Jangan Tawar Hati


6 September 2019

Efesus 3:13   
Sebab itu aku minta kepadamu, supaya kamu jangan tawar hati melihat kesesakanku karena kamu, karena kesesakanku itu adalah kemuliaanmu.

Rasul Paulus rela dan bersedia menderita yang dia katakan tersesak... demi untuk kemajuan jemaat. 
Luar bisa Paulus!

Melihat kesesakan yang dialami Paulus, mungkin ada jemaat yang menjadi takut, was-was dan khawatir. Jemaat menjadi tawar hati. 

Mungkin jemaat takut terkena dampak dari kesulitan yang dialami Paulus. Sebab itu Paulus menasihati: jangan tawar hati!

Meski di tengah-tengah getir dan pahitnya perasaan Rasul Paulus, dia selalu memberi kekuatan. Dia seolah tak peduli dengan dirinya. Seolah dia telah mati rasa.

Mengapa Rasul Paulus bisa seperti itu?

Mungkin ada banyak jawaban kita.

Salah satu yang saya terpikir sebagai jawabannya adalah: karena Rasul Paulus meyakini dan merasakan bahwa Allah peduli dengan Paulus... Allah mengerti Paulus.

Kita juga dimampukan meneladani jejak Rasul Paulus dan berkata seperti ucapannya dalam Efesus 3:13, dimana:
• kita tetap dapat memberi semangat kepada setiap orang,
• kita rela hidup sesak demi orang,
• kita seolah tak berhak apa-apa demi kemajuan orang,
• kita rela memberi diri, waktu, pikiran,
• kita tak hitung-hitungan hidup melayani,
• kita rindu berbuat apa yang benar dan baik walau tak dihargai.
Semua itu jika kita yakin dan rasakan bahwa Allah peduli dan Allah mengerti akan kita, dan sungguh benar bahwa memang DIA peduli dan mengerti akan kita!
P u j i  T u h a n ! !

   Allah peduli
   Allah mengerti
   *... ... ... ... ... ...*
   *... ... ... ... ... ...*
   Sebab Allah mengerti
🎡🎼🎢🎷🎸🎻🎹

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan memberkati kita. 
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Berseru dan Berserah


5 September 2019

Yeremia 33:3
Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.

Banyak perkara yang tidak kita mengerti dengan sekitar kita, maupun dengan diri kita. 

Apa yang akan terjadi hari ini dan besok serta hari-hari selanjutnya, sesungguhnya tidak kita ketahui. 

Selain kita tidak mengetahui akan hari-hari kita, tentu kita juga tidak memiliki kekuatan menentukan hidup kita.

Adalah baik dan seharusnyalah kita merencanakan hidup kita. Kita harus serius dan sungguh-sungguh dengan hidup ini. Kita harus bekerja keras. Akan tetapi bila itu saja... tidak cukup!

Kita harus melibatkan Tuhan sepenuhnya dalam semua cita-cita, harapan dan apa yang mau kita capai. 

Sebetulnya bukan hanya melibatkan Tuhan, tetapi menyerahkan seluruhnya kepada Tuhan. Tuhan menjadi KEPALA atas hidup kita.

Untuk itu, Allah melalui nabi Yeremia menyuruh kita untuk berseru kepada-Nya.   

Berseru dan berserah kepada Tuhan adalah hal yang sering sulit kita lakukan; 
• Mungkin karena kita merasa diri mampu.
• Mungkin karena kita lupa. 
• Mungkin karena kita tidak yakin akan kuasa Allah. 
• Mungkin karena kita merasa Allah itu abstrak
• Mungkin karena ... ... ... 

Atau mungkin karena apa yang kita rencanakan tidak sesuai dengan kehendak-Nya? 
Tentu kitalah yang tahu itu semua.

Dengan berseru kepada Tuhan, maka Dia akan memberikan hal-hal besar yang tak terpahami dan tidak diketahui oleh kita. 

Hal-hal besar tersebut adalah menyangkut rencana dan proyek-Nya terhadap dunia ini. Itulah sebetulnya yang BESAR. Lebih besar dari cita-cita, rencana dan proyek hidup kita.

Apakah rencana dan cita-cita hidup kita nyambung dengan MEGA PROYEK ALLAH atas dunia ini?

Alangkah indahnya kalau jawaban kita: YA! dan AMIN !

Untuk itu, mari kita merapat dan berseru kepada Tuhan, agar hidup kita yang hanya sekali saja ini tidak sia-sia, tetapi sungguh-sungguh berarti dan bermakna, sebab kita berjalan dalam skema Allah. Itulah kehendak Allah bagi kita yang mesti kita tangkap.
P u j i   T u h a n  ! !

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat melayani.

Tuhan memberkati kita yang senantiasa berseru kepada-Nya.
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Jika Tuhan Menyuruh - Lakukan Saja


4 September 2019

Lukas 5:4-7 
Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.

Simon Petrus memiliki pengalaman dan jam terbang yang tinggi dalam menangkap ikan. Dia tahu seluk beluk dimana ikan berada dan bagaimana menjalanya. 

Meski Petrus tidak sekolahan, layaklah dia tampil sebagai pembicara tunggal mempresentasikan cara menangkap ikan dalam "Seminar Sehari" tentang tema menjala ikan."

Namun suatu hari, sepanjang malam Simon Petrus dan timnya tidak berhasil menangkap ikan. Mereka sudah lelah.

Di tengah kelelahan mereka, Tuhan Yesus menyuruh menyebarkan jalanya kembali ke suatu tempat yang dalam.

Mendengar apa kata Yesus, mungkin dia setengah hati menanggapinya. Antara percaya dan tidak percaya dan kurang bergairah, Petrus mau mencobanya juga. Mungkin Petrus berpikir, "Yah... coba sajalah, siapa tahu nanti berhasil..."

Yang menarik dari respons Petrus adalah ketika dia berkata, "... ... ..., tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." 

Akhirnya betul: Simon Petrus dengan orang-orangnya sungguh berhasil menangkap banyak ikan, sampai-sampai jala mereka koyak. Mungkin melalui koyaknya jala itu, ada ikan yang terlepas. Mereka malah minta bantuan ke perahu lain untuk menolong, dan hampir tenggelam perahu mereka itu sakin banyaknya ikan tangkapan mereka... luar biasa!

Mungkin kita memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman. Dalam hal itu, mungkin apa kata Yesus seolah tak sejalan dengan apa yang kita tahu dan apa yang pernah kita alami. 

Tetapi marilah kita taat kepada apa kata Yesus dengan berkata seperti Simon Petrus, "... ... ..., tetapi karena Engkau menyuruhnya..."
Lantas lakukanlah!
Sederhana!

Akan terjadi perkara luar biasa dalam hidup kita ke depan jika kata-kata Petrus itu menjadi salah satu kata-kata kunci hidup kita.

Marilah kita berseru, "Tuhan Yesus... karena Engkau menyuruhnya... aku mau melakukannya"

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus menolong dan memberkati kita untuk melakukan apa yang Dia suruh.
Amin.

Teriring salam dan doa.
Alamta Singarimbun-Bandung

Bergembira Dalam Pekerjaan


3 September 2019

Pengkhotbah 3:22
Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?

Bagaimana suasana yang kita alami dalam pekerjaan dan kesibukan kita setiap hari?

Mungkin kita merasa tertekan karena hasil kurang memuaskan. Mungkin juga perasaan tertekan karena target yang tinggi. Mungkin juga ada hubungan kerja yang kurang baik dengan rekan sekerja. Mungkin juga karena pangkat atau jabatan yang diinginkan belum dapat. 

Banyak lagi hal lain yang berpotensi membuat kita tertekan. Semua itu membuat semangat dan sukacita hilang... bahkan prestasi kerja turun.

Mari kita sejenak beri waktu merenungkan firman Tuhan, seraya berdoa kepada-Nya untuk meminta jalan keluar. Bila ada hal baik dan positif kita masih dapat lakukan, lakukanlah dengan baik.

Mari kita bersyukur sebab Tuhan masih beri kesempatan bagi kita untuk bekerja dan berkarya. Lakukan saja apa yang terbaik yang masih bisa kita lakukan tanpa harus membanding-bandingkan diri dengan orang lain.

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat melayani.

Allah Bapa menyertai kita dalam seluruh aktifitas kita.
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Sebagai Anak-Anak Allah


2 September 2019

1 Yohanes 3:1
Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.

Kita disebut sebagai anak-anak Allah... tentu ini hal yang menyenangkan dan menenteramkan, sebab itulah status kita.

Status kita sebagai anak-anak Allah, merupakan hal yang tersembunyi bagi dunia ini. Sama seperti ketika kita berada dalam keramaian, di pesta penikahan misalnya, mungkin kita tidak tahu bahwa di situ yang sedang antrian makanan di sebelah kita, mungkin ia adalah anak seorang pejabat tinggi, atau sebentar lagi dia akan diangkat menjadi pejabat. 

Begitulah kita tidak dikenal oleh orang-orang sekitar kita berhubungan dengan status kita sebagai anak-anak Allah. 

Satu sisi yang penting tentunya adalah agar kita hidup sesuai status kita. Apa yang erat melekat dengan diri kita, itulah hendaknya mewarnai setiap tindakan dan perbuatan kita, sehingga ketika orang menyadari atau tahu siapa kita dan apa yang kita yakini,  membuat mereka tertarik dan memuliakan Kristus yang hidup dalam kita. Dan boleh jadi hal itu sebagai jembatan bagi mereka untuk percaya dan menerima Kristus secara pribadi.

Oleh sebab itu, dengan menyandang status anak-anak Allah, mari kita terus semakin mengenal Yesus, dan juga memperkenalkan Yesus melalui sikap hidup (afirmasi), dan kata-kata kita (proklamasi).

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat melayani.

Allah Bapa menyertai kita.
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Menanggalkan Beban Meringankan Langkah Berlomba


1 September 2019

Ibrani 12:1
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

Cepatnya kita dapat melangkah bergerak, salah satu penentunya adalah besarnya beban yang kita bawa. 

Ada selalu penghambat perjalanan hidup kita. Ada gesekan atau friksi melawan arah gerak kita yang harus dilawan dan diatasi. 

Friksi itu semakin berat saja terasa jika beban bertambah, sesuai rumus simpel:
      f = N u

Agar penghambat atau friksi (f)  terasa lebih ringan, penulis kitab Ibrani mengatakan agar kita menanggalkan beban yang tak perlu dibawa... perkecillah faktor N (= mg)

Untuk itu, Tuhan Yesus menawarkan dengan berkata di dalam Matius 11:28,
 "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."

Juga beban terasa berat karena besarnya koefisien gesekan (u) dengan sekitar atau lingkungan kita. Mungkin (u) itu adalah faktor luar berupa perbuatan, perkataan atau sikap negatif orang yang tak bisa kita terima. Hal itu sering sangat mengganggu pikiran dan hati kita. 

Terlebih mungkin faktor gesekan (u) itu adalah faktor internal dalam diri sendiri, dan itu malah lebih berat, yaitu dosa tersembunyi yang belum dilepas, belum diakui di hadapan Tuhan, atau merasa belum diampuni Tuhan, atau berulang terus, dan sebagainya. 

Rasul Yohanes berkata dalam 1 Yohanes 1:8-10,  
"Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita."

Dengan memperkecil friksi hidup (f), maka kita dapat masuk dalam arena perlombaan hidup di wilayah masing-masing, namun bukan lomba pintar, bukan lomba kaya, bukan lomba jabatan, bukan lomba fisik, bukan lomba popularitas, bukan lomba cari perhatian, bukan lomba kedudukan dalam gereja atau dalam pelayanan, atau lomba lain yang berakibat kompetisi dan persaingan yang menghasilkan kata menang atau kalah... Bukan itu !
Jauhilah diri dari hal itu !... buanglah! 
Itu ditentang Tuhan!

Jadilah kuat di dalam Kristus. Untuk itu mari kita saling membangun dan bergandengan tangan ke depan... ke arah yang Tuhan kehendaki.

Selamat Hari Minggu.
Selamat Beribadah.
Selamat Melayani.

Tuhan memberi kekuatan dan semangat baru kepada kita berupa gaya dorong untuk mengalahkan friksi yang sedang kita alami. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Dikenal Sebagai Pengikut Kristus


31 Agustus 2019

Kisah Para Rasul 4:13 
Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.

Berdasarkan ayat di atas, kita dapat bayangkan Petrus dan Yohanes yang dikatakan tidak terpelajar. Mereka bukan orang sekolahan, tetapi dipilih, dilengkapi dan dipakai Tuhan Yesus menjadi hamba-Nya.

Kinipun, ketika kita mendengar nama Petrus dan Yohanes ini, rasanya jiwa kita ikut tergetar dan kagum kepada Tuhan Yesus yang dapat memakai Petrus dan Yohanes yang tak terpelajar. 

Petrus dan Yohanes menggetarkan pemimpin agama dan orang-orang Yerusalem lainnya akan kebenaran lnjil. 

Getaran yang dilakukan Petrus dan Yohanes itu telah menjadi sumber gelombang yang merambat melalui berbagai medium hingga sampai ke kita saat ini. 

Getaran itu akan terus merambat hingga kedatangan-Nya.

Apakah kita orang tak terpelajar, atau kita dianggap orang terpelajar... sama saja, semua kita dapat dipakai Tuhan untuk bergetar melanjutkan getaran Petrus dan Yohanes dalam mengabarkan kabar baik tentang keselamatan di dalam Yesus Kristus. Kita harusnya dikenal sebagai pengikut Kristus.

Ibarat gelombang yang merambat ke segala arah dari sebuah titik getar, kitapun harusnya menjadi bagian dari kumpulan titik yang sedang bergetar dan merambatkan getaran itu ke segala arah sesuai talenta, karunia dan panggilan kita oleh Tuhan. 

Yang penting kita harus sefasa, seirama, dan ada harmoni. Jangan saling tabrakan, jangan saling menghapus, jangan saling menyalahkan, jangan saling membinasakan

Yang penting sebagai pengikut Kristus tentunya adalah: ajarkan apa yang benar, sesuai perintah Yesus.
Jangan melenceng!
Jangan buat distorsi! 
Kita harus terbuka. Ajaran kita harus siap dikontrol dan dapat diuji kebenarannya oleh firman Tuhan, sehingga sesuai dengan Amanat Agung Kristus. Bergantunglah kepada hikmat dan pimpinan Roh Kudus.

Mari kita bersama-sama bergetar dan teruslah bergetar tanpa henti oleh tuntunan firman Allah dan panduan Roh Kudus, maka kita disebut dan dikenal sebagai pengikut Kristus.

Selamat berlibur.
Selamat beraktivitas.
Selamat melayani.

Tuhan menolong dan menguatkan kita untuk bergetar... menggetarkan Amanat Agung-Nya. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Merendahkan Diri


30 Agustus 2019

Efesus 3:8
Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu

Ketika kita merasa dan menempatkan diri kita labih baik, atau paling baik dibanding orang lain, hal itu sering merupakan awal hancurnya hubungan baik.

Akibat lain adalah kita tidak dapat menikmati sepenuhnya anugerah Allah, bahkan boleh jadi kita tidak meyakininya, padahal hidup ini semuanya adalah kasih karunia dan semata-mata oleh belas kasih Allah.

Kita belajar dari Rasul Paulus yang dalam pengenalannya akan Kristus, menempatkan dan mengatakan dirinya paling hina.  

Mungkin Paulus ingat dan terkenang hidupnya yang dulunya terhilang, namun telah berjumpa dengan Yesus Yang Mulia. 

Ketika dia melihat Yesus, dia memandang dirinya rendah dan hina. Sikap inilah menjadi titik tolak dan manjadi dasar, sehingga Paulus dapat dipakai Kristus sepenuhnya menjadi utusan dan duta-Nya.

Janganlah merasa minder dan jangan rendah diri, serta jangan merasa tidak berdaya ketika berhadapan dengan setiap orang di dunia ini. Juga tentunya jangan merasa lebih hebat dan lebih mampu, sebab semua kita sama saja... sama-sama manusia ciptaan Allah. 

Akan tetapi ketika kita memandang Tuhan Yesus di dalam hadirat-Nya, marilah kita menundukkan diri dan hati serendah-rendahnya... agar kita dapat meyakini, merasakan, dan menikmati anugerah-Nya yang sungguh amat sangat luar biasa. Kita butuh itu. Itulah dasar yang kuat jika kita mau dan ingin dipakai-Nya menjadi duta-Nya.

Mari kita ikuti teladan Paulus dengan pernyataannya dalam Efesus 3:8.
P u j i   T u h a n   ! ! !

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktivitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus menolong kita untuk merendahkan hati di hadapan-Nya. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Check List Pesan Hidup


29 Agustus 2019

1 Raja-raja 2:1-4
Ketika saat kematian Daud mendekat, ia berpesan kepada Salomo, anaknya:
"Aku ini akan menempuh jalan segala yang fana, maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki.
Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju, dan supaya TUHAN menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel.

Di hari tuanya ketika Daud merasa sudah dekat dengan hari kematiannya, pesannya kepada anaknya, Salomo, sungguh merupakan pesan hidup bagi kita semua, dan juga merupakan pesan hidup kepada keturunan kita... yang harus kita sampaikan.

Beberapa pesan tersebut, antara lain:
• agar kita menguatkan hati,
• bertindak seperti laki-laki yang kuat... dapat memimpin diri dan bersemangat,
• melakukan kewajiban dengan baik,
setia kepada Tuhan,
• hidup menurut jalan Tuhan,
taat kepada ketetapan Allah.

Biarlah pesan Daud itu menjadi check list dalam hidup kita. Hal itu menjadi  manual dan self control atas semua sikap dan tindakan kita.

Dari pihak Tuhan... DIA akan menggenapi segenap janji-Nya. 
Jangan ragu!
Percayalah!

Untuk itu, mari kita saling mendukung, saling mendoakan, dan saling membangun. 

Bila kita bersama Tuhan dan di antara kitapun ada saling memperhatikan, bukan saling menuntut, dan bukan saling mencerca, maka check list tersebut akan berjalan dengan baik dan normal adanya... dan ini adalah hal yang luar biasa yang mestinya menjadi kerinduan kita bersama.
S e m o g a  ! ! !

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktivitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Kerinduan Pada Hadirat Tuhan


28 Agustus 2019

Mazmur 130:6
Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.

Pengalaman ketika ikut ronda di malam yang dingin, walau ada banyak disediakan konsumsi, tapi yang paling dirindukan adalah agar malam segera berakhir, dan pagi segera datang, sehingga bisa segera pulang ke rumah istirahat.

Berdasarkan pengalaman tersebut, maka Mazmur 130:6 di atas dapat lebih dihayati. 

Alangkah indahnya di hadapan Tuhan jikalau seperti itu kerinduan jiwa kita berharap akan Dia... untuk bertemu Dia... untuk rindu berdoa... untuk meneduhkan hati merenungkan firman-Nya, terlebih melakukan perintah-Nya.

Mari kita lakukan itu. Biarlah sebelum kita melakukan seluruh aktivitas dan kesibukan yang telah menanti, kita melakukan perjumpaan khusus dengan Tuhan dalam saat teduh kita masing-masing. Jangan lewatkan saat-saat indah bersama Allah Bapa kita... agar jiwa kita segar dan dikuatkan.

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktivitas.
Selamat melayani.

Tuhan beserta kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Mencari Penghiburan?..


27 Agustus 2019

Mazmur 119:76
Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.

Dewasa ini, salah satu usaha yang menjanjikan adalah bisnis hiburan dan makanan, atau kombinasinya. Kaum muda banyak yang tertarik mengambil segmen ini sebagai profesinya.

Karena persaingan hidup semakin ketat dalam berbagai segi, membuat orang merasa butuh hiburan plus makanan, sehingga banyak cara yang dipikirkan orang agar hati terhibur. Mereka bersedia membayar mahal. Jadi bertemu sudah para pebisnis dengan orang yang membutuhkan.

Sesungguhnya Tuhan yang mampu memberi kekuatan yang dapat membesarkan hati dan menghibur jiwa kita. Mungkin cara ini kurang diminati orang dan kurang populer, padahal itulah cara terbaik dan kita butuh itu.

Biarlah di tengah kesibukan kita, di tengah semakin banyaknya pikiran dan beban hidup yang membuat batin serasa sesak, hati kita dipenuhi dan dibesarkan dengan penghiburan dari Tuhan Yesus Kristus.

Mazmur 94:19
Apabila bertambah banyak pikiran dalam batinku, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku.

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktivitas.
Selamat melayani.

Tuhan senantiasa menolong, menguatkan dan menghibur kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Berilah Aku Pengertian


26 Agustus 2019

Yohanes 3:4
Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"

Ayat di atas merupakan bagian dari percakapan Nikodemus dengan Tuhan Yesus. Banyak hal yang dapat dipelajari dari pertanyaan Nikodemus tersebut.

Walau Nikodemus seorang cendekiawan yang pintar, namun dalam kapasitasnya sebagai manusia, Nikodemus sulit mencerna apa yang Tuhan Yesus katakan. 

Dalam hal ini, satu sisi positif yang kita dapat belajar dari Nikodemus adalah bahwa Dia tulus bertanya. Nikodemus terbuka untuk bertanya apa yang dia tidak pahami. 

Walau Tuhan Yesus sepertinya merendahkan Nikodemus yang kebingungan, tapi pastilah juga Yesus menghargai Nikodemus. Itulah sebabnya Yesus memberi penjelasan  tuntas. Yesus tidak mengabaikan pertanyaan Nikodemus.

Tentulah banyak hal-hal yang tidak/belum kita pahami tentang keyakinan dan iman kita kepada Yesus. Banyak hal yang belum bisa kita cerna dari apa yang Yesus ajarkan.

Apakah kita mau rendah hati seperti Nikodemus untuk belajar kepada Kristus?

Mazmur 119:73
Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku, berilah aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu.

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktivitas.
Selamat melayani.

Tuhan menolong kita untuk dapat rendah hati belajar kepada-Nya. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Berbahagialah yang Kesukaannya Firman Tuhan


25 Agustus 2019

Mazmur 1:1-2 
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Ada seorang sahabat yang sangat suka mancing. Kemanapun dia pergi, tak lupa selalu membawa seperangkat alat pancing beserta umpannya. Sekilas tampak repot, tapi yang namanya hobby... tidak masalah baginya. 

Begitupun kalau berbicara, asal temanya tentang memancing ikan, dia selalu semangat berbicara soal itu. 

Apa yang kita suka?

Apa yang kita sukai akan terus berada dalam hati dan pikiran. Bila ada waktu senggang, kita akan lakukan itu. Bahkan jika kita sibuk dan repotpun, kita akan adakan waktu untuk itu. Yang kita sukai akan menjadi prioritas... menjadi hobby... menjadi kebiasaan. Tak akan pernah habis kausa kata kita bila berbicara dengan apa yang kita suka. 

Bagaimana dengan firman Tuhan?
Apakah kita suka?
Apakah bila kita sibuk atau sedang repotpun,  kita tetap adakan selalu waktu untuk merenungkan firman-Nya?

Pamazmur katakan berbahagia orang yang merenungkan firman Tuhan siang dan malam. Siang dan malam artinya setiap waktu... dalam pertukaran waktu... dari waktu ke waktu.

Firman Tuhan membuat iman kita subur bertumbuh dan itu sangat perlu. Firman Tuhan membuat kita kuat. Firman Tuhan menyegarkan pikiran dan jiwa. Tentu inipun juga sering ada hubungannya dengan kesehatan fisik kita juga.

Karena itu jangan lewatkan hari-hari kita tanpa diisi oleh kebenaran firman Allah. 

Hari inipin mari kita bergegas melangkah ke Rumah Tuhan untuk mendengar dan merenungkan firman-Nya.

Selamat Hari Minggu.
Selamat beribadah.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan memberi damai serta sukacita kepada segenap kita.
Amin

Salam dan doa, 
Alamta Singarimbun-Bandung

Jangan Tawar Hati Menjalani Hidup


24 Agustus 2019

Amsal 24:10
Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.

Pengalaman ketika akan berjalan kaki melewati sebuah ketinggian... tubuh terasa lemas. Muncul perasaan kuatir. Takut tidak mampu. Nafas rasanya satu-satu ke luar ngos-ngosan. Padahal belum dijalani. Sudah jatuh mental duluan. Dada terasa sesak. Tubuh menggigil disertai keringat dingin.

Begitulah kita menelusuri hidup ini. Banyak bukit untuk dinaiki dan lembah untuk dilalui. Masa-masa sesak dan saat-saat sulit pasti pernah kita alami. Bahkan mungkin saat ini sedang kita alami itu. Kedepanpun akan kita alami.

Wujud bukit dan lembah kesesakan mungkin dalam bentuk masalah keluarga, kesehatan, karir, usaha, hubungan dengan orang lain, pelajaran, dan sebagainya.

Masa-masa sulit dan sesak tidak mungkin dihindari, tapi harus kita dihadapi. Untuk itu perlu kekuatan. Kekuatan itu dapat hilang dan kita tidak berdaya bila kita tawar hati. 

Tawar hati merupakan perasaan yang ada di hati dan pikiran kita. 

Musuh berat kita terkadang bukanlah masalah yang harus kita hadapi, tetapi musuh berat kita adalah diri sendiri yang penuh khawatir dan ketakutan menghadapi masalah.

Masalah akan selalu ada... tak pernah habis. Untuk itu diri kitalah yang harus siap. Jalan keluar terbaik adalah yakin dan percaya kepada Tuhan. 

Paling tidak... ada tiga hal yang akan Tuhan lakukan jika kita yakin dan percaya kepada-Nya...
• Yang pertama adalah: Dia akan menguatkan kita, Dia akan memberi semangat baru. 
• Yang kedua adalah: Tuhan akan memberi hikmat dan cara serta kiat untuk menghadapi dan memecahkan masalah. 
• Yang ketiga adalah: Tuhan akan terlibat membuat objek masalah kita menjadi lebih ringan untuk dihadapi. Ibarat kita harus mengangkat besi, dimensinya mungkin tak berubah, tapi seolah massa jenisnya dibuat Tuhan mengecil, atau gaya gravitasinya disesuaikan dengan kemampuan kita. Ini tidak masalah bagi Tuhan.

Sahabat..., mari kita tetap erat, dekat dan melekat di dalam Kristus. Hidup kita di dalam Yesus menjadi jaminan kita untuk tidak sesak nafas menjalani hidup yang serba rumit ini.

Selamat berlibur.
Selamat beraktivitas.
Selamat melayani.

Tuhan beserta kita selama-lamanya. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Menguasai Diri dan Tekun Berdoa


23 Agustus 2019

1 Petrus 4:7
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.

Waktu berjalan bukan hanya sekedar cepat, tapi ngebut. Hal tersebut mungkin membuat kita gelisah karena begitu-begitu saja hidup kita dari hari ke hari. 

Kegelisahan itu mungkin disebabkan karena ada banyak tanda tanya "mengapa" dalam diri kita;
• Mengapa capaian kita belum memuaskan? 
• Mengapa hidup rasanya statis begini terus?
• Mengapa kita tertinggal dari orang-orang? 
• Mengapa orang lain lebih baik, padahal kita bekerja lebih keras?
• Mengapa orang yang saya kasihi dipanggil Tuhan dari hidupku?
• Mengapa ... ... ... ...?

Kita butuh jawaban atas pertanyaan kita, namun kita merasa tidak mampu menjawabnya. Orang lainpun rasanya tidak memuaskan memberi jawaban pasti.

Untuk itu mari kita sejenak merenungkan nasihat Petrus agar kita dapat menguasai diri, menjadi tenang dan tak perlu gelisah. Kita diajak untuk menguasai diri dan tekun berdoa

Biarlah hati tenang membuat kita dapat berdoa. Dengan berdoa hati kita semakin ditenangkan. Teruslah seperti itu laksana bola salju... semakin membesar karena bergulir tanpa henti.

Mari kita menjalani hidup yang sebentar ini dengan damai dan bahagia menikmati apa yang Tuhan beri. 

Hidup bahagia tidak ditentukan seberapa besar dan seberapa banyak kita merasa memiliki, tetapi sejauh mana kita ikhlas dapat menguasai diri dan seberapa intens kita berdoa mendekatkan diri kepada Allah Bapa yang penuh kasih.

Selamat belajar
Selamat berkarya
Selamat melayani

Tuhan Yesus menolong dan memberkati kita.
Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Pengharapan Adalah Sauh

22 Agustus 2019

Ibrani 6:19
Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir.

Kapal yang berhenti di tengah laut harus menjatuhkan sauh atau jangkar ke laut agar kapal tersebut tidak bergeser terbawa arus atau gelombang. Walau kapal itu goyang-goyang, tapi tidak akan berpindah tempat.

Kita senantiasa berada dalam gelombang tantangan hidup dan berbagai arus pencobaan. Gelombang dan arus itu tidak dapat kita hilangkan. Tidak dapat kita hindari. Sebab begitulah sifat dan keadaan dunia di mana kita ditempatkan. 

Yang dapat kita lakukan adalah memiliki sauh atau jangkar yang kuat dan pakailah itu.

Sauh dan jangkar kita adalah pengharapan. Bagi kita yang percaya, pengharapan adalah keyakinan akan kegenapan segenap janji-janji Allah yang akan terjadi kepada kita. Kata lain dari pengharapan adalah iman.

Pengharapan dan iman kita tempatkan dalam posisi yang tepat, yaitu di dalam Tuhan Yesus.

Seberapa besar dan seberapa hebatpun gelombang-gelombang hidup kita yang membuat kita berguncang dan bergoyang-goyang... membuat kita sedih dan pilu... membuat banyak air mata keluar... membuat kita menangis dan merintih... tak apalah ! Tetaplah miliki sauh dan jangkar dan kaitkan atau ikatkan itu pada Yesus. Kita akan aman... percayalah!

Arus dan gelombang itu hanyalah di dunia ini saja sebelum kita ke SANA yang kekal. Anggap saja arus dan gelombang itu Tuhan ijinkan dan hadirkan agar kita tetap berpegang dan bergantung kepada Dia.

Sahabat... mari kita lanjutkan dan jalani lagi hidup kita yang terasa berat ini dengan memiliki jangkar dan sauh yang dilabuhkan pada Yesus Tuhan kita.

Selamat belajar
Selamat berkarya
Selamat melayani

Tuhan Yesus sebagai tempat terikatnya sauh dan jangkar kita... menolong dan memberkati kia.
Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Kita Memiliki BAPA

21 Agustus 2019

2 Korintus 1:3
Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan.

Bagi orang yang masih memiliki ayah, mungkin tidak terlalu memahami atau tidak terlalu merasakan betapa berharganya seorang ayah... sehingga kadar penghargaan terhadap ayah kurang.

Dalam usia seperti ini, sering teringat kenangan yang indah akan ayah yang telah tiada. Terkadang pula ada perasaan "iri" melihat teman-teman sebaya yang masih memiliki ayah.

Tapi bersyukurlah, bahwa kita yang percaya di dalam Kristus, memiliki BAPA yang kekal... ALLAH BAPA di Surga. 

Kita memiliki Bapa yang kekal... 
Bapa yang berkuasa... 
Bapa yang penuh rahmat... 
Bapa yang penuh belas kasih... 
Bapa yang berempati... 
Bapa yang mengendalikan segala sesuatu....

Bagi kita yang masih memiliki ayah, mari kita hargai ayah kita dengan sungguh-sungguh.

Bagi kita yang telah menerima Kristus, mari kita menghormati dan menyembah Allah Bapa kita. Serahkan hati kepada-Nya. Biarlah Allah Bapa di depan kita, dan kita berjalan mengikut dan mengiring Dia.

_BAPA KU BERTERIMA KASIH_
_KASIHMU-MU MELIMPAH DI HIDUPKU_
_BAPA KU BERTERIMA KASIH_
... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ...
🎹🎻🎺🎸🎷🎢🎡🎼🎀

Selamat belajar
Selamat berkarya
Selamat melayani

Allah Bapa melindungi dan memberkati kia.
Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Lakukan Lebih Bersungguh-sungguh Lagi


20 Agustus 2019

1 Tesalonika 4:1  
Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.

Sering sekali dalam banyak hal kita kehilangan semangat, jenuh, bosan, dan sebagainya. Hal itu membuat capaian kita tidak maksimum, bahkan ada yang sampai gagal.

Kejenuhan kita juga sering timbul dalam melayani. Pada saat-saat awal sangat antusias, tetapi oleh penyebab tertentu semangat mengendur.   

Rasul Paulus mengingatkan agar kita tetap memiliki semangat, bahkan lebih bersungguh-sungguh lagi. Agar hidup kita berkenan kepada Tuhan.

Untuk itu mari sejenak meneduhkan diri untuk merenung memeriksa diri... 
Bagaimana kondisi kita saat ini? 
Apakah semangat kita sedang surut dan mundur dalam bekerja, belajar, berbuat kebajikan,  melayani, dan sebagainya?

Dengan meminta hikmat dan pertolongan Tuhan, mari tetap melihat jauh ke depan untuk berbuat sebaik mungkin apa yang dapat kita lakukan sesuai panggilan dan kehendak-Nya atas kita.

Roma 12:11
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Selamat bekerja
Selamat belajar
Selamat melayani

Tuhan beserta kita untuk tetap memiliki semangat juang dalam misi dan panggilan-Nya. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Berseru Kepada Tuhan


19 Agustus 2019

Mazmur 3:4-6 
Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.
Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku!
Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku.

Salah satu mungkin yang paling berat yang harus dihadapi Daud dalam hidupnya adalah menghadapi apa yang dilakukan anaknya sendiri: Absalom. Absalom melakukan kudeta. 

Sabagai raja yang berkuasa tentulah Daud memiliki pasukan yang mampu menumpas Absalom dan sekutunya. Apalagi Daud memiliki jam terbang yang tinggi dalam dunia perang, tentulah tidak sulit bagi Daud untuk melawan. Ingatlah juga kehebatan Daud dalam laga mengalahkan Goliat.

Namun Daud berseru kepada Tuhan dengan nyaring. Nyaring bukanlah identik dengan suara keras, tetapi menunjukkan berharap dengan sungguh-sungguh. Sebab yang harus dihadapi adalah anak sendiri... dilema... serba salah. Menangpun jadi persoalan... kalah juga  mala petaka. Pilih mana?

Dalam hal itulah Daud berserah kepada Tuhan. Dalam penyerahannya kepada Tuhan, Daud memiliki hati yang tenang... dia dapat tidur dan dapat bangun dengan damai, walau situasi sulit. Daud tidak takut kepada puluhan ribu yang sedang menyerang.

Kita juga mungkin sedang dalam posisi sulit. Mungkin keyakinan kita sedang diserang dan diobok-obok oleh orang-orang yang sok pintar yang gagal paham. Mungkin juga ada dilema dalam pekerjaan, keluarga, pergaulan, bahkan mungkin dalam pelayanan kita diperlakukan tidak adil justru oleh orang yang tahu banyak firman yang selalu berkhotbah di mimbar kehormatan. 

Tidak apa-apalah.... 

Hal utama dan pertama yang harus kita lakukan adalah berseru kepada Tuhan seperti Daud. 
Sudahkah kita lakukan?

Dengan berseru kepada Tuhan, maka Allah Bapa kita akan memberi hikmat surgawi untuk menuntun kita dalam melakukan apa yang semestinya kita lakukan. Kita harus percaya ini.

Bahwa serta dengan Allah
Kita lakukan perkara yang besar
Bahwa serta dengan Allah
Kita hadapi semua..
🎼🎢🎷🎺🎸🎻🎹🎀

Selamat bekerja
Selamat belajar
Selamat melayani

Tuhan beserta kita selama-lamanya.
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Orang Menajamkan Sesamanya


18 Agustus 2019

Amsal 27:17
Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.

Dalam perjalanan lewat tol malam hari tadi, mata sudah mengantuk. Tak kuat melawannya. Untuk itu butuh istirahat sejenak di rest area.

Setelah sebentar istirahat, perjalanan dilanjutkan. Mata tetap saja masih terasa berat ngantuk, apalagi jalan sepi. 

Namun ketika ada sorotan lampu dari belakang, membuat mata terjaga. Untunglah mobil tersebut berlaku baik. Dia mengikut dari belakang dengan menyesuaikan kecepatan. 

Ada juga mobil lain yang menyusul dan melampaui dengan santun. Karena itu, ditambahlah kecepatan dan diikuti oleh mobil sebelumnya. 

Dengan beriringan, tanpa terasa, akhirnya sampai di tujuan dengan selamat dengan tubuh yang bugar. 
Puji Tuhan!

Dari pengalaman sederhana ini, saya diingatkan betapa indahnya hidup ini jika kita saling mendukung dan saling menolong. Kita membangun kolaborasi untuk maju bersama sampai tujuan, bukan saling bersaing dan jangan saling menjatuhkan.

Seperti Amsal 27:17 katakan, ibarat besi, maka di dalam Kristus, marilah kita saling menajamkan dengat tepat, bukan saling beradu membuat tumpul. Semua itu dimaksudkan agar kita dapat dipakai Tuhan optimum mencapai tujuan-Nya melalui kehidupan kita sesuai peran dan panggilan-Nya terhadap kita.
S e m o g a   ! ! !

Selamat Hari Minggu.
Selamat beribadah.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus senantiasa menyertai dan memberkati kita untuk saling menajamkan. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Merdeka dari Menyalahgunakan Kemerdekaan


17 Agustus 2019

1 Petrus 2:16
Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.

Merdeka artinya: bebas, tidak terikat, dan tidak bergantung kepada sesuatu. 

Seorang yang merdeka dapat menentukan sendiri apa yang dia mau lakukan.

Seorang yang merdeka juga tidak dibatasi oleh pemahaman bahwa dia bebas berbuat apa saja, tetapi dia juga harus memahami bahwa dia harus siap menerima konsekwensi dari setiap apa yang dia lakukan. Inilah namanya kebebasan yang bertanggung jawab.

Kita bersyukur karena telah merdeka dan telah bebas dari dosa-dosa kita; karena dimerdekakan dan dibebaskan oleh Tuhan Yesus. Namun kebebasan kita adalah kebebasan yang bertanggungjawab... kita bertanggungjawab kepada Yesus SANG PEMBEBAS.

Adalah luar biasa bahwa dalam status bebas, kita  merendahkan hati dan penuh kerelaan memperhambakan diri kepada Kristus untuk taat dan tunduk kepada Dia.

Ingatlah bahwa kita bebas memilih apa saja... mau baik, mau setengah baik, mau seperempat baik, mau tidak baik... itu hak kita sepenuhnya. Tapi ingatlah bahwa kita tidak bebas memilih akibat dan konsekwensi dari pilihan kita. Itu hak dan otorotas Allah sepenuhnya. Biarlah ini menjadi rumus dan dalil dalam hidup kita.

Kita juga telah bebas dan merdeka dari kaum penjajah. Tidak banyak di antara kita yang mengalami masa penjajahan dulu. Tetapi kita belajar dari sejarah betapa sulitnya kehidupan pada masa itu.

Para pejuang kita gigih berjuang dan berkorban agar kita merdeka. Dengan rahmat Tuhan, apa yang dilakukan para pahlawan kita... akhirnya berhasil... kita merdeka!

Sebagai anak-anak Tuhan di negeri ini, mari kita menjadi gugus dan agen yang baik untuk berjuang bersama. Itu adalah bentuk ketaatan dan penghormatan kita kepada Tuhan, dan penghargaan kita kepada para pahlawan kita yang gugur di arena perjuangan.

Para sahabat... 
Ada dua hal  penting untuk kita lakukan, yakni:
1. Sebagai warga Kerajaan Allah yang taat, marilah kita hidup sebagai orang merdeka untuk melakukan kehendak dan Amanat Agung Tuhan Yesus.
2. Sebagai warga negara Indonesis yang baik, marilah kita sebagai orang merdeka menjadi bagian dari  orang-orang yang berjuang untuk kemajuan dan kejayaan bangsa kita.

Tuhan memberkati kita.
Tuhan memberkati Indonesia.

Dirgahayu...
Selamat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

*M E R D E K A   ! ! !*
*M E R D E K A   ! ! !*
*M E R D E K A   ! ! !*

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun- Bandung

Tenang, Tuhan Empunya Segalanya


16 Agustus 2019

Mazmur 24:1-2_  
Mazmur Daud. TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

Tuhan yang memiliki bumi ini dan semua isinya. Tentu saja bukan hanya bumi ini, tetapi alam semesta ini, bahkan Kerajaan Surga juga. Sungguh amat luas dan besar... tak berhingga. Dia menciptakan-Nya. Itulah Allah Bapa kita.

Oleh karena itu, kita bersyukur, meski kita merasa tak punya apa-apa dan memang kita sebetulnya tidak memiliki apa-apa. Semua hanyalah titipan belaka.

Para sahabat, bagaimanapun situasi dan kondisi kita saat ini, bahkan saat akan datang... jangan kecil hati dan jangan juga menganggap orang lain kecil. Biarlah kita bersukacita dan optimis melalui hari-hari kita dengan senantiasa mengarahkan hati kita kepada Tuhan Allah yang Maha Besar.

Tuhan akan selalu memperhatikan kita. Percayalah! Masalah kita adalah sering sulit meyakini pemeliharaan dan perlidungan-Nya.

Selamat bekerja.
Selamat berkarya.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus menyertai dan memberi kekuatan bagi kita untuk meyakini kebesaran-Nya. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Berkomitmen


15 Agustus 2019

Daniel 1:8
Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.

Memandang dan memahami apa yang dilakukan Daniel dalam teks ayat di atas, bukanlah sekedar soal makanan atau minuman. Kata kuncinya sebetulnya adalah berketetapan.

Berketetapan adalah berkomitmen. Komitmen adalah keputusan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Kata lain adalah tekad.

Sesuatu yang baik akan terjadi atau diperoleh jika ada komitmen. Mungkin sesuatu itu berupa upah, hasil, dan sebagainya. Atau sesuatu yang baik itu adalah kesan atau pesan hidup kita kepada orang lain. 

Pesan dari hidup kita yang membuat orang berubah dan bertumbuh dalam pengenalan akan Yesus, jauh lebih penting dan mulia daripada sekedar hasil-hasil dan perolehan hidup untuk dinikmati sendiri. Inipun suatu komitmen yang hanya sedikit orang saja mengambilnya.

Cita-cita, kerinduan dan harapan kita sering kandas di awal atau pertengahan, atau bahkan sudah mendekati garis akhir; oleh karena tidak berkomitmen. Kita sering lemah dalam komitmen.

Mari kita ambil komitmen dan tempuhlah itu, agar harapan-harapan dan mimpi-mimpi kita yang baik dan agung tercapai. 

Walau sesuatu yang kita lakukan sulit jalannya, bahkan ada risikonya, tidak ada orang yang menghargai, dan tidak populer, serta tidak menghasilkan rupiah-rupiah... asalkan itu keyakinan kita yang berasal dari Yesus Kristus untuk maksud yang indah dan agung sesuai rencana dan kehendak-Nya...;
Tempuhlah... ! Berkomitmenlah... ! 
Lakukan dengan setia... !
JUST DO IT... ! 
Itu saja... !
Cukup... !

Selamat bekerja.
Selamat berkarya.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus menyertai dan memberi kekuatan bagi kita untuk berkomitmen dalam rencana dan kehendak-Nya.
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

RENUNGAN

KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB

11 April 2024   KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB   Beberapa hari ini kita dimarakkan dengan viralnya video yang menayangkan wawancara den...