7 September 2019
Amsal 18:12
Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului
kehormatan.
Tinggi dan rendah adalah suatu ukuran atau nilai
atau keadaan.
Ukuran tinggi
atau rendah tersebut sering kita
pakai dalam menilai diri kita, dan bagaimana kita memandang orang lain.
Pastilah ada standar-standar tertentu yang kita pakai dalam
berelasi dengan orang lain. Standar tersebut menjadi penentu bagaimana kita
berperilaku dengan orang lain.
Ayat di atas mengingatkan kita agar hati-hati dengan standar
atau patokan yang kita miliki. Standar tersebut dapat menghancurkan atau
membangun hubungan kita.
Sering penyebab utama hancurnya
hidup seseorang bukan karena kurangnya
finansial atau tidak berhasil
dalam beroleh sesuatu yang diharapkan. Tetapi sering sikap buruklah yang menghancurkan, yaitu tinggi hati.
Salah satu pengertian tinggi hati adalah memandang dan
mengukur diri lebih dari orang lain.
Tinggi hati berfokus kepada diri sendiri.
Kita harus jujur, bahwa siapapun kita, persolan tinggi hati
ini menjadi masalah besar dan sering sulit kita bendung. Dan itu menjadi
penyakit kita.
Paling berbahaya sebetulnya adalah tinggi hati rohani, yang merasa lebih rohani dari orang lain.
Jadi siapapun kita, kita semua terlibat dalam tinggi hati. Hanya saja beda-beda
bidangnya. Beda intensitasnya. Beda manifetasinya. Ada yang mencolok dan
fulgar. Ada yang nampak samar-samar bagaikan varibel X tak jelas. Ada yang tak
kelihatan, namun tersimpan rapat dalam hati, karena memang ini masalah hati...
rumahnya di hati, di situ dia bertakhta... hati yang congkak.
Sering hari ini sepertinya kita berhasil rendah hati, tapi
besok gagal lagi.
Kita mungkin terbuai jika ada yang menyebut kita rendah
hati. Sering pula perjuangan kita adalah sekedar mencari label dan hak paten
rendah hati. Inipun awal kehancuran!
Apa obatnya?
Obatnya adalah Tuhan
Yesus Kristus.
Ketika kita dipuji dalam hal apapun, kembalikanlah pujian
itu kepada yang berhak, yaitu Kristus. Selalulah berseru: "Puji Tuhan!
Tak selalu perlu bersuara untuk didengar, tapi hati kitalah
yang harus berkata: "Puji Tuhan!"
Hati kitapun perlu dilatih untuk itu.
Ketika kita tidak dipuji, bahkan dilupakan... tidak
apa-apa! Hubungan kita dengan Kristus adalah segalanya dan itu lebih dari
cukup untuk kita nikmati dalam hidup ini.
Selama kita memuji-muji Tuhan atas apapun, itu lebih mulia
dari sekedar pujian orang.
Jangan lupa itu!
Kita juga butuh Kristus, sebab kita butuh pengampunan, karena betapa sering kita
gagal dan hancur hati karena mencuri kemuliaan Tuhan dengan ego dan keakuan kita dalam hal kesombongan.
Mari kita berelasi
kuat dengan Yesus, agar semakin terkikis
benih-benih kesombongan dalam diri kita.
Matius 11:29
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Selamat berlibur.
Selamat beraktivitas.
Selamat melayani.
Tuhan memberkati dan menyertai kita.
Amin.
Salam dan doa.
Alamta Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar