Kebersamaan dan Kesatuan Keluarga Allah

1 Maret 2019

Efesus 2:19
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.

Di dalam Yesus Kristus, kita diselamatkan dan telah menjadi saudara dalam sebuah keluarga besar... Keluarga Besar Allah.

Dalam Keluarga Besar Allah, kita diberi talenta dan karunia yang berbeda-beda.

Dalam pandangan Allah semua itu baik. Semua kita berguna. Semua kita berperan. Jangan sampai kita merasa lebih penting dari orang lain. Jangan sampai kita merasa lebih utama dari orang lain.

Allah menciptakan kita unik. Tidak ada kita yang sama persis. 

Dalam keterbatasan kita, semua kita penting di hadapan-Nya. Allah ingin memakai kita menjadi alat perpanjangan tangan-Nya untuk mencapai maksud dan rencana-Nya Yang Agung atas dunia ini.

Semua kita berharga karena telah diangkat menjadi anak-anak Allah. Kita telah ditebus oleh darah Kristus, karena itu:
• Kita tidak menjadi lebih mulia bila dipuji dan tidak berkurang nilai kita jika kita diabaikan orang. 
• Bobot diri kita tetap sama walau ditolak, dan harga diri kita sama saja jikapun kita diangkat-angkat orang. 

Betapa damainya apabila hal ini kita pahami baik-baik, sehingga kita tidak lagi mencari-cari pujian yang sia-sia. 

Oleh sebab itu, yang perlu kita lakukan adalah mari kita semakin mengenali diri kita di hadapan Allah dan di hadapan manusia, terutama di antara kita sesama anak-anak Allah. Kenakanlah kasih persaudaraan serta maksimumkan diri kita dengan apa yang Tuhan telah beri sebagai karunia-Nya. 

Marilah kita menjaga kebersamaan dan kebersatuan kita sebagai Keluarga Besar Allah. 

Dengan demikian damai sejahtera Kristus akan semakin terasa dan ternikmati oleh kita dan itulah semestinya yang mengendalikan hidup kita. 

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan memberkati kita senantiasa.
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Hati Mengarah Kepada Tuhan, Perkara Tertanggung

28 Februari 2019

Filipi 4:13
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Perkara adalah masalah atau pergumulan dan tantangan hidup. Hal itu tidak akan pernah terlepas dari hidup kita. 

Ketika masalah yang satu selesai, muncul lagi masalah lain. Atau masalah belum selesai, muncul lagi masalah baru. 

Dalam hal itu, kemenangan kita terletak di dalam siapa yang menyertai kita.

Rasul Paulus yang kita ketahui memiliki kepribadian yang tangguh dan ulet mengatakan bahwa kekuatan utama dia untuk dapat menanggung segala perkara yang sedang dia hadapi adalah di dalam Tuhan.

Mari kita memiliki keyakinan yang sama seperti Rasul Paulus bahwa kekuatan kita dibangun di dalam Tuhan Yesus.

Di dalam semua pergumulan yang ada, jika kita melihat masalah itu saja, hati dan pikiran kita bisa ciut. Namun bila kita pandang dan arahkan hati kepada Yesus, kita akan kuat dan menang.
Puji Tuhan ! !

Selamat bekerja.
Selamat belajar.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati dan memberi kemenangan kepada kita.
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Allah Pasti Menepati Janji-Nya

27 Februari 2019

Bilangan 23:19
Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?

Allah bukanlah manusia... 
Ayat di atas menjelaskan dan mengingatkan betapa Allah akan melakuan setiap firman-Nya, dan Dia akan menepati apa yang telah Dia katakan.

Sering sekali kita begitu miskin memandang seolah Allah sama dengan kita. Walau kita percaya Allah begitu sangat mengasihi kita, namun dalam prakteknya kita berpresepsi Allah sama dengan kita dalam mengasihi... terbatas! Kita sering merasa Allah seperti kita cara Dia berpikir dan bertindak.

Allah kita adalah Tuhan atas segala sesuatu. Dia tidak sama dengan kita. Sebab itu kita aman dan tenteram bersama Dia.
Puji Tuhan.

Selamat bekerja.
Selamat belajar.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati dan menyertai kita.
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Roti Dunia dan Roti Surga

26 Februari 2019

Yohanes 6:26-27
Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.
Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."

Setelah Yesus membuat tanda ajaib memberi makan lima ribu orang, maka banyak orang mencari-cari Dia.

Orang kagum kepada Yesus, dan ingin lagi mengalami hal yang sama... menikmati roti kebutuhan jasmani mereka. 

Yesus tentu tahu hal itu, sehingga Dia berkata, "... ... ... sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang."

Pernyataan Yesus tersebut sungguh mengingatkan, atau paling tidak menggelitik kita... untuk apa kita mengikut Yesus?

Apakah kita juga mengikut Yesus dengan alasan ingin dikenyangkan oleh roti-roti dunia saja. 

Kita harus bekerja keras mencari roti dunia untuk bekal kita hidup. Juga tentunya untuk keluarga kita juga. Itu adalah tanggung jawab kita.

Akan tetapi seperti gigihnya kita mencari roti dunia ini, begitu jugakah semangat kita mencari ROTI SURGA? Seimbangkah?

Tuhan Yesus dalam tegurannya kepada orang yang mencari-cari dia itu berkata, "Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."

Mari kita giat berjuang mencari roti dunia. Sejalan dan seiring dengan itu jangan lupa bekerja untuk ROTI SURGA.

Selamat belajar.
Selamat berkarya.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita dalam bekerja mengumpulkan roti dunia, serta biarlah Dia menaruh beban di hati kita untuk siap, sedia, setia dan semangat mencari ROTI SURGA.
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Tetaplah Setia

25 Februari 2019

2 Timotius 2:13  
 Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.

Sungguh luar biasa Tuhan kita. Dia Maha Setia. Walau kita tidak setia, Dia tetap setia.

Ayat di atas tidak berarti bahwa kita memiliki celah untuk tidak setia karena Dia tetap setia. Ayat tersebut jangan disalah artikan!

Allah setia walau kita tidak setia menunjukkan kekekalan jati diri Tuhan yang tak pernah berubah oleh apapun.

Hendaknya pemahaman kita bahwa Allah setia membuat kita malu hati kepada Allah dan kepada diri sendiri jika kita tidak setia. 

Mengingat dan meyakini Allah setia, kita termotivasi untuk juga tetap setia seperti Dia.

Karena Allah Bapa kita setia, maka hendaklah sifat itu mengalir kepada kita juga sebagai anak-Nya.

Meski sulit jalan yang kita tempuh dan ada harga yang harus dibayar untuk setia kepada Yesus... tetaplah setia!

1 Tesalonika 5:24
Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.

Puji Tuhan ! !

Selamat belajar.
Selamat berkarya.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Di dalam kesetiaan-Nya, Tuhan Yesus menyertai, memberkati dan memimpin hidup kita. 
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Air, Air Kehidupan, dan Roh-Nya

24 Februari 2019

Yesaya 44:3   
Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.

Di beberapa toilet sering ada diagram warna yang menunjukkan apakah tubuh kita sedang cukup air atau kurang. Jika kurang, disarankan kita segera minum air, atau berkonsultasi ke dokter. 

Air adalah kehidupan. Tidak mungkin manusia hidup tanpa air di dunia ini. Di Surga nanti juga Tuhan menyediakan air kehidupan untuk kita minum dengan cuma-cuma. Jadi air sangatlah penting ternyata untuk kehidupan di dunia ini dan di kekekalan nanti.

Meski emas dan perak jauh lebih mahal, namun tanpa emas dan tanpa perak kita bisa hidup. Oleh sebab itu tidak pernah ada di toilet atau di tempat umum dipampangkan diagram yang menunjukkan apakah kita kekurangan emas atau cukup. Diagram kekurangan emas hanya ada di pikiran dan hati kita saja.

Jika krisis emas, hidup kita tidak apa-apa sebetulnya. Tetapi jika krisis air, hidup kita segera berakhir.

Nabi Yesaya mengatakan bahwa Tuhan mencurahkan air. Tuhan memberi  kehidupan bagi kita di dunia ini. 

Tidak hanya air, juga teramat vital adalah: Tuhan mencurahkn Roh-Nya kepada kita untuk hidup kekal. Manusia diselamatkan oleh karena percaya dan menerima Yesus. Pada saat seseorang membuka hati-Nya, maka Roh Kudus masuk ke dalam hati orang tersebut. Jadi untuk kehidupan kita dalam kekekalan nanti, Tuhan sudah mencurahkan Roh-Nya kepada kita.

Betapa Tuhan baik bagi kita. Air diberikan-Nya agar kita bisa hidup di dunia ini. Roh-Nya dicurahkan agar kita dapat hidup di dalam kekekalan nanti. 

Di dunia di sini, dan di Surga di SANA nanti, Allah sudah berikan itu dua-duanya. Juga Tuhan sertakan bonus berupa berkat kepada kita sampai ke anak cucu kita. Itu janji-Nya. 

Oleh sebab itu mari kita bersyukur dan memuji Tuhan. Mari kita menyerahkan hati kita kepada-Nya. 
Puji dan sembahlah ALLAH ! ! !

Selamat Hari Minggu.
Selamat beribadah.
Selamat melayani.

Tuhan memberkati kita senantiasa.
Amin.

Salam dan doa, 
Alamta Singarimbun-Bandung

Cacing Diangkat Menjadi Berharga

23 Februari 2019

Yesaya 41:14
Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel! Akulah yang menolong engkau, demikianlah firman TUHAN, dan yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel.

Seorang ibu teriak-teriak di kamar mandi karena di lantai ada seekor cacing yang sedang meliuk-liuk. Lantas diambil garam dan dibubuhkan ke cacing itu agar mati, dan segera dihanyutkan lewat saluran air.

Begitu juga seorang anak, dia lari dari halaman rumah karena melihat ada ulat di jemuran. Lalu diambilnya sepotong kayu dan memukul ulat itu hingga mati... dan dibuang.

Cacing atau ulat adalah binatang yang lemah. Meskipun sebetulnya cacing ada manfaatnya, tetapi kehadirannya sering tidak disukai dan dianggap sebagai gangguan.

Betapa tidak berharganya cacing atau ulat, sehingga dihindari keberadaannya. Orang sering merasa risih, jijik dan merinding melihatnya. Bahkan tidak jarang yang takut juga dengan cacing atau ulat.

Yakub... Israel... digambarkan sebagai cacing dan ulat. Hal ini adalah gambaran kelemahan, penolakan, dan ketidaksukaan orang terhadapnya. Namun Yakub atau Israel berharga karena Tuhan.

Kita juga sering mungkin seumpama cacing atau ulat saja dihadapan orang-orang. Tubuh kita seonggok daging membungkus tulang dan ada organ tubuh di dalamnya. Tubuh kita inipun ada jangka waktunya dimana ada saatnya akan mati

Kalau sekarang kita berjalan di atas permukaan bumi, dengan ketinggian POSITIF, maka ada saatnya dimana posisi tubuh kita akan tak berdaya apa-apa. Tubuh kita berada dalam ketinggian MINUS di bawah permukaan bumi... di kuburan... siapapun kita.

Jadi sesungguhnya berapa nilai dan harga diri kita?
Silahkan hitung dan perkirakan sendiri!

Namun ada kabar baik bagi kita. Harga diri kita sangat tinggi oleh karena KEHADIRAN ALLAH dalam diri kita. Kita telah ditebus Yesus. Ada Roh Kudus berdiam dan beroperasi di hati kita. Kita menjadi berharga dan bernilai tinggi oleh karena Tuhan Yesus.

Walau kita merasa-rasa diri kita tak berharga dan tak berarti... tak apalah! Biarlah hal itu tetap ada dalam hati dan pikiran kita sebagai ungkapan kerendahan hati saja agar kita tidak menjadi sombong... tapi bukan pula minder!... ingatlah ! !

Sesungguhnya sejatinya kita berharga sebab Tuhan telah mengangkat kita menjadi  anak-anak-Nya.
Wow... luarrr biasa !

"AKU BERSYUKUR KEPADA-MU TUHAN, SEBAB DARI POSISI CACING ATAU ULAT AKU DIANGKAT MENJADI ANAK-MU"

Selamat berlibur.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus menyertai, memberkati dan memimpin hidup kita. 
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Belajar yang Lengkap dan Benar

22 Februari 2019

Markus 3:6 
Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.

Setelah Yesus menyembuhkan seorang yang mati sebelah tangannya, maka orang-orang Farisi bersekongkol hendak membunuh Yesus. Masalahnya karena peristiwa itu terjadi pada hari Sabat. 

Orang Farisi terasa terlalu kaku dengan aturan hari Sabat. Mereka kehilangan kasih jadinya. Padahal sungguh mulia apa yang dilakukan Yesus, yaitu menyembuhkan orang yang sakit.

Lagipula Yesus adalah Tuhan yang menjadikan hari Sabat.  Yesus adalah Tuhan dari hari Sabat, maka hari Sabat tunduk kepada Yesus, bukan Tuhan Yesus tunduk kepada hari Sabat. Jadi betapa bodohnya orang Farisi yang tidak memahami Siapa Yesus, dan tidak memahami pula dengan benar makna Sabat itu sendiri.

Orang Farisi ingin membunuh Yesus... inipun suatu kejanggalan juga tentang pemahaman mereka. Bukankah membunuh juga suatu larangan dalam Taurat. Seolah mereka membela hukum Taurat, tapi dengan cara melanggar hukum Taurat itu sendiri.

Begitulah juga kalau seseorang menerapkan ajaran yang tidak lengkap dan sepotong-sepotong. Mereka akan terjebak  menanggalkan nalar, dan logika serta pola pikir sehat. Mereka menjadi ekstrim memandang dan melakukan segala sesuatu. Merasa diri benar.

Marilah kita meninggalkan ikatan-ikatan yang mungkin masih membelenggu kita, yang membuat kita berlaku ekstrim. 

Di bawah kasih karunia Yesus, marilah kita maksimumkan logika dan nalar berpikir kita untuk memahami ajaran-Nya dengan benar. 

Jangan buang logika kita. Sebaiknya hendaklah logika kita dipakai, diasah dan dipertajam. Tapi juga haruslah logika dan pikiran kita tunduk di bawah otoritas Allah. Sebab memang ada banyak perbuatan Allah yang tidak terjangkau oleh logika kita berpikir. Pada saat itu logika kita takluk di bawah kuasa-Nya yang tak terpikirkan. Rasanya logika kita terbatas, namun bukan untuk dibuang.

Dengan memksimumkan logika kita dan peran iman yang dikedepankan, maka hukum-hukum Tuhan yang didasari cinta kasih, akan dapat kita terapkan dalam keseharian kita.

Selamat bekerja.
Selamat belajar.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati dan menyertai kita.
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Bergembiralah ... Bersorak-sorailah

21 Febuari 2019

Mazmur 98:4
Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!

Sungguh banyak alasan untuk kita bergembira. Dan ada banyak alasan untuk tidak bergembira.

Kita bergembira karena kita anak Allah... Allah Bapa kita. Anugerah keselamatan sudah kita miliki. Janji Tuhan jaminan kita. Itu merupakan alasan utama. Pastilah ada banyak alasan lain untuk kita bergembira. Masing-masing kita berbeda. Cobalah renungkan !

Kita mungkin tidak bergembira karena merasa banyak keinginan yang belum/tidak tercapai. Mungkin pula kita berada dalam situasi sedang membanding-bandingkan diri dengan orang lain, dan merasa orang lain lebih dalam hal-hal tertentu... itu menurut kita. Kalaupun orang lain memiliki lebih dari kita, kenapa rupanya? Orang lain bukanlah patokan hidup kita!
Mungkin ada alasan lain, dan inipun berbeda-beda pula di antara kita.

Bergembira atau tidak bergembira memiliki efek tertentu dalam diri kita;
Amsal 17:22
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.

Berdasarkan ayat itu, ada efek langsung terhadap kesehatan fisik kita sebagai akibat dari bergembira atau tidak bergembira.

Tentu kita tidaklah bisa tutup mata bahwa banyak pergumulan kita. Ada banyak tantangan hidup. Namun jangan habiskan tenaga kita untuk melihat hidup ini dari sisi itu. Jika itu alasannya, kita tidak akan pernah bergembira... energi kita akan habis terkuras.

Mari kita memilih hidup berbahagia dalam situasi apapun sebab Tuhan beserta kita. Penyertaan Tuhan adalah KEKUATAN AMPUH kita untuk menaklukkan berbagai  
perasaan bimbang. Itu adalah modal hidup kita. 

Dalam Nama Yesus kita akan dikukuhkan dan diteguhkan untuk damai dan berbahagia untuk hari ini dan hari-hari esok.

Yakinlah bahwa dengan hati bergembira di dalam Tuhan Yesus, kita dapat lebih produktif dan optimal dalam bekerja dan melayani dalam hidup singkat di bumi bulat ini.

Selamat bekerja.
Selamat belajar.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati dan menganugerahkan hidup damai buat kita.
Amin.

Salam damai dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Pemeliharaan Tuhan Bagi Orang Benar

20 Februari 2019

1 Petrus 3:12  
Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong.

Bayangkan kita pergi sebuah toko. Lantas di situ ada sebuah barang, misalkan saja arloji yang sangat bagus dan menarik. Merknya terkenal dan harganya lumayan mahal. Pastilah *mata* kita tertuju ke arloji itu meski tak terbeli barangkali. 

Bayangkan juga kita suka mendengar lagu, lagu nostalgia misalnya. Ketika mendengar, telinga kita arahkan ke lagu itu. Andaikan ada orang yang sedang berbicara, kita ingin agar orang itu janganlah berbicara dulu, supaya kita bisa menikmati lagu itu hingga selesai. Kalaupun sudah selesai, ingin rasanya lagu itu diputar ulang untuk memuaskan telinga kita.

Dalam ayat di atas, Tuhan dipersonifikasikan Petrus memiliki pancaindara: mata dan telinga. Mata Tuhan lebih tajam dan telinga-Nya lebih tanggap daripada apa yang kita pikirkan.

Allah tidak berubah oleh apapun. Kita hidup atau tidak hidup dalam kebenaran,  Allah tetap Agung dan Mulia. Namun mata dan telinga Tuhan ditujukan kepada orang benar. Ditujukan artinya diarahkan dan difokuskan. Begitulah perhatian Tuhan kepada orang-orang yang sudah Dia benarkan dan hidup dalam kebenaran.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk dibenarkan Allah di dalam Kristus, dan setelah itu, kita di dalam kuasa dan tuntunan-Nya hiduplah dalam kebenaran

Dengan demikian mata dan telinga Tuhan tertuju kepada kita... dan ini adalah tentu suatu perlakuan istimewa dari Tuhan kepada kita.

Mari kita terus belajar untuk penuh perhatian kepada kebenaran Tuhan. Hiduplah di dalam-Nya. Niscaya pastilah mata dan telinga Tuhan tertuju kepada kita.
Puji Tuhan ! !

Selamat bekerja.
Selamat belajar.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati dan memperhatikan kita sepenuhnya.
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Jangan Kembali Mencintai Dunia

19 Februari 2019

Kolose 4:14
Salam kepadamu dari tabib Lukas yang kekasih dan dari Demas. 

2 Timotius 4:10
Karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia.

Rasul Paulus menyebut satu nama: Demas, yang menjadi teman sekerjanya. Teman sekerjanya itu telah meninggalkannya. Paulus katakan Demas telah mencintai dunia ini. Paulus mungkin merasa kehilangan karena Demas telah berubah hatinya.

Tidak jelas seperti apa bentuknya yang dimaksudkan Paulus dengan istilah Demas telah mencintai dunia. Namun bisa kita bayangkan bahwa hati Demas telah beralih. Dia tidak lagi bersama Paulus dalam panggilan pelayanan seperti semula.

Demas telah berubah oleh karena ketertarikannya akan nikmatnya dunia. Pandangannya terhadap panggilan jadi berbelok.

Kita juga dapat dipengaruhi oleh dunia ini sehingga hati kita terpaut kepadanya. Secara halus, hati mungkin tidak berubah, namun  semangat dan motivasi untuk melayani mengendur atau stag oleh kesilauan dunia ini. 

Paulus yang merasa kehilangan teman sekerjanya, Demas, kiranya tidak terjadi atas kita

Bila kita merasa ada perubahan arah hidup dan hati telah tercondong ke dunia ini, kembalilah kepada komitmen awal kita untuk sungguh-sungguh melayani Tuhan di tengah-tengah sibuknya kita bekerja dan padatnya seluruh aktifitas hidup.

"Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan." (Wahyu 2:10b)

Selamat bekerja.
Selamat belajar.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus menyertai dan memberi kita semangat untuk mengasihi Dia sepenuhnya.
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Focus Pada Tujuan dan Dimenangkan Tuhan

18 Februari 2019

1 Korintus 9:26
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.

Seorang petinju profesional dan handal akan fokus memukul lawannya. Dengan sasaran yang tepat, dia akan mendapat poin yang baik. 

Sebaliknya jika ia memukul sembarangan saja, maka sasaran tidak kena dan poinnya rendah, bahkan tidak beroleh nilai sama sekali. Jika salah pukul, bisa-bisa dapat peringatan dari wasit.

Rasul Paulus mengumpamakan dirinya bagaikan seorang petinju yang berlaga di arena. Dia fokus dengan pukulan telak dan efektif. Dengan demikian dia akan menang. Gelar juara akan diperoleh.

Biarlah kita juga memiliki metafora seorang petinju yang sedang berlaga di gelanggang. 

Kita sedang berlaga dengan masalah serta pergumulan kita. Kita sedang memukul musuh kita, yaitu: iblis, kedagingan, dan pengaruh buruk dari luar diri kita. 

Musuh kita bukanlah manusia, namun sesuatu yang lebih kuat. Karena itu kita harus memakai kekuatan dari Tuhan untuk memukul musuh-musuh tersebut sehingga kita akan menang dan menjadi juara. 

Mari kita perkuat fisik dan rohani kita di dalam Yesus, agar kita dimampukan menang dalam semua sisi hidup kita, dimana kita harus menang.

Selamat bekerja.
Selamat belajar.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus menyertai dan memberi kita  kemengan dalam segenap pergumulan hidup.
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Mendoakan Pertumbukan Iman Jemaat

17 Februari 2019

Efesus 1:15-16  
Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku,

Ada dua hal yang membuat Rasul Paulus sungguh bersyukur akan jemaat Efesus, yaitu jemaat ini bertumbuh dalam iman dan kasih.

Apa yang menjadi ucapan syukur Paulus tersebut merupakan inti dari kehidupan kita di dalam Kristus. Kita memiliki iman akan keselamatan di dalam Yesus, serta beriman akan seluruh kegenapan janji-janji Allah. Dalam iman tersebut, kita bertumbuh dalam sifat Allah yaitu kasih.

Ketika kita lihat diri kita, tentu banyak kita masih tertinggal dalam kedua hal tersebut. Kita bergumul di sekitar itu terus-menerus.

Sebagaimana Paulus mengingat dan mendoakan jemaat untuk bertumbuh dalam iman dan kasih, maka itulah juga teladan bagi kita untuk saling mendoakan.

Mari kita bertambah teguh dan kuat dalam iman dan pengharapan serta kasih. Walau sering susah untuk itu, tidak apalah... teruslah berjuang di dalam dan bersama Kristus.

Jangan kita saling menghakimi melihat saudara kita yang masih bergumul, dan jangan putus asa jika kitapun merasa diri lemah dalam iman dan kasih.

Kita sangat dangkal dan serba terbatas oleh banyak hal. Sebab itu mintalah kekuatan dari Yesus, karena kita tidak mampu tanpa Dia untuk bertumbuh dalam iman dan hidup mengasihi.

Selamat Hari Minggu.
Selamat beribadah.
Selamat melayani.

Tuhan berkati.
Amin.

Salam dan doa, 
Alamta Singarimbun-Bandung

Penghiburan Abadi dari Sumber Tak Terbatas

16 Februari 2019

2 Tesalonika 2:16-17 
Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita, kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik.

Ada seorang yang sedang stress pergi berkonsultasi ke seorang psikolog. 

Psikolog sarankan agar orang itu memperbanyak tertawa. Untuk itu dia disarankan datang ke seorang pelawak. Psikolog merekomendasikan nama seorang pelawak terkenal.

Orang tersebut berkata, "Maaf Pak, pelawak yang Bapak maksudkan itu adalah saya sendiri"

Rupanya orang yang sering bikin orang tertawa, juga butuh hiburan untuk tertawa. Mungkin saja ia stress karena habis kamus untuk melawak.

Orang yang sering menasihati, juga butuh nasihat agar menjadi lebih bijak.

Orang yang berkhotbah di mimbar, perlu mendengar khotbah orang lain agar tidak stag.

Orang yang banyak nulis, perlu juga membaca dan merenungkan tulisan orang lain agar diperkaya, sehingga memiliki kapasitas untuk berbagi. Ia tetap dipakai Tuhan untuk membangun sesamanya.

Kita semua saling membutuhkan... perlu saling memberi. 

Di atas semua itu, kita semua butuh SUMBER TAK TERBATAS, yang tak pernah habis dan tak pernah berubah, yaitu Yesus Kristus.

Yesus Kristus adalah PUSAT hidup kita. Tuhan Yesus tidak hanya menyelamatkan jiwa kita, tetapi Dia senantiasa memberi penghiburan abadi. Dia  akan selalu menguatkan hati kita. 

Dengan demikian kitapun tidak hanya terhibur, tetapi diberi kapasitas menghibur dan menguatkan serta membangun orang lain. 
Marilah kita lakukan itu.

Selamat berlibur.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus menyertai, memberkati dan menghibur kita di dalam penghiburan abadi. 
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Dengarkanlah Yesus

15 Februari 2019

Matius 17:5
Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."  

Kutipan ayat di atas adalah bagian dari peristiwa ketika Yesus dimuliakan di atas gunung.

Petrus, Yakobus dan Yohanes adalah murid-murid Yesus yang menjadi saksi dalam peristiwa tersebut. Mereka bertiga mendengar suara,  "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."

Suara itu menguatkan kita bahwa Yesus adalah Anak Allah. Yesus dikasihi Allah. Yesus sebagai Allah-Anak dalam TRITUNGGAL SUNGGUH AGUNG. Yesus MULIA dan dipermuliakan oleh Allah-Bapa. Hal ini merupakan keserasian, keharmonisan dan kesinergian yang tiada taranya dalam Allah-Tritunggal.

Tentu berbicara tentang TRITUNGGAL tiada habis-habisnya dan kita tidak akan memahami sepenuhnya. 

Kita justru bersyukur dan kagum sebab kita tidak memahami Allah sepenuhnya karena Dia sungguh Maha Besar di luar jangkauan otak kita yang kecil ini, meski memang otak adalah bagian tubuh kita yang luar biasa juga sebagai ciptaan Allah.

Walau kita tidak memahami Allah sebagaimana Dia ada, namun yang penting bagi kita adalah pesan dan perintah dari suara yang didengar oleh Petrus, Yohanes dan Yakobus yaitu, " ... ... ..., dengarkanlah Dia."

Mari kita terus tanpa henti mendengar apa kata Yesus. Perhatikan dan berilah atensi kepada apa yang Yesus suruh. Dengan tuntunan Roh Kudus, mari kita melakukannya. 

Dalam beberapa kelemahan dan ketidakberdayaan kita melakukan perintah Yesus, maka hal yang sungguh amat baik dan terpuji untuk kita lakukan adalah agar kita saling menguatkan, saling mendoakan, saling meneguhkan, dan saling membangun... bukan saling menghakimi... bukan saling mencerca...  seolah kita lebih baik... bukan ! !

Kita bukanlah hakim atas orang-orang apakah mereka melakukan firman Tuhan atau tidak, tetapi kita seharusnya menjadi sahabat dan partner serta menjadi  katalisator untuk berlangsungnya proses dimana para sahabat kita bertumbuh dalam mengenal Yesus dan dalam semua upaya mereka belajar melakukan kehendak Allah.
P u j i   T u h a n  ! !

Selamat bekerja.
Selamat belajar.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus menyertai dan menguatkan kita untuk mendengar dan melakukan apa kata-Nya.
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Sehat Rohani dan Jasmani

14 Februari 2019

1 Timotius 5:23
Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.

Rasul Paulus sungguh memperhatikan kesehatan fisik Timotius, tidak hanya kesehatan rohani saja.

Mungkin karena Timotius menghadapi tugas pelayanan yang berat, dan ada banyak tantangan, membuat tubuhnya jadi lemah dan efeknya: pencernaannya terganggu. Ada stress pelayanan.

Kita juga mungkin sering berada dalam kondisi seperti Timotius;
• sibuk bekerja,
• sibuk melayani,
• banyak pergumulan,
• banyak tantangan hidup
• memiliki penyakit tertentu,
• dan sebagainya,
sehingga berakibat kesehatan fisik kita sering terganggu... dan sering berhubungan erat antara kesehatan fisik, jiwa dan rohani. Terganggu yang satu, berakibat terganggu yang lain juga.
Waspadai ini ! !

Berdasarkan nasihat Paulus kepada Timotius, kita juga diingatkan; marilah kita cermat menjaga kesehatan fisik kita !, dengan berpikir sehat dan makan sehat serta aktifitas yang sehat.

Mari kita padukan kesehatan rohani dan jiwa dengan kesehatan fisik. Untuk itu kita butuh gizi firman Tuhan dan pola hidup yang sehat.

Dengan demikian kita sehat rohani dan sehat jasmani. Kita akan optimum untuk bekerja dan berkarya dalam profesi masing-masing, dan tentunya terlebih kita dapat maksimal melayani bekerja di ladang Tuhan.

Biarlah Tuhan puas atas hidup kita, dan kitapun dipuaskan bekerja dan melayani Tuhan dengan kesehatan rohani dan badani yang maksimal.
S e m o g a ! !

Selamat bekerja.
Selamat belajar.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita dengan kekuatan rohani, jiwa dan fisik yang prima. 
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

RENUNGAN

KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB

11 April 2024   KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB   Beberapa hari ini kita dimarakkan dengan viralnya video yang menayangkan wawancara den...