Sukacita Karena Nama Terdaftar di Sorga

1 Februari 2019

Lukas 10:17-18, 20
Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.
Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."

Murid-murid Yesus begitu senang dan gembira karena dalam nama Yesus setan-setan tunduk kepada mereka. Kepada mereka diberi kuasa.

Yesus menguatkan pernyataan murid-murid-Nya dengan menyatakan bahwa memamg Dia melihat iblis jahanam itu dikalahkan jatuh seperti kilat dari langit. Dalam nama Yesus iblis dikalahkan.

Dapat dibayangkan bagaimana gembiranya mereka mengalahkan iblis. Hanya saja Tuhan Yesus katakan bahwa sukacita mereka bukan karena mereka berhasil mengalahkan iblis, tetapi sukacita mereka terletak di dalam: bahwa nama mereka ada tertulis dalam KITAB KEHIDUPAN di Surga mulia.
Kita tentu boleh saja bersukacita karena sukses di dunia kerja kita. Marilah kita berbahagia karena buah pelayanan kita nyata. Kita harus syukuri itu. Akan tetapi sukacita kita sepenuhnya bukan suksesi kita. Sukacita kita adalah bahwa nama kita ada tercatat dengan tinta emas Surga dalam KITAB KEHIDUPAN.

Walau nama kita terasa aneh dan kita sering sungkan memperkenalkan diri karena merasa nama kita nama kampung, tetapi nama itu sudah ada tercatat sebagai penghuni permanen di Surga... wow... luar biasa ! 
Terima kasih Tuhan Yesus !

Dengan memahami dan meyakini bahwa nama kita sudah ada di SANA, maka semestinyalah kita semangat dan bergairah serta antusias dalam menyelaikan tugas-tugas kita. Kita serius membagi hidup kita dalam pelayanan yang Tuhan telah petcayakan.
S E M A N G A T  ! !

Selamat bekerja.
Selamat belajar.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan senantiasa menyertai dan memberkati kita. 
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Mengisi Hari-Hari

31 Januari 2019

Mazmur 90:10, 12
Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

Cobalah lihat tubuh kita sejenak mulai dari kepala hingga kaki. Berapa lama kira-kira tubuh itu akan kita pakai? ... Angka berapa yang keluar?

Berapapun angka yang keluar, tetap saja ada batas. Mazmur 90:16 mengatakan 70 tahun, kalau kuat 80 tahun.
Andaikanlah usia kita sampai 80 tahun, atau bila perlu 100 tahun. Waktu 100 tahun sebetulnya sangat singkat. Pemazmur katakan berlalunya buru-buru... cepat dan ngebut!
Betapa banyak usaha dan betapa gigihnya kita melakukan segala sesuatu untuk umur yang singkat dan terbatas itu.

Pertanyaan penting adalah, seberapa banyak kita peduli dan perhatian untuk kehidupan setelah usia 100 tahun itu selesai ditutup oleh Tuhan

Apakah kita juga sudah bersiap untuk kehidupan pasca 100 tahun usia kita di bumi ini?

Pemazmur mengatakan dan mengingatkan kita agar bijaksana. Kita disuruh menghitung hari-hari.

Berapa sudah hari-hari kita terbuang hilang percuma? 
Apakah hari-hari kita efektif untuk dipergunakan sesuai dengan apa yang Tuhan mau?
Berapa lagikah hari-hari kita ke depan akan hilang percuma begitu saja? 
Semoga bisa kita minimalkan !

Betapa ruginya kita sebetulnya kalau kita tidak bijak menggunakan hari-hari yang diberikan Tuhan untuk bekerja dan berkarya di bumi ini serta menyiapan diri sebaik-baiknya untuk masuk dalam keabadian bersama Yesus di Surga.

Tuhan Yesus... ajar aku menghitung hari-hariku untuk bijak menggunakannya... Amin

Selamat bekerja.
Selamat belajar.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan senantiasa menyertai dan memberkati kita. 
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Persembahan Total Kepada SANG PEMILIK

30 Januari 2019

Mazmur 24:1
Mazmur Daud. TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.

Tuhan pemilik bumi ini. Bukan hanya pemilik bumi, tetapi Dia juga yang menciptakannya. Segala isinyapun Dia pemiliknya.

Dari ayat dan pernyataan tersebut di atas, semestinyalah kita menghormati dan memuliakan Tuhan. 

Kita diciptakan oleh Dia, dan kitapun menikmati ciptaan-Nya. Apa yang kita makan dan minum, apa yang kita pakai setiap hari, di mana kita berada... semua dari Dia. Kita akan lebih banyak lagi ke depan untuk menikmati segala fasilitas dari Allah.

Apa yang dapat kita berikan kepada Allah? 
Sesungguhnya kita tidak dapat memberi apa-apa kepada Dia. Apa yang kita berikan, sesungguhnya dari Allah juga itu asalnya semua.

Kalaupun kita masih terus saja merenung-renungkan apa yang dapat kita persembahkan kepada Allah... maka hati kitalah yang perlu kita serahkan kepada Allah... itulah persembahan terbaik kita. 

Menyerahkan hati berarti menyerahkan totalitas hidup kita untuk Dia bentuk dan Dia pakai. 

Walau mungkin sulit hitung-hitungannya, dan memang tidak layak kita hitung-hitungan akan apa yang telah kita perbuat bagi Dia, namun marilah kita besarkan kuantitas dan tingkatkan kualitas penyerahan hidup dan hati kita kepada Dia SANG PEMILIK.

Selamat bekerja.
Selamat belajar.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan senantiasa memberkati kita. 
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Hamba yang Memberitakan Yesus Kristus

29 Januari 2019

2 Korintus 4:5
Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.

Rasul Paulus menegaskan bahwa Kristus sebagai Tuhan yang dia beritakan dan besarkan dalam pelayanannya.

Untuk itu, Rasul Paulus bertindak dan berlaku sebagai hamba. Dia merendahkan hati dan dirinya. 

Meski Rasul Paulus seorang yang luar biasa, berpengetahuan luas dan mendalam, seorang terdidik dan mengalami pengalaman unik dalam pertemuannya dengan Yesus, namun dia menempatkan dirinya dengan tepat sebagai hamba.

Sangat menarik yang dikatakannya bahwa hal itu adalah kehendak Yesus.

Kehendak Yesus adalah agar kita memberitakan Dia dengan status sebagai hamba. Hal ini juga berarti bahwa sikap hidup kita mencerminkan bahwa kita adalah murid Yesus. Dalam setiap apapun yang kita lakukan, nampaklah kiranya di situ kemuliaan Kristus. 

Biarlah kita memaksimalkan hidup ini untuk melakukan apa yang Yesus inginkan. Mari kita sungguh-sungguh melayani Dia, sebab Dia Tuhan dan kita adalah hamba-Nya.

Bersyukurlah kita diberi kesempatan  menjadi hamba-Nya untuk ikut ambil bagian melakukan rencana-Nya atas dunia ini.

Selamat bekerja.
Selamat belajar.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan senantiasa memberkati kita. 
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Doa dan Ucapan Syukur Untuk Semua Orang

28 Januari 2019

1 Timotius 2:1 
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,

Secara pribadi, Rasul Paulus menasihati Timotius agar berdoa syafaat untuk semua orang.

Nasihat Rasul Paulus kepadaTimotius adalah juga nasihat bagi kita semua agar kitapun mendoakan orang lain... tidak hanya berdoa bagi diri sendiri.

Dengan mendoakan orang lain, berarti kita sedang meminta sesuatu kepada Tuhan untuk orang tersebut. Ini adalah sangat indah dan sebagai salah satu tanda kita peduli dan mengasihi orang lain.

Terlepas dari apakah Tuhan mengabulkan apa yang kita doakan untuk orang lain, yang jelas kita sudah melalukan apa yang baik dan berkenan di hati Allah.

Ingatlah ketika Abraham berdoa bagi bangsa Sodom dan Gomora agar tidak dihancurkan. Kota itu memang akhirnya dihancurkan Tuhan, tetapi Abraham sudah melakukan apa yang benar.

Fokus kita dalam doa bukanlah agar permintaan kita dikabulkan, tetapi dengan berdoa, sesungguhnya kita sedang memperdalam hubungan dan pengenalan kita akan Allah
Semestinya kita rindu akan hal ini.
Sebab itu berdoalah !

Selamat bekerja.
Selamat belajar.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan berkati. Amin

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Tuhan Memelihara Kita Terhadap Yang Jahat

27 Januari 2019

2 Tesalonika 3:3
Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.

Dalam kesetiaan Allah, Dia tetap memelihara anak-anak-Nya terhadap apa yang jahat.

Sering orang bertanya-tanya, 
"Mengapa Tuhan tidak menghilangkan kejahatan?"
"Mengapa Tuhan membiarkan ketidakadilan terus saja terjadi?"
"Apakah Tuhan tidak berkuasa untuk menyetopnya?"
"Di mana Tuhan?"

Kita seolah mendakwa Tuhan dan "mengadili-Nya" di kursi pesakitan. 

Siapakah kita?

Ya... dunia ini dalam dinamikanya akan tetap terjadi hal-hal yang menurut kita jahat dan berlawanan dengan sifat-sifat Allah. Karena memang manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah ( Roma 3:23).

Yang perlu kita ingat dan perhatikan sesuai perkataan Paulus adalah bahwa: Tuhan tetap memelihara kita terhadap apa yang jahat. Dan yang lebih penting lagi sebetulnya adalah: kita jangan ikut melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Jangan berpartisipasi dengan mereka yang berlaku curang.

Bagi kita teruslah bertumbuh dalam kasih Kristus dan tetap ikut bekerja dan melayani. Kita masuk dan tetap berada dalam rencana Tuhan atas dunia ini. Jangan keluar dari situ. 

Selebihnya Allah akan terus bertanggung jawab atas hidup kita, sebab Dia Bapa kita yang penuh kasih dan rahmat.

Bagi Tuhan hormat dan kemuliaan kekal selama-lamanya.
Amin.

Selamat Hari Minggu.
Selamat beribadah.
Selamat melayani.

Tuhan berkati.
Amin.

Salam dan doa, 
Alamta Singarimbun-Bandung

Bersyukur adalah Kekuatan

26 Januari 2019

1 Tesalonika 5:18 
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Bersyukur kepada Tuhan adalah salah satu kekuatan hidup.
Dengan bersyukur, kita akan damai dan berbahagia.

Sesungguhnya rasa bahagia tidaklah ditentukan oleh berapa banyak kita merasa memiliki, tetapi seberapa jauh kita bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan.

Selalu akan ada alasan untuk kita merasa selalu saja kurang. Namun juga selalu ada alasan bagi kita untuk merasakan cukup dan bersyukur.

Alasan-alasan apa yang selalu ada dalam hati kita?
Alasan untuk bersyukurkah?
Alasan untuk mengeluhkah?

TUHAN BAIK !
Karena itu, marilah kita pakai itu alasan yang sangat mendasar bagi kita untuk bersyukur di tengah-tengah setiap kondisi kita, apapun itu.

Tepujilah Tuhan Allah!
Hatiku bersyukur kepada-Nya!

Selamat berlibur.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan berkati... Dia senantiasa memimpin hidup kita.
Amin.

Salam dan doa, 
Alamta Singarimbun-Bandung

Kuasa Untuk Menikmati

25 Januari 2019

Pengkhotbah 6:2
orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.

Ketika piknik ke tepi danau dan makan dengan menggelar tikar di situ, kami berdekatan dengan satu keluarga yang kelihatannya orang berada. 

Sangat berbeda kondisi kami. Kami datang dengan membawa tikar seadanya karena begitulah keadaan sebagai mahasiswa yang pas-pasan. Nyaris tikar kami tak cukup, karena itu ada yang duduk di kertas koran dan ada yang duduk di atas batu. 

Makanan yang kami bawapun sangat sederhana ala kadarnya. Masing-masing mendapatkan sepotong daging ayam yang amat kecil, sop yang lebih banyak airnya dan sambel tomat untuk memberi rasa. Namun kami berebutan makan dan semuanya senang. Tidak ada makanan yang tersisa... semua habis ludes. 

Sementara kami menoleh ke keluarga yang duduk dekat dengan kami itu, mereka membawa perlengkapan yang bagus, makanannya aduhai... menerbitkan air liur. 

Bahkan ada di antara kami menjadi semakin naik selera makannya karena numpang lihat gulai mereka yang sangat menggiurkan. Jadi kami bersyukur juga karena kami dapat menikmati makanan mereka meski hanya dengan cara melihat saja. 

Tetapi kami heran melihat bahwa bapak dari keluarga itu hanya makan nasi tok dengan sedikit sayur putih, Dari cara dan ekspresinya kelihatan dia makan kepayahan. Rupanya dia mengidap penyakit yang mengharuskan dia makan setiap hari seperti itu. 

Timbul dalam pikiran : buat apa semua apa yang ada padanya kalau dia toh tidak bisa menikmatinya ?

Rupanya memang apapun yang ada pada kita, melimpahpun kepunyaan kita, jika tidak dilengkapi dengan kuasa untuk menikmatinya, percuma juga. 

Kita sering tidak dapat menikmati apa yang melimpah pada kita oleh karena beberapa hal, anatara lain karena sakit
Ingat seorang teman juga yang sakit mag, padahal;; dihadapannya ada banyak nasi dan lauk yang enak, karena memang dia buka restoran. Dia lupa makan karena terlalu sibuk dengan langganannya.

Ketika kita tak dapat menikmati apa yang ada pada kita, mungkin juga karena kita terlalu sibuk dan lelah, sebab terburu-buru terus dikejar-kejar waktu, sehingga sangat sedikit atau sering tidak ada lagi waktu untuk rileks menikmati apa yang ada, yang Tuhan sudah beri.

Karena itu bersyukurlah bukan saja karena Allah memberi sesuatu kepada kita, tetapi lebih bersyukur lagi jika kita masih dapat menikmati apa yang Tuhan beri. 

Marilah kita berdoa, agar Tuhan memberi kita senantiasa kuasa untuk dapat menikmati setiap pemberian-Nya kepada kita. Dan di atas itu... mariah kita mencari Kerajaan-Nya terlebih dahulu, maka semuanya akan ditambahkan-Nya kepada kita segala sesuatu yang baik dan bermanfaat.  

Hendaklah semua kerinduan kita selaras dengan kehendak Allah atas hidup kita masing-masing. Bila demikian, maka kita akan dapat menikmati hidup ini. Meski kita punya sedikit, kita akan merasa cukup. Bila kita memiliki banyak... hati kita tidak tertawan dan tidak terjual kepada harta yang banyak itu. 

Bila Tuhan berikan kepada kita kuasa untuk menikmati apa saja yang kita miliki, inilah kekayan Allah yang tiada taranya bagi semua orang yang mencari kehendak-Nya.

Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat belajar. 
Selamat melayani.

Tuhan memberkati kita dengan kuasa-Nya untuk dapat menikmati hidup kita ini sebaik-baiknya.
Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Berdoa Untuk Orang Lain

24 Januari 2019

2 Timotius 1:3
Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam.

Setiap malam, Soni berusia 8 tahun rajin berdoa sebelum tidur. Isi doanya macam-macam, antara lain agar buah jambu di depan rumahnya dijaga Tuhan supaya tidak dicuri orang. Dia juga berdoa agar mainannya tidak diganggu dan tidak diambil adiknya yang masih kecil. Dia berdoa agar besok tidak hujan sehingga dia bisa bermain di pekarangan dengan naik sepeda. 

Soni berdoa agar ulangan matematikanya dapat nilai 10 meskipun dia hari ini tidak belajar karena banyak nonton TV dan bermaian sepanjang hari. 

Selebihnya Soni berdoa juga untuk ayah dan ibunya agar tetap sehat-sehat dan banyak rejeki. Yang lebih seru dan tampak lucu adalah Soni berdoa agar temannya si Ivan yang suka mengganggu, tidak hadir di sekolah besok. Dengan demikian Soni merasa aman di sekolah tanpa gangguan. 

Doa Soni diulang setiap malam dan sama terus permintaannya, bahkan ketika makan doanya itu-itu saja. Seluruh doa Soni tertuju kepada keinginannya. Dia hampir tidak pernah mendoakan orang lain.

Mungkin tidak hanya Soni yang sebagian besar isi doanya hanya untuk diri sendiri, maklumlah Soni masih sangat muda dan belum memahami apa sebetulnya yang harus didoakan. Karena itu sikap dan doa Soni masih dapat diterima dengan akal sehat karena begitulah dinamika doa seorang kecil.

Mungkin sama saja. Bila dilihat daftar doa kita setiap hari, mungkin kita malu karena masih lebih banyak mendoakan diri sendiri. Secara umum manusia lebih fokus kepada keperluan dirinya sendiri, belum tergerak dan belum terbeban berdoa bagi orang lain. 

Kita diingatkan agar terbuka hati kita untuk berdoa bagi orang lain. Rasul Paulus mengingatkan Timotius dan kita semua untuk menjadi pendoa syafaat. Paulus berkata, ”Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang” (1 Timotius 2:1). 

Tuhan  berkenan saat kita mendoakan orang lain, karena hal ini menunjukkan bahwa kita peduli dan mengasihi. Dengan doa kita sedang membela  dan memperjuangkan kepentingan orang lain di hadapan Allah.

Selamat beraktifitas.
Selamat bekerja.
Selamat belajar.
Selamat melayani.

Tuhan memberkati kita senaniasa. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Yakini Firman-Nya Untuk Berjaga-jaga

23 Januari 2019

Matius 16:6 
Yesus berkata kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki."

Salah satu yang melekat erat dalam ingatan kita akan orang Farisi adalah orang-orang yang memahami Hukum Taurat. Mereka mengajar hukum Taurat. Tetapi mereka tidak melakukannya sebagaimana mestinya. 

Selanjutnya... orang-orang Saduki adalah orang-orang yang tidak percaya akan adanya kebangkitan. 

Orang-orang Farisi dan Saduki tidak percaya kepada Kristus. Boleh barangkali kita bayangkan bahwa mereka bersikap sinis terhadap Yesus. Mereka sering meminta tanda ajaib dari Surga kepada Yesus, padahal betapa seringnya mereka menyaksikan perbuatan ajaib yang dilakukan Yesus.

Latar belakang mereka meminta tanda adalah karena mereka tidak percaya. Mereka selalu saja mencobai Yesus. Dalam arti kata yang lebih buruk adalah: mereka ingin mempermalukan Yesus di depan orang banyak.

Dapatkah mereka mempermalukan Yesus?. 
Ohhh... NO ! 
Tentu TIDAK !

Justru kebodohan dan kedegilan hati merekalah yang sering ditelanjangi Yesus di depan orang banyak maupun secara pribadi. 

Namun mereka tidak sadar juga. Mereka keras dan mengeraskan hati. Sehingga mereka dijuluki Yesus sebagai orang-orang yang melihat tetapi buta.

Yesus ingatkan murid-murid-Nya untuk waspada dan berjaga-jaga terhadap ragi orang Farisi dan orang Saduki.

Ragi adalah suatu bahan atau zat yang dapat menyebar dan merubah sesuatu. 

Jadi yang dimaksudkan Yesus adalah agar murid-murid-Nya berhati-hati terhadap pengajaran orang Farisi dan orang Saduki. Sebab apa yang mereka ajarkan dapat merambat dan mengubah serta mengkhamiri hati.

Dewasa inipun ada saja tipe-tipe orang Farisi dan orang Saduki yang harus kita waspadai. 

Ada banyak  orang Farisi modern yang pemahaman dan pandangannya mungkin seluas samudera raya akan firman Tuhan dan ilmu-ilmu lain, tetapi sesungguhnya mereka tidak sepenuhnya percaya kepada Tuhan Yesus. 

Ada banyak orang Saduki modern yang tidak percaya akan adanya kebangkitan. Atau mereka tidak suka ketika topik pembicaraan adalah tentang kebangkitan. Padahal puncak dari iman kita adalah soal kebangkitan. Apa artinya kita beroleh banyak di dunia ini dan buat apa pengetahuan kita yang luas dan dalam kalau kita tidak percaya akan adanya kebangkitan?

Jadi... ada 3 hal:

1. Bersyukurlah jika kita dapat mengerti kebenaran firman Tuhan... walau mungkin hanyalah sedikit kita pahami... tak apa-apa !

2. Kita berbahagia jika apa yang kita pahami tentang firman Tuhan, kita lakukan dan menjadi dasar hidup kita sehari-hari... belajar terus menerapkan apa yang kita pahami.

3. Kita sungguh sangat beruntung karena kita yakin di dalam Yesus ada kebangkitan. Setiap orang yang percaya kepada Yesus akan mengalami  kebangkitan setelah kematian untuk hidup selama-lamanya bersama Yesus di Surga... Puji Tuhan !

Jagalah terus 3 hal tersebut di atas dengan baik-baik. Itu adalah harta utama kita melebihi dan melewati apapun yang kita dapatkan di dunia ini. Bahkan posisi 3 hal tersebut adalah di atas dari seluruh prestasi kita.

Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat belajar.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan memberkati.
Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Tuhan Sangat Memperhatikan Kita

22 Januari 2019

1 Petrus 3:12
Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat."

Bayangkanlah kita diundang ke dalam sebuah pesta. Dalam pesta itu, kepada para undangan diberikan pakaian seragam khusus. Penyelenggara pesta memang maunya seperti itu. Yang tidak memakai pakaian khusus, tidak diperkenankan masuk.

Lantas bagaimana kalau di dalam pesta itu tiba-tiba ada orang mengganti pakaian sesukanya?

Pastilah pemilik pesta tidak suka akan hal itu. Orang itu akan diminta memakai kembali pakaian pesta yang telah disediakan. Atau mungkin pihak keamanan sebagai perangkat panitia pesta mempersilahkan orang tersebut keluar dari arena pesta.

Kita dibenarkan oleh Allah. Karena itu Allah kehendaki agar kita tetap hidup dalam kebenaran yang telah Dia berikan. Jaga dan peliharalah kebenaran itu sebagai harta kita.

Rasul Petrus menggambarkan: Allah memiliki panca indera mata dan telinga. Panca indera Allah ditujukan kepada kita yang telah dibenarkan-Nya. Dia memperhatikan dan siap menolong anak-anak-Nya.

Allah tidak berkenan kepada orang yang meninggalkan kebenaran yang telah dia terima. Lebih lugas dan keras lagi: Allah menentang orang-orang yang berbuat jahat.

Mungkin belum sekarang terasa tantangan Allah kepada para pelaku kejahatan itu, tapi akan ada saatnya. Terserah Allah itu semua.

Yang penting adalah... bagi kita yang telah dibenarkan Tuhan... mari kita tetap hidup dalam kebenaran. Mari berjuang dalam arena kebenaran Tuhan.

Mari kita tetap memakai pakaian pesta yang telah Tuhan berikan. Biarlah pakaian pesta itu tetap dirawat dan semakin indah menjelang HARI PESTA ANAK DOMBA yang sesungguhnya yang akan kita masuki. 

Wahyu 19:9
Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

Ohhh... sungguh aku amat rindu akan hari itu !
Datanglah Engkau segera Tuhan Yesus !
Aku menantikan-Mu

Puji Tuhan !
Puji Tuhan !
Puji Tuhan !
Kekal selamanya !

Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat belajar.
Selamat melayani.

Tuhan memberkati.
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Lebih Dari Yang Kita Doakan dan Pikirkan

21 Januari 2019

Efesus 3:20
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita

Seandainya Tuhan secara langsung berkata kepada kita saat ini, dan Dia mempersilahkan kita meminta kepada-Nya apa saja, dan Tuhan bilang akan dikabulkan... apa kira-kira yang akan kita minta? Coba pikirkan sejenak !
Mungkin sulit juga menentukan pilihan, karena pada dasarnya:
• kita memiliki banyak sekali keinginan,
• kita tidak tahu sebetulnya apa yang paling baik dan pas untuk kita.
• Adakah alasan lain?

Yang jelas permintaan kita akan banyak berhubungan dengan kenikmatan dan kenyamanan hidup. Atau permintaan kita berhubungan dengan sesuatu yang membuat kita merasa status kita menjadi naik lebih tinggi. Boleh-boleh sajalah...

Akan tetapi belum tentu juga apa yang kita minta itu... itu yang paling cocok dan tepat untuk kita. Bukankah sering terjadi bahwa setelah kita beroleh sesuatu yang kita inginkan, justru tidak membuat kita menjadi lebih baik? 

Justru adanya keinginan kita yang belum tercapai tidak apa-apa juga, malah membuat kita semakin bergantung dan mengandalkan Tuhan, membuat kita semakin dekat dengan Tuhan. Ini indah di hadapan Tuhan, walau kita merasa kecewa juga.

Hal ini tidaklah dimaksudkan agar kita tidak usah berdoa... bukan ! 
Kita sungguh perlu tekun berdoa. Berdoa harus menjadi gaya hidup kita... ditambah dengan gigih bekerja juga tentunya.

Ayat firman Tuhan dari Efesus 3:20 di atas menghibur dan menguatkan kita, bahwa Tuhan dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan. 

Tuhan sanggup memberi melebihi kerinduan kita asalkan 2 hal terpenuhi yaitu:
1. Pemberian-Nya baik bagi kita
2. Tuhan dipermuliakan di dalamnya. 

Kalau kedua unsur tersebut, atau salah satu tak terpenuhi, sanggupkah kita mengatakan tidak usah Tuhan berikan?, dengan berkata, "Jadilah kehendak-Mu Tuhan!"

Kita bersyukur memiliki Tuhan yang Maha Besar yang sanggup memberi lebih dari apa yang kita harap dan pikirkan.
Puji Tuhan !

Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat belajar.
Selamat melayani.

Tuhan memberkati.
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Pahamilah Kitab Suci Supaya Tidak Tersesat

20 Januari 2019

Matius 22:29
Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!

Kutipan ayat di atas ditujukan Yesus kepada orang Saduki yang tidak percaya akan adanya kebangkitan. 
Orang-orang Saduki membuat sebuah pertanyaan yang rasanya kalau bukan Yesus yang menjawab, pertanyaan itu tidak dapat dijawab.

Selain memang orang Saduki ingin mencobai Yesus karena tidak percaya dan tidak memahami Kitab Suci, pertanyaan orang Saduki ini memang sulit yaitu soal kebangkitan dan soal Kerajaan Surga.

Yesus dapat menjawabnya karena hanya Yesus yang dapat membangkitkan orang dari kematian, bahkan Dia telah bangkit dari kematian mengalahkan maut. 

Juga Yesus yang menciptakan Surga. Yesus berasal dari Surga. Surga adalah rumah-Nya, dan kelak sebagai rumah kita juga yang telah percaya dan telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi.

Oleh sebab itu dengan bimbingan Roh Kudus, mari kita memahami Kitab Suci, agar kita tidak tersesat seperti orang Saduki yang menunjukkan kebodohannya di hadapan Yesus. 

Marilah kita menghadirkan Kerajaan Allah... menghadirkan Kerajaan Surga dimanapun kita berada. 

Kita menghadirkan Kerajaan-Nya melalui kesaksian hidup yang baik...
• melalui ketekunan,
• melalui sikap yang baik,
• melalui ketaatan,
• melalui perilaku,
• melalui peran kita sebagai garam dan terang.

Selamat Hari Minggu
Selamat beribadah
Selamat melayani

Tuhan memberkati kita senantiasa.
Amin...

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Percayalah, Jangan Mengeraskan Hati

18 Januari 2019

Markus 8:11-2
Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga.
Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda."

Orang-orang Farisi selalu mencari-cari persoalan dan masalah dengan Yesus. Mereka senang berdebat dengan Yesus. Intinya sebetulnya mereka tidak percaya. Mereka minta tanda sebagai bukti.

Tentu saja Yesus bisa memenuhi segala tanda yang diminta orang Farisi. Lebih dari apa yang diminta mereka, Yesus dapat lakukan. Terlalu amat kecil bagi Yesus untuk mengadakan tanda-tanda itu. Tetapi masalahnya adalah walaupun Yesus tunjukkan tanda-tanda itu, percayakah mereka? 

Mata mereka terbuka tetapi tidak melihat. 
Telinga mereka terbuka, tapi mereka tak mendengar. 

Oleh karena itu tak perlu bagi Yesus untuk membuat dan memamerkan tanda yang mereka minta. Tidak akan diberikan tanda apapun bagi mereka... kasihan ! Itu keputusan Yesus. Sebab orang Farisi hanya maunya berdebat saja. Mereka puas dengan bersilat lidah. Itu saja.

Jika kita melihat sikap orang Farisi itu, mungkin kita gemas dan ada rasa-rasa marah dengan sikap mereka yang lantang kepada Yesus. Namun dalam beberapa hal tertentu, mungkin kita juga bisa bertindak dan bersikap seperti mereka.

Dalam taraf yang lebih halus karena tidak berdayanya untuk kita percaya, mungkin kitapun sering dalam keadaan ragu dan bimbang akan apa kata Yesus. Bisa saja. 

Akan tetapi yang paling harus kita hindari adalah mengeraskan hati, dimana kita menuntut tanda ingin bukti dari Yesus. Walau tak kita ucapkan, mungkin kitapun sering berdebat dengan apa kata Yesus melalui firman-Nya. Kita seolah protes dan mengkomplain perintah-Nya dan berseberangan serta kontra dengan Yesus.
Waspadalah dengan sikap seperti ini !

Sahabat... janganlah kiranya kita meragukan janji-Nya. Ambillah sikap untuk meyakini sepenuhnya apa kata Yesus. 

Ada atau tidak ada tanda yang diberikan Yesus bagi kita, namun dengan pertolongan dan bimbingan Roh Kudus, AMINKAN setiap perkataan Yesus dan belajarlah untuk terus melakukannya dengan setia. 
Niscaya Tuhan berkenan kepada kita.
Puji Tuhan ! !

Selamat bekerja.
Selamat belajar.
Selamat beraktivitas.
Selamat melayani.

Tuhan memimpin dan menuntun kita untuk meyakini sepenuhnya akan janji-janji-Nya.
Amin...

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

RENUNGAN

KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB

11 April 2024   KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB   Beberapa hari ini kita dimarakkan dengan viralnya video yang menayangkan wawancara den...