Daniel 10:7-8, 18-19
Hanya aku, Daniel, melihat penglihatan itu, tetapi orang-orang yang
bersama-sama dengan aku, tidak melihatnya; tetapi mereka ditimpa oleh ketakutan
yang besar, sehingga mereka lari bersembunyi; demikianlah aku tinggal seorang
diri. Ketika aku melihat penglihatan yang besar itu, hilanglah kekuatanku; aku
menjadi pucat sama sekali, dan tidak ada lagi kekuatan padaku.
Lalu dia yang rupanya seperti manusia itu menyentuh aku pula dan
memberikan aku kekuatan, dan berkata: "Hai engkau yang dikasihi, janganlah
takut, sejahteralah engkau, jadilah kuat, ya, jadilah kuat!" Sementara ia
berbicara dengan aku, aku merasa kuat lagi dan berkata: "Berbicaralah
kiranya tuanku, sebab engkau telah memberikan aku kekuatan."
Beberapa kutipan ayat di atas menunjukkan sebuah penglihatan istimewa
yang dialami Daniel.
Siapa sesungguhnya yang dilihat Daniel?
Tentu hal ini menarik untuk dipelajari.
Namun hal yang utama juga dalam penglihatan itu adalah sapaan kepada
Daniel dengan perkataan, "Hai engkau
yang dikasihi, janganlah takut, sejahteralah engkau, jadilah kuat, ya, jadilah
kuat!"
Daniel disapa dengan adanya suara, "Hai
engkau yang dikasihi..."
Ini tentulah sangat istimewa.
Meski kita tidak seperti Daniel mengalami langsung adanya penglihatan
istimewa, namun sesungguhnya kita dapat rasakan lawatan Tuhan melalui
kehadiran-Nya dalam doa-doa kita serta melalui setiap kita merenungkan
firman-Nya.
Hanyalah bentuknya saja yang berbeda, namun sesungguhnya kita dilawat
Tuhan setiap hari. Allah rindu melawat kita. Kitalah yang sering seadanya saja
memberi waktu dan kesempatan untuk Allah berbicara khusus kepada kita dalam
lawatan-Nya. Kita kikir waktu untuk Tuhan.
Kita yang sering terburu-buru dengan segala jenis kesibukan kita,
sehingga kurang waktu untuk perjumpaan khusus dengan Tuhan.
Bagi kita yang sudah percaya dan menerima Kristus, masalah utama kita
mungkin adalah menurunnya kualitas perjumpaan kita dengan Tuhan setiap
hari.
Kita banyak digerakkan oleh rencana dan agenda kita yang luar biasa
banyaknya. Atau kalau kita kurang sibuk, kita sering malas serasa tak
bergairah untuk berjumpa khusus dengan Tuhan.
Kalau kita baca dalam Daniel 10 pada ayat 2 dan 3, bahkan dari fasal
sebelumnya, terlihat usaha Daniel dan kerinduannya. Daniel berdoa kepada Tuhan.
Dengan demikianlah Daniel mengalami lawatan khusus Tuhan.
Kini, oleh banyaknya keinginan kita untuk berbuat apa saja untuk
kehidupan yang kita rasa membuat kita lebih baik... tidak akan terjadi kalau
momen-momen perjumpaan khusus kita dengan Tuhan diabaikan.
Kalaupun terlihat secara fisik kita sukses, namun sebetulnya hati kita merana karena kebutuhannya tak terpenuhi. Kebutuhan hati kita adalah Tuhan
sebetulnya. Dalam hati kita ada ruang yang harus diisi oleh Tuhan, bukan yang
lain. Namun sering kita lupa itu. Akibatnya sering muncul ketakutan dan
kekhawatiran, bahkan stress yang sebetulnya tak perlu terjadi bila kita rasakan
lawatan dan jamahan Tuhan.
Sahabat...
Jangan pelit waktu untuk kehidupan rohani kita!
Kasihilah hati kita!
Perhatikanlah kebutuhannya!
Sesibuk apapun kita, janganlah lupa kebutuhan hati dan jiwa kita untuk
mengadakan perjumpaan khusus dengan Tuhan.
Selamat berlibur.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.
Tuhan menyertai dan memberkati kita.
Amin.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar