ini. Dia merasa dengan
demikian dia akan mengalami kekuatan Tuhan Yesus menaungi dia. Dan dari awalnya
diapun berkata supaya dia tidak meninggikan dirinya... Sungguh ini luar biasa.
Apa duri-duri hidup kita?
Sehebat-hebatnya kita, pastilah ada duri-duri hidup kita.
Ada banyak bentuk duri-duri hidup yang sering menyita
pikiran kita yang menyakitkan... duri memang memberi rasa sakit.
Tapi maukah kita menjadi luar biasa seperti Paulus dengan mengatakan, "Cukuplah kasih karunia Tuhan bagiku. Dengan duri ini aku akan
semakin merasakan dan menikmati kasih-Nya"
Menjadi luar biasa
tidak selalu diukir dengan banyaknya prestasi walau itu penting bagi kita untuk
menunjukkan bahwa kita mampu... tidak!
Namun luar biasa seseorang dari kacamata iman kita adalah
ketika seseorang tetap bertahan dan setia kepada Tuhan di tengah-tengah adanya duri ujian hidupnya. Dia tidak protes
kepada Allah meski pergumulan hidup banyak.
Para sahabat yang kekasih... walau ada duri-duri hidup...
mari kita tetap semangat... semangat... semangat !!!
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.
Tuhan menyertai dan memberkati kita senantiasa. Amin.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun – Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar