Amsal 18:9
Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari
si perusak.
Kita ingin disebut atau dijuluki saudara siapa?
Hal tersebut sangat berkaitan dengan bagaimana kita dan apa saja yang
cenderung kita lakukan dalam keseharian kita.
Pasti kita ingin dikaitkan dengan sesuatu yang baik. Kita tidak mau
atau keberatan diidentikkan dengan sesuatu yang buruk.
Penulis Amsal mengatakan bahwa orang yang malas disebut sebagai saudara si perusak.
Lazimnya orang yang malas tidak akan pernah berhasil. Orang yang malas
akan merusak dirinya. Selain merusak dirinya, dia juga dapat merusak orang
lain. Orang lain dapat terimbas atau terpengaruh jadi malas.
Oleh sebab itu mari kita jauhi sifat pemalas.
Kalaupun hidup dan rejeki kita biasa-biasa saja dan tidak sehebat orang
lain... tidak apa-apa. Rejeki Tuhan yang atur semuanya. Yang penting janganlah
ketidakberhasilan disebabkan kemalasan.
Watak malas atau rajin kita yang memerankannya dan dapat kita latih.
Karena itu tetaplah rajin bekerja.
Latih diri!
Jangan malas!
Teladanilah orang yang rajin!
Meskipun kita belum bisa memberi apa-apa ke orang lain berupa materi,
paling tidak... kita bisa memberi
semangat dengan sifat rajin yang
kita miliki.
S e m o g a ! ! !
Selamat bekerja.
Selamat beraktivitas.
Selamat melayani.
Tuhan Yesus menolong kita untuk tetap rajin bekerja dan semangat
melayani. Amin.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar