Pengkhotbah 6:2
orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan,
sehingga ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak
dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang
menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.
Ketika piknik ke tepi danau dan makan dengan menggelar tikar di situ,
kami berdekatan dengan satu keluarga yang kelihatannya orang berada.
Sangat berbeda kondisi kami. Kami datang dengan membawa tikar seadanya
karena begitulah keadaan sebagai mahasiswa yang pas-pasan. Nyaris tikar kami
tak cukup, karena itu ada yang duduk di kertas koran dan ada yang duduk di atas
batu.
Makanan yang kami bawapun sangat sederhana ala kadarnya. Masing-masing
mendapatkan sepotong daging ayam yang amat kecil, sop yang lebih banyak airnya
dan sambel tomat untuk memberi rasa. Namun kami berebutan makan dan semuanya
senang. Tidak ada makanan yang tersisa... semua habis ludes.
Sementara kami menoleh ke keluarga yang duduk dekat dengan kami itu,
mereka membawa perlengkapan yang bagus, makanannya aduhai... menerbitkan air
liur.
Bahkan ada di antara kami menjadi semakin naik selera makannya karena
numpang lihat gulai mereka yang sangat menggiurkan. Jadi kami bersyukur juga
karena kami dapat menikmati makanan mereka meski hanya dengan cara melihat
saja.
Tetapi kami heran melihat bahwa bapak dari keluarga itu hanya makan nasi tok dengan sedikit sayur putih,
Dari cara dan ekspresinya kelihatan dia makan kepayahan. Rupanya dia mengidap
penyakit yang mengharuskan dia makan setiap hari seperti itu.
Timbul dalam pikiran : buat apa semua apa yang ada padanya kalau dia
toh tidak bisa menikmatinya ?
Rupanya memang apapun yang ada pada kita, melimpahpun kepunyaan kita,
jika tidak dilengkapi dengan kuasa
untuk menikmatinya, percuma juga.
Kita sering tidak dapat menikmati apa yang melimpah pada kita oleh
karena beberapa hal, anatara lain karena sakit.
Ingat seorang teman juga yang sakit mag, padahal;; dihadapannya ada
banyak nasi dan lauk yang enak, karena memang dia buka restoran. Dia lupa makan
karena terlalu sibuk dengan langganannya.
Ketika kita tak dapat menikmati apa yang ada pada kita, mungkin juga
karena kita terlalu sibuk dan lelah, sebab terburu-buru terus dikejar-kejar
waktu, sehingga sangat sedikit atau sering tidak ada lagi waktu untuk rileks
menikmati apa yang ada, yang Tuhan sudah beri.
Karena itu bersyukurlah bukan saja karena Allah memberi sesuatu kepada
kita, tetapi lebih bersyukur lagi jika kita masih dapat menikmati apa yang
Tuhan beri.
Marilah kita berdoa, agar Tuhan memberi kita senantiasa kuasa untuk
dapat menikmati setiap pemberian-Nya kepada kita. Dan di atas itu... mariah
kita mencari Kerajaan-Nya terlebih dahulu, maka semuanya akan ditambahkan-Nya
kepada kita segala sesuatu yang baik dan bermanfaat.
Hendaklah semua kerinduan kita selaras dengan kehendak Allah atas hidup
kita masing-masing. Bila demikian, maka kita akan dapat menikmati hidup ini.
Meski kita punya sedikit, kita akan merasa cukup. Bila kita memiliki banyak...
hati kita tidak tertawan dan tidak terjual kepada harta yang banyak itu.
Bila Tuhan berikan kepada kita kuasa untuk menikmati apa saja yang kita
miliki, inilah kekayan Allah yang tiada taranya bagi semua orang yang mencari
kehendak-Nya.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat belajar.
Selamat melayani.
Tuhan memberkati kita dengan kuasa-Nya untuk dapat menikmati hidup kita
ini sebaik-baiknya.
Amin.
Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar