Yang Tidak Layak Dilayakkan Tuhan

29 April 2019

Efesus 3:8-9
Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu, dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu.

Rasul Paulus merasa dan menyatakan bahwa dirinya adalah orang paling hina di antara orang-orang kudus... di antara orang-orang yang dipanggil untuk melayani Tuhan.

Kalau dilihat latar belakang Paulus sebelum bertemu Kristus, Paulus memang orang yang sungguh-sungguh menentang Kristus. Dia berupaya betul bagaimana agar jemaat yang percaya kepada Yesus lenyap dan hancur.

Tapi kemudian justru setelah bertemu Yesus, Rasul Paulus berubah total. Paulus dipakai Allah sangat luar biasa membangun jemaat Tuhan. Hidupnya total untuk Allah.

Tuhan dapat memakai semua orang. Orang yang sangat berseberangan dan menentang Kristus, jika percaya dan menerima Dia, dapat dipakai-Nya luar biasa.

Oleh karena itu, siapapun kita, bagaimanapun masa lalu kita dan merasa hinapun kita dan merasa tidak layak, Allah sungguh bermurah hati menerima dan dapat memakai kita luar biasa.

Selagi masih ada waktu dan terbuka kesempatan, marilah kita mempersembahkan diri dan hidup kita untuk menjadi duta-duta Kristus.

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan memberkati dan menyertai kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Bermegah Dalam Nama Tuhan

28 April 2019

Mazmur 20:6-8 
Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya.
Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita.
Mereka rebah dan jatuh, tetapi kita bangun berdiri dan tetap tegak.

Pada jaman dahulu, kereta dan kuda adalah lambang kegagahan. Kuda dan kereta menjadi kebanggaan, kemegahan dan andalan, terutama di medan perang ketika berlaga.

Pasukan tempur, terlebih pemimpinnya memasuki peperangan dengan menunggang kuda.

Sekarang barangkali lambang kegagahan itu berupa rudal, pesawat tempur, dan sebagainya.

Kitapun sebetulnya sedang berperang dan berlaga di arena pertempuran. Andalan kita bukanlah kuda, kereta dan senjata mutakhir lainnya.

Mengapa?

Sebab musuh kita bukanlah manusia. Kalaupun kita merasa diganggu dan dimusuhi oleh manusia, sesungguhnya musuh kita bukan manusianya, tetapi ada kuasa di balik itu yang tidak tampak oleh mata jasmani.

Musuh utama kita adalah iblis dan anak buahnya yang tidak kelihatan. Oleh karena itu tidak bisa kita kalahkan dengan kuda dan kereta. Iblis tidak bisa ditundukkan oleh senjata buatan manusia semutakhir apapun itu.

Efesus 6:12
Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Musuh kita itu hanya dapat ditembus dan ditundukkan oleh Tuhan.

Oleh sebab itu marilah kita andalkan Tuhan agar kita menang dalam arena perang kita masing-masing.

Yakobus 4:7 
Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!

Mari kita hidup mengandalkan Tuhan.

Selamat Hari Minggu.
Selamat beribadah.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati dan menyertai serta memberi kemenangan hidup. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Tidak Tahan Untuk Memberitakan Injil

27 April 2019

Kisah Para Rasul 4:20
Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.

Petrus dengan keyakinan penuh menyampaikan kabar keselamatan kepada semua orang dari berbagai kalangan.

Petrus mengatakan tidak mungkin baginya untuk tidak menyaksikan/memberitakan apa yang telah dia lihat dan rasakan di dalam Yesus. Tidak mungkin baginya untuk tenang dan nyaman diam-diam saja. Dia harus becerita tentang Yesus.

Bagaimana dengan kita?

Apakah kita adem-adem saja merasa cukup sudah diselamatkan?

Apakah kita terus membuat hubungan dan jembatan dengan orang yang belum percaya, agar pada saat yang tepat mereka menerima Yesus?

Atau paling tidak mereka dapat mendengar siapa Yesus. Soal apakah mereka percaya atau tidak, itu adalah pekerjaan Roh Kudus. Tuhan akan berurusan dengan keputusan setiap orang secara pribadi. Namun bagian kita adalah berkata-kata memberitakan Injil keselamatan.

Yang tak kalah penting juga saat ini adalah peran kita untuk mengingatkan dan menghangatkan Injil di kalangan kita sendiri. Agar setiap pribadi tidak hanya aktif begitu-begitu saja dengan banyaknya kegiatan dan program yang tampaknya rohani, tetapi mereka juga sungguh diyakinkan dan yakin akan  KEBENARAN INJIL sebagai DASAR.

Dalam setiap situasi, biarlah kita juga berkata seperti Petrus, "Tidak mungkin bagiku untuk tidak berkata-kata tetang apa yang telah kurasakan di dalam Yesus!"

Selamat berlibur.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan menolong kita dalam menyaksikan Injil kepada orang-orang sekitar kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Memiliki dan Menikmati

26 April 2019

Pengkhotbah 3:13
Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.

Bayangkanlah bila kita memiliki tempat tidur yang baik, namun kita tidak bisa tidur nyenyak. 

Bayangkan pula orang memiliki taman yang penuh bunga indah, namun dia tidak bisa melihat karena buta.

Bayangkan lagi ada orang memiliki mobil mewah, tetapi jika dia naik mobil itu, kepalanya langsung terasa pusing.

Buat apa itu semua?
Memiliki tapi tidak bisa menikmati. 

Hidup ini tidaklah cukup dengan hanya memiliki sesuatu sebagai pemberian Tuhan, namun tidak ada kuasa untuk menikmatinya.

Oleh karena itu bersyukurlah kita walau mungkin kita hanyalah memiliki sedikit, namun kita dapat menikmati sepenuhnya apa yang kita punya.  

Ingatlah juga bahwa apapun yang ada pada kita, semuanya itu dari Tuhan asalnya. Semua pemberian Tuhan. Akan tiba saatnya entah kapan... kita akan melepaskan dan meninggalkan apa yang ada pada kita. Mungkin itu diwariskan, mungkin itu habis sebelum kita dipanggil pulang, dan sebagainya. 

Hendaklah sukacita kita bukan bergantung kepada apa yang kita merasa memiliki, namun sukacita kita bergantung kepada kita ini milik SIAPA... kita milik Tuhan.

Mari kita menikmati hubungan kita yang baik dan indah dengan Tuhan, sebab itulah yang abadi.

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan memberkati dan menyertai kita untuk menikmati segenap pemberiannya. 

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Apa Yang Anda Minta Kepada Tuhan?

25 April 2019

1 Raja-raja 3:10 
Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian.

Apa yang Salomo minta dan doakan kepada Tuhan adalah baik di hadapan Tuhan.  Artinya adalah bahwa Salomo meminta apa yang tepat kepada Tuhan. Akhirnya Tuhan malah memberi lebih melampaui apa yang diminta Salomo.

Bagaimana dengan doa-doa kita kepada Tuhan?

Meski kita tidak tahu dan tidak mendengar langsung apa kata Tuhan tentang permintaan kita, namun biarlah hati Tuhan tersentuh dengan doa-doa kita, dan kiranya Tuhan juga akan berkata, "Adalah baik permintaanmu anak-Ku!"  

Kita meyakini bahwa Tuhan sangat memahami apa yang sungguh kita perlu. Tuhan mengerti siapa kita. Karena itu Dia pastilah selalu memberi apa yang terbaik kepada kita. 

Yang penting Tuhan dalam kemuliaan dan kebesaran-Nya selalu merespons dengan berkata: "adalah baik" terhadap apa yang kita pikirkan, apa yang kita doakan, apa yang kita rencanakan, apa yang kita lakukan, dan apa yang kita harapkan.

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan memberkati dan menyertai kita. Biarlah Tuhan berkenan atas segenap doa-doa kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Ungkapan Hati Memuji Tuhan

24 April 2019

Mazmur 103:2-4
Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,
Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.

Dengan apa sering hati seseorang terasa tersentuh?
Salah satunya adalah jika kita memberi dukungan dan pujian yang tulus.

Allah sungguh tidak berubah oleh apapun. Namun pujian dan rasa hormat yang berkenan kepada Allah sungguh dapat menyentuh hati-Nya.

Pujian kita kepada Allah berdampak besar bagi kita sendiri. Kita dapat merasa damai dan bersukacita manakala kita memuji-muji Dia dengan segenap hati.

Pujian yang dinaikkan kepada Allah dapat merubah hati yang keras menjadi lembut.

Sesungguhnya pujian yang tulus datang dari orang-orang yang mau belajar merendahkan hatinya di hadapan manusia, terlebih di hadapan Allah.

Oleh karena itu, Mazmur 103:2-4 di atas adalah juga merupakan ungkapan hati kita... betapa kita dengan segenap hati rindu memuji Tuhan dalam seluruh situasi kita. Kita selalu akan ingat kebaikan-Nya. Sebab Dia telah menebus hidup kita dari lubang kubur. Dia juga memahkotai kita dengan kasih setia serta rahmat-Nya.

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan memberkati dan menyertai kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Nilai Tebusan yang Sangat Mahal

23 April 2019

1 Petrus 1:18-19
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Emas atau perak adalah harta yang mahal. Terlebih pada masa lampau, banyaknya emas yang dimiliki menjadi simbol kekayaan seseorang. Sekarangpun banyak orang menyimpan hartanya dalam bentuk emas.

Emas juga sering dipergunakan sebagai alat untuk mengukur harga atau nilai barang lainnya. Emas jadi standar. 

Tuhan Yesus menebus kita bukan dengan emas atau perak, tetapi nilai tebusan kita lebih dari itu. Darah Yesus yang mahal membebaskan kita. 

Hal itu berarti status kita amat sangat tinggi melebihi emas yang kita nilai tinggi. Nilai kita sifatnya kekal, tidak fana seperti emas.

Marilah kita berterima kasih dan bersyukur kepada Yesus yang telah menebus dan mengangkat kita lebih tinggi dari emas dan perak.

Karena harga kita sudah begitu amat tinggi, maka marilah kita hidup sebegitu rupa sesuai dengan status kita, sehingga kemuliaan Kristus nampak dari dalam diri kita. 

Biarlah hidup kita bersinar... dan bersinar terus !!!

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan memberkati dan menyertai kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Berbahagialah Walau Tidak Melihat, namun Percaya

22 April 2019

Yohanes 20:28-29   Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"
Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Tomas yang selalu bersama Yesus dengan murid-murid lain, tidak percaya akan kebangkitan Yesus.

Tomas membuat suatu pernyataan sebagai syarat agar dia percaya; dia ingin melihat bekas paku itu di tangan Yesus dan mencucukkan jarinya ke situ.

Pada saat Yesus bertemu dengan Yesus, dimana Yesus memperlihatkan bekas paku itu kepada Tomas dan memasukkan jarinya ke dalamnya, barulah Tomas sungguh percaya dan berkata, "Ya Tuhanku dan Allahku!"

Bagaimana dengan kita?

Kita tidak melihat langsung bekas paku itu pada Yesus... namun Yesus berkata, "... ... Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Puji Tuhan... sama bobotnya, sama bahagianya, dan sama berkatnya antara kita dengan Tomas... bahwa kita berbahagia jika kita percaya akan kebangkitan Yesus.

Walau kita tidak melihat bekas paku itu, namun jika kita percaya dan berkata seperti Tomas,   "Ya Tuhanku dan Allahku!" kepada Yesus... maka sungguh amat berbahagialah kita.

Bagi semua orang yang telah menerima Yesus, keyakinan akan kebangkitan Yesus adalah sukacita, kekuatan dan dasar pengharapan kita... dan memang sungguh bahwa Yesus telah bangkit !

Kiranya kebangkitan Yesus membangkitkan semangat kita untuk tetap setia ikut Yesus dan melakukan Amanat Agung-Nya dalam Matius 28:18-20:
Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan memberkati dan menyertai kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Hai Maut, Dimanakah Sengatmu!

21 April 2019

1 Korintus 15:55
Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"

Hal yang selalu paling ditakuti orang adalah maut... kematian. Hal ini adalah sifat alami manusia. Ada misteri besar di balik kematian bagi banyak orang.

Akan tetapi syukur bagi kita sebab Kristus telah bangkit.
Kebangkitan-Nya adalah kemenangan.
Kebangkitan-Nya sungguh melegakan, sebab setiap orang percaya kelak akan dibangkitkan dari kematian.

Mungkin saja sifat alami kita masih belum hilang sepenuhnya... kita masih saja merasa takut mati.
Atau sebagian kita memang sudah tidak takut lagi mati?

Tidak apalah... tidak perlu kita polemikkan dan tak perlu kita persoalkan sifat alami itu, meski memang masih ada atau sudah hilang.

Yang jelas Yesus sudah bangkit. Dia sudah mengalahkan apa yang paling kita takutkan. Kiranya hal ini semakin mengurangi sifat alami kita akan ketakutan tentang kematian.

Dengan kebangkitan Kristus, kita juga dapat  bersorak sorai menyerukan  kemenangan seperti Rasul Paulus katakan:
HAI MAUT DI MANAKAH KEMENANGANMU?
HAI MAUT DI MANAKAH SENGATMU?

Dengan kebangkitan Kristus berati:
• Maut telah kalah total oleh Yesus.
• Maut tidak lagi berkuasa atas kita yang telah menerima Dia
• Kita juga kelak akan dibangkitkan.

Karena itu marilah kita bersyukur dan berterima kasih kepada Yesus.

Sebagai tanda terima kasih kita, isilah seluruh hidup kita dengan hal-hal yang berarti. Kita haruslah hidup bermakna. Sikap dan karakter kita dibentuk. Kita hidup berkarya dengan mengembangkan seluruh talenta dan bakat yang Tuhan beri, serta karunia rohani yang dianugerahkan Allah.

Kebangkitan kita sudah dipastikan oleh kebangkitan Kristus. Jangan ragu dan jangan takut lagi!

Sebagaimana kebangkitan kita sudah dipastikan oleh kebangkitan Yesus, maka selama masih di dunia ini; pastikanlah diri kita menjadi bagian dari agen perubahan positif bagi semua orang dengan peran kita masing-masing apapun itu.

Sahabatku yang terkasih...
SELAMAT PASKAH ! !

Tuhan Yesus yang telah bangkit menyertai dan memberkati kita senantiasa.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Darah Kristus Menebus Dosa dan Mempersatukan

20 April 2019

Efesus 2:13
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

Oleh kasih karunia Tuhan, di masa lalu saya dipertemukan dengan seseorang yang menolong saya untuk percaya dan menerima Yesus, serta bertumbuh secara pribadi mengenal Kristus.

Di tengah ketidaklayakan, oleh kasih karunia Tuhan pula, saya diberi kesempatan untuk menolong orang-orang menerima Yesus secara pribadi, serta membantu mereka bertumbuh mengenal Kristus.

Baik orang yang menolong saya maupun orang-orang yang saya tolong, sebelumnya tidak saling kenal satu sama lain. Berasal dari latar belakang berbeda dalam suku, adat, kebiasaan, dan lain-lain. Namun di dalam Kristus sudah dekat seperti saudara kandung sendiri. Sungguh indah !

Di dalam Kristus kita menjadi saudara... sedarah. Darah Kristus yang telah tumpah dan terkucur di kayu salib tidaklah hanya sebagai penebus dosa saja, tetapi sekaligus menjadi penyatu dan perekat di antara kita.

Terlebih indah lagi adalah bahwa persaudaraan kita bukan hanya di bumi bulat ini saja, tetapi berlanjut sampai selama-lamanya. Kekal dan abadi di Kerajaan Surga.
Puji Tuhan ! !

Oleh sebab itu mari kita semakin erat satu sama lain. Marilah kita saling menolong untuk bertumbuh semakin mengenal Kristus.

Yohanes 13:34-35 
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

Selamat berlibur.
Selamat menjelang Paskah.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan memberkati kita senantiasa. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Yesus Menyerahkan Nyawa-Nya

19 April 2019

Lukas 23:46
Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.

Perkataan Tuhan Yesus yang terakhir dari salib adalah seruan menyerahkan nyawa-Nya kepada Allah Bapa.

Apa yang termahal dari seseorang?
Yang termahal dari manusia adalah nyawanya. Itulah yang diserahkan Yesus untuk hutang nyawa kita.

Sesungguhnya Tuhan Yesus bebas memberi atau tidak memberi nyawa-Nya. Kalau tidak Dia berikan, maka tidak ada keselamatan bagi kita. Akan tetapi Dia dengan kasih-Nya yang sempurna rela menyerahkan-Nya, sehingga kita selamat.

Kerelaan Yesus memberikan nyawa-Nya merupakan rancangan Allah. Walaupun sungguh menakutkan dan mengerikan, tapi Yesus merelakan itu. Yesus dengan sikap tunduk menyatakan hal itu saat-saat akan ditangkap di Taman Getsemane. Yesus berdoa kepada Allah Bapa dalam Lukas 22:42,
"Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."

Apa yang Yesus berikan sungguh teramat mahal. Dia yang tak berdosa menanggung segenap dosa-dosa kita....
2 Korintus 5:21
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Yesus sudah memberikan yang termahal dan terbaik, lantas apa yang kita akan lakukan?, dan
apa yang kita akan persembahkan kepada Dia?
Mari kita renungkan, dan jawablah pertanyaan tersebut ! !

Selamat beribadah Jumat Agung.

Tuhan Yesus Kristus beserta kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

"Sudah Selesai!"

18 April 2019

Yohanes 19:30
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Apapun tugas atau tanggung jawab serta pekerjaan... apalagi tugas itu besar, berat, penuh risiko dan sangat penting... maka  saat yang paling indah dan melegakan adalah ketika semua itu SELESAI dengan tuntas.

Tuhan Yesus berseru di tengah besarnya tugas-Nya untuk misi keselamatan kita, seruan-Nya dari salib, "SUDAH SELESAI."

Ingat kembali apa yang dikatakan Tuhan Yesus dalam doa-Nya dalam Yohanes 17:4, "Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya,"  Yohanes 19:30 itulah penggenapannya.

Dengan demikian, maka:
• Pekerjaan Yesus yang dirancang Allah sesuai nubuat para nabi sudah digenapi.
• Hutang dosa kita sudah LUNAS dibayar Kristus.
• Terjadi perdamaian dan pemulihan hubungan antara Allah dengan kita manusia berdosa.

Dari pihak Allah SUDAH SELESAI apa yang direncanakan-Nya bagi kita, maka:
• Apakah kita sudah menyambut sepenuhnya apa yang sudah diselesaikan Yesus?
• Apakah juga kita akan menyelesaikan apa yang Dia suruh?

Marilah kita fokuskan hidup kita, agar apa yang sedang kita lakukan setiap hari dalam seluruh tanggung jawab, pekerjaan dan aktifitas hidup kita berhubungan dengan rencana Allah atas dunia ini.

Biarlah kita menjadi bagian dari rencana Allah yang indah atas dunia ini meskipun hal itu adalah sebuah titik saja... tak apalah !. Yang penting titik sambung.

Biarlah kita juga di ujung hidup kita nanti, kapanpun itu... dalam kemenangan iman, kita juga akan dimampukan berkata: "Sudah selesai !"
S e m o g a  ! ! !

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menolong dan menguatkan kita senantiasa hingga hidup kita selesai. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

"Aku Haus!"

17 April 2019

Yohanes 19:28 
Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia — supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci —: "Aku haus!"

Perjuangan Yesus dari Taman Getsemane hingga dipaku di kayu salib sungguh amat berat secara fisik.

Biasanya seseorang yang telah bekerja keras, perasaan haus muncul. Ingin rasanya segera minum. Menahan rasa haus sering terasa amat berat.

Seperti itulah yang dialami Yesus... sangat berat. Apalagi darah sudah terlalu banyak keluar dari tubuh-Nya. Juga didahului oleh banyaknya tetesan keringat ketika bergumul dalam doa-Nya.

Yesus sangat kekurangan cairan dalam tubuh-Nya, sehingga sangat wajar jika Dia berkata, "Aku haus!"

Tuhan Yesus memang sangat menderita secara fisik. Dia betul-betul memiliki sifat alami juga. Dia tidak memakai kuasa-Nya untuk bebas dari kesakitan yang amat serius parah.

Kehausan Yesus tidak dari sisi fisik. Juga Yesus menderita dari dalam batin, dan ini sebetulnya lebih menyakitkan.

Ketika Yesus berseru dalam seruan ke-4 dengan berteriak, "Eli, Eli, lama sabakhtani?", Yesus merasa ditinggalkan, Dia merasa sepi sendiri, Dia rasakan kesakitan seperti apa yang dialami oleh seorang kaya dalam siksaan setelah mati, dimana dia berkata, "Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. (Lukas 16:24)

Begitulah yang dialami Yesus. Dia sangat haus dari segenap sisi demi kita. Demi keselamatan kita, Dia berkata, "Aku haus!"

Oleh karena itu mari kita turut merasakan kehausan Yesus. Dengan kata yang sama... haus;
• mari kita haus dan rindu ke hadirat Allah,
• mari kita haus akan firman-Nya,
• mari kita haus melakukan kehendak Tuhan.

Terpujilah Yesus Tuhan kita.

Selamat mengikuti pesta domokrasi dengan melakukan kewajiban dan hak politik kita sebagai anak Tuhan dan warga negara Indonesia yang baik.

Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menolong dan memberkati kita senantiasa.

Tuhan melindungi bangsa kita.
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Sangat Menyakitkan Terpisah dari Allah

16 April 2019

Matius 27:46 
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Sejak ditangkap, Tuhan Yesus diolok-olok dan diperlakukan sadis. Dia dihina dan diejek... diperlakukan amat buruk tidak manusiawi.

Menghadapi itu semua, Yesus amat sangat kuat dan tegar. Dia tidak meminta dibelaskasihani. Dia tidak minta ditangisi. Dia tidak mengeluh. Luar biasa!

Namun ada satu momen di kayu salib, dimana Tuhan Yesus berseru dengan nyaring mengungkapkan perasaan-Nya. Yesus merasa ditinggalkan oleh Allah Bapa karena dosa ditimpakan kepada Yesus.

Dalam posisi itu, sepertinya terjadi keterpisahan  antara Yesus dengan Allah Bapa. Keterpisahan tersebut melampaui kesakitan fisik dan derita badani yang sedang diderita Yesus di kayu salib. Mengerikan terpisah dari Allah Bapa... karena itu Tuhan Yesus berteriak.

Teriakan Yesus mewakili teriakan kita oleh sebab dosa yang melekat dalam diri kita. Dosa membuat kita terpisah dari Allah.

Artinya adalah bahwa apapun derita kita, tidak ada derita lebih hebat daripada ditinggalkan terpisah dari Allah... Yesus saja berteriak tidak kuat terpisah dengan Allah Bapa-Nya!

Sahabat... apapun derita kita saat ini... kuatkanlah hati ! Tetaplah bersabar ! Sebab Tuhan beserta kita. Kita sudah dipulihkan oleh karena percaya dan telah menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi. Kita tidak lagi terpisah dari Allah. Itu janji-Nya.

Karena Allah menyertai kita, semestinyalah kita tetap kuat dan teguh dalam hal apapun yang sedang dialami.
Puji Tuhan !!

Sehebat apapun status seseorang, setinggi apapun posisinya... jika di luar Yesus, sebetulnya jiwanya sedang merana berteriak dalam kengerian. Sebab mereka terpisah dari Allah. Ujung dan akhir hidup mereka dalam hukuman kebinasaan kekal.

Adalah tugas kita untuk memberitakan kabar baik berita keselamatan dalam Yesus, agar jiwa mereka berhenti berteriak betapa mengerikannya terpisah dari Allah.

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menolong dan menguatkan kita senantiasa. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Perintah dari Salib untuk Saling Mengasihi

15 April 2019

Yohanes 19:25-27 
Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena.
Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.

Ayat-ayat di atas merupakan ucapan  yang ketiga Tuhan Yesus dari kayu salib.

Teringat dulu ketika masih kecil waktu saya sakit, terdengar sayup-sayup ibuku berkata, "Maunya saya saja yang sakit, janganlah anakku ini!"
Kalau saya ingat ini, saya rindu dengan ibuku yang sudah tiada. Betapa baiknya engkau ibuku...

Hal yang lebih luar biasa terjadi dengan Maria ibu Yesus. Pastilah perasaan Maria sebagai ibu Yesus sangat hancur melihat buah hatinya menderita dihukum tergantung di kayu salib. Hati Maria sangat tergoncang.

Sebagai seorang ibu, Maria pasti yakin bahwa Yesus tidak bersalah apa-apa. Maria mengenal Yesus yang dilahirkannya. Ibu Yesus sangat melihat keagungan dan keluhuran hati Yesus.

Dan kini di hadapannya fakta terjadi bahwa Yesus dihukum mati. Maria pasti memberontak hatinya dan mungkin hendak protes. Tapi apalah daya seorang ibu sederhana tak memiliki kuasa untuk menolak apa yang sedang dia lihat di hadapannya.

Dalam keadaan seperti itu, Yesus yang sedang tersiksa dengan kucuran darah membasahi seluruh tubuh-Nya menenangkan hati ibu-Nya.

Di tengah penderitaan  badani dan siksaan batin yang dahsyat, Yesus memikirkan Maria, ibu-Nya. Juga Yesus memperhatikan murid-Nya. Dari kayu salib Yesus mempedulikan kebutuhan masa depan ibu-Nya dan para murid-Nya dalam jalinan kebersamaan.

Perkataan Yesus tersebut mengingatkan bahwa Dia peduli dengan kita. Justru karena Dia peduli dengan kitalah alasannya mengapa Dia disalib.

Perkataan Yesus kepada ibu dan murid-Nya itu mengingatkan agar kita saling menerima satu sama lain sebagai orang-orang yang telah ditebus;
• agar kita bersatu,
• agar kita menjalin kebersamaan dengan teguh dan utuh,
• agar kita saling menjaga,
• agar kita saling memperhatikan,
• agar kita saling membangun dan,
• agar kita saling menguatkan.

Oleh sebab itu hal penting menjadi renungan kita pagi ini adalah: apakah perkataan Yesus ke-3 dari kayu salib itu terus menerus terjadi dan berkembang di antara kita?
Semoga semua kita berkata, "Ya... saya siap dan berupaya lakukan itu demi dan dalam nama-Mu"

Puji Tuhan ! !

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menolong dan menguatkan kita untuk hidup dalam kebersamaan. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

RENUNGAN

KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB

11 April 2024   KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB   Beberapa hari ini kita dimarakkan dengan viralnya video yang menayangkan wawancara den...