8 Mei 2019
Yohanes 3:16-17
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi
dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Allah mengasihi dunia ini. Allah mengasihi manusia tanpa kecuali.
Itulah sebab dan alasannya mengapa Yesus datang korbankan diri.
Semua manusia menjadi objek kasih Allah. Tuhan tidak hanya mengasihi
orang yang beragama Kristen. Allah tidak membawa agama ke dunia ini. Agama
apapun tidak menyelamatkan. Yesus yang menyelamatkan.
Allah membawa kasih.
Yesus membawa darah-Nya untuk dikucurkan di kayu salib untuk melunasi
hutang dosa kita.
Bahwa kita diselamatkan, hal itu karena pilihan kita untuk percaya dan
menerima Yesus. Namun sesungguhnya Allah mengasihi dan mencintai seluruh
manusia. Allah tidak ingin sebetulnya satupun manusia terhilang.
Bagi kita yang sudah percaya, semestinya kita tidak lagi hanya diam sebagai objek kasih Allah, tetapi harusnya kita
menjadi subjek kasih Allah. Kita menjadi pelaku kasih Allah. Artinya kita
menjadi kawan sekerja Allah untuk menyaksikan dan mengabarkan Injil.
Faktanya kita sering gagal menjadi subjek kasih Allah. Kita lebih
senang menikmati sebagai objek kasih Allah saja. Kita merasa tidak terpanggil
menjadi saksi Tuhan.
Kita sering hanya mengasihi orang Kristen saja.
Kita hanya mengasihi orang yang mengasihi kita saja.
Kita hanya mengasihi orang yang kita rasa berpotensi menolong kita.
Kita sering hanya mengasihi yang sesuku dengan kita.
Kasih kita hanya berputar-putar di antara kita-kita saja.
Kita gagal mengasihi orang-orang di sekitar kita bahwa mereka sangat
dikasihi Allah sama seperti kasih-Nya kepada kita.
Hal tersebut membuat hati kita tertutup. Kita lupa dengan apa alasan
mengapa Yesus datang sesuai Yohanes 3:16-17. Kita jadi abai dengan maksud
kadatangan Yesus diutus Allah untuk menyelamatkan dunia ini.
Sahabat yang kekasih, marilah kita tidak tinggal hanya sebagai ojek
kasih Allah, namun kita meningkat dan ikut bergerak menjadi subjek kasih Allah.
Meski kita banyak gagalnya dan tidak menyadari atau terlupa akan peran
kita yang mestinya ikut mengabarkan Injil, mari bangkit dan berbuat!
Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.
Tuhan Yesus memberkati dan menyertai kita menjadi subjek kasih Allah.
Amin.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar