Kuasa Untuk Menikmati

25 Januari 2019

Pengkhotbah 6:2
orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.

Ketika piknik ke tepi danau dan makan dengan menggelar tikar di situ, kami berdekatan dengan satu keluarga yang kelihatannya orang berada. 

Sangat berbeda kondisi kami. Kami datang dengan membawa tikar seadanya karena begitulah keadaan sebagai mahasiswa yang pas-pasan. Nyaris tikar kami tak cukup, karena itu ada yang duduk di kertas koran dan ada yang duduk di atas batu. 

Makanan yang kami bawapun sangat sederhana ala kadarnya. Masing-masing mendapatkan sepotong daging ayam yang amat kecil, sop yang lebih banyak airnya dan sambel tomat untuk memberi rasa. Namun kami berebutan makan dan semuanya senang. Tidak ada makanan yang tersisa... semua habis ludes. 

Sementara kami menoleh ke keluarga yang duduk dekat dengan kami itu, mereka membawa perlengkapan yang bagus, makanannya aduhai... menerbitkan air liur. 

Bahkan ada di antara kami menjadi semakin naik selera makannya karena numpang lihat gulai mereka yang sangat menggiurkan. Jadi kami bersyukur juga karena kami dapat menikmati makanan mereka meski hanya dengan cara melihat saja. 

Tetapi kami heran melihat bahwa bapak dari keluarga itu hanya makan nasi tok dengan sedikit sayur putih, Dari cara dan ekspresinya kelihatan dia makan kepayahan. Rupanya dia mengidap penyakit yang mengharuskan dia makan setiap hari seperti itu. 

Timbul dalam pikiran : buat apa semua apa yang ada padanya kalau dia toh tidak bisa menikmatinya ?

Rupanya memang apapun yang ada pada kita, melimpahpun kepunyaan kita, jika tidak dilengkapi dengan kuasa untuk menikmatinya, percuma juga. 

Kita sering tidak dapat menikmati apa yang melimpah pada kita oleh karena beberapa hal, anatara lain karena sakit
Ingat seorang teman juga yang sakit mag, padahal;; dihadapannya ada banyak nasi dan lauk yang enak, karena memang dia buka restoran. Dia lupa makan karena terlalu sibuk dengan langganannya.

Ketika kita tak dapat menikmati apa yang ada pada kita, mungkin juga karena kita terlalu sibuk dan lelah, sebab terburu-buru terus dikejar-kejar waktu, sehingga sangat sedikit atau sering tidak ada lagi waktu untuk rileks menikmati apa yang ada, yang Tuhan sudah beri.

Karena itu bersyukurlah bukan saja karena Allah memberi sesuatu kepada kita, tetapi lebih bersyukur lagi jika kita masih dapat menikmati apa yang Tuhan beri. 

Marilah kita berdoa, agar Tuhan memberi kita senantiasa kuasa untuk dapat menikmati setiap pemberian-Nya kepada kita. Dan di atas itu... mariah kita mencari Kerajaan-Nya terlebih dahulu, maka semuanya akan ditambahkan-Nya kepada kita segala sesuatu yang baik dan bermanfaat.  

Hendaklah semua kerinduan kita selaras dengan kehendak Allah atas hidup kita masing-masing. Bila demikian, maka kita akan dapat menikmati hidup ini. Meski kita punya sedikit, kita akan merasa cukup. Bila kita memiliki banyak... hati kita tidak tertawan dan tidak terjual kepada harta yang banyak itu. 

Bila Tuhan berikan kepada kita kuasa untuk menikmati apa saja yang kita miliki, inilah kekayan Allah yang tiada taranya bagi semua orang yang mencari kehendak-Nya.

Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat belajar. 
Selamat melayani.

Tuhan memberkati kita dengan kuasa-Nya untuk dapat menikmati hidup kita ini sebaik-baiknya.
Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN

KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB

11 April 2024   KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB   Beberapa hari ini kita dimarakkan dengan viralnya video yang menayangkan wawancara den...