Yohanes 19:28
Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai,
berkatalah Ia — supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci —: "Aku
haus!"
Perjuangan Yesus dari Taman Getsemane hingga dipaku di kayu salib
sungguh amat berat secara fisik.
Biasanya seseorang yang telah bekerja keras, perasaan haus muncul.
Ingin rasanya segera minum. Menahan rasa haus sering terasa amat berat.
Seperti itulah yang dialami Yesus... sangat berat. Apalagi darah sudah
terlalu banyak keluar dari tubuh-Nya. Juga didahului oleh banyaknya tetesan
keringat ketika bergumul dalam doa-Nya.
Yesus sangat kekurangan cairan dalam tubuh-Nya, sehingga sangat wajar
jika Dia berkata, "Aku haus!"
Tuhan Yesus memang sangat menderita secara fisik. Dia betul-betul
memiliki sifat alami juga. Dia tidak memakai kuasa-Nya untuk bebas dari
kesakitan yang amat serius parah.
Kehausan Yesus tidak dari sisi fisik. Juga Yesus menderita dari dalam
batin, dan ini sebetulnya lebih menyakitkan.
Ketika Yesus berseru dalam seruan ke-4 dengan berteriak, "Eli,
Eli, lama sabakhtani?", Yesus merasa ditinggalkan, Dia merasa sepi
sendiri, Dia rasakan kesakitan seperti apa yang dialami oleh seorang kaya dalam
siksaan setelah mati, dimana dia berkata, "Bapa Abraham, kasihanilah aku.
Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan
menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. (Lukas
16:24)
Begitulah yang dialami Yesus. Dia sangat haus dari segenap sisi demi
kita. Demi keselamatan kita, Dia
berkata, "Aku haus!"
Oleh karena itu mari kita turut
merasakan kehausan Yesus. Dengan kata yang sama... haus;
• mari kita haus dan rindu ke
hadirat Allah,
• mari kita haus akan firman-Nya,
• mari kita haus melakukan
kehendak Tuhan.
Terpujilah Yesus Tuhan kita.
Selamat mengikuti pesta domokrasi dengan melakukan kewajiban dan hak
politik kita sebagai anak Tuhan dan warga negara Indonesia yang baik.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.
Tuhan menolong dan memberkati kita senantiasa.
Tuhan melindungi bangsa kita.
Amin.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar