1 Korintus 9:18
Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh
memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai
pemberita Injil.
Upah atau gaji adalah salah satu pertimbangan penting bagi banyak orang
dalam memilih pekerjaan. Tentu ini adalah wajar sebab memang pastilah orang
ingin penghasilannya sebanyak mungkin. Coba sajalah lihat, ketika ada
pemberitahuan adanya kenaikan gaji, maka para pegawai menjadi senang.
Sifat alami manusia seperti itu sering terbawa juga ke dalam kehidupan
rohani, dimana upah atau gaji atau persembahan kasih menjadi ukuran ketika
seseorang melayani.
Memang dalam profesi, level keprofesionalan seseorang sering tergambar
dengan berapa honorariumnya. Namun dalam hal rohani tidaklah demikian.
Rasul Paulus menegaskan tentang apa upahnya dalam dia melayani.
Bahwa bagi Paulus, Allah beri dia waktu dan kesempatan serta
kepercayaan untuk melayani/menginjili... itu sudah merupakan upah. Kalau ada
pemberian lain berupa persembahan tertentu, itu adalah bonus atau merupakan
tanda kasih.
Upah utama kita sesungguhnya
adalah adanya orang-orang yang kita layani tetap setia dan bertumbuh serta
berbuah dalam iman dan panggilannya... ini adalah UPAH BESAR yang tidak
dapat dinilai dengan apapun... lebih besar dari segepok uang dalam amplop.
Sebab itu, di tengah kesibukan kita bekerja, mari kita lebih
sungguh-sungguh menunaikan pelayanan kita kepada Tuhan melalui pelayanan kepada
orang-orang yang Tuhan percayakan kepada kita.
Selamat berlibur
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.
Tuhan menyertai dan menguatkan kita untuk memberitakan kabar baik.
Amin
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar