Bersyukur atau Dimanakah Kita?

30 Juni 2018

Lukas 17:11-19  
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. 
Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.
Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"
Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."

Pernah kejadian sebuah perahu terbalik dan tenggelam di sebuah perairan pada musim dingin. Ada 10 orang dalam perahu itu. Mereka semua berupaya untuk menyelamatkan diri. Mereka kesulitan berenang di air yang dingin.

Lantas ada seorang perenang kawakan datang menyelamatkan mereka. Satu persatu mereka ditolong, dan akhirnya semua selamat. 

Karena menolong 10 orang, akhirnya perenang itupun tak berdaya... kehabisan tenaga dan sangat kelelahan, apalagi air begitu dinginnya. Keadaannya kritis dan hampir saja meninggal dunia. Lalu dibawa ke rumah sakit dan diopname.

Dari 10 orang yang ditolong, hanya satu orang saja yang datang besuk sambil menyatakan syukur terima kasih karena sudah ditolong.

Secara objektif tentu bisalah kita merasakan perasaan perenang yang telah menyelamatkan orang tersebut. Seandainya kitalah orangnya... apa yang ada dalam pikiran kita?

Kita juga tentu bisa menilai kelompok 9 orang yang telah diselamatkan, tapi diam saja. Paling tidak kita mungkin mengatakan bahwa mereka tidak tahu berterima kasih.

Kejadian ini mirip seperti kesembuhan 10 orang sakit kusta. Hanya seorang saja yang datang berterima kasih kepada Yesus. 9 orang yang lain tidak datang. Pastilah ini sesuatu yang aneh dan tak wajar, sampai-sampai Tuhan Yesus bertanya, "Di manakah yang sembilan orang itu?"



Sementara itu Tuhan Yesus berkata kepada orang Samaria yang berterima kasih itu, "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau." (Lukas 17:19)

Bagi kita yang telah diselamatkan Tuhan, tentu sungguh banyak kita mengalami kasih, kemurahan dan berkat-Nya. Bagaimana sikap kita kepada Yesus?

Apakah kita akan seperti seorang Samaria yang telah sembuh... datang berterima kasih? Apa wujud tanda terima kasih kita?

Apakah kita akan mendengar Yesus berkata dengan lembut tapi penuh kuasa berkata, "lmanmu telah menyelamatkan engkau."

Apakah kita akan menjadi seperti orang-orang kelompok 9 orang yang telah sembuh itu?



Apakah kita akan mendengar Yesus berkata dengan penuh tanda tanya, "Di manakah mereka?" ... ya... "Di manakah kita?"

Tentunya kitalah yang akan memilih dan memutuskan apa gerangan nada perkataan Yesus kepada kita. 

Marilah kita bergerak seperti seorang Samaria yang datang kepada Yesus untuk bersyukur kepada-Nya. Biarlah kita memuji-muji dan menyembah Tuhan Yesus. 

Dengan talenta dan karunia yang telah dianugerahkan Tuhan... pakailah itu untuk memuliakan Dia. Beri dan persembahkan yang terbaik buat Tuhan. Beri hati kepada-Nya.

Selamat berlibur.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus kiranya senantiasa melimpahkan kasih dan rakhmat-Nya kepada kita sekalian. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Cara Diet Hati dan Pikiran Dari Dosa

29 Juni 2018

Mazmur 40:8
Aku suka melakukan kehendakMu, ya Allahku; tauratMu ada dalam dadaku

Bagi sebagian orang, keinginan untuk hidup sehat dengan pola makanan sehat sering gagal. Betapa sulitnya menahan diri. Pada saat makan dalam hati berkata “Sekali ini sajalah, besok tidak lagi” Tapi nyatanya tetap saja lepas kendali, apalagi kalau pergi ke pesta, segala macam sajian yang enak dan menggiurkan ada di sana. Setelah kenyang makan, badan tersiksa merasa kurang enak dan menyesal lupa menjaga diri. 

Ada suatu cara yang mungkin baik dan ampuh yaitu dengan cara sebelum pergi ke pesta, kenyangkanlah tubuh dengan makanan yang tidak berbahaya, makanlah buah yang segar dan minum banyak air, sehingga perut rada kenyang... tentu ruang perut yang kosong semakin kecil sehingga makanan yang masuk ke tubuh dapat lebih diawasi, paling tidak nafsu makan dapat terkendali dengan baik. 

Begitu juga dengan perbendaharaan hati kita. Sering cenderung dimasuki oleh hal-hal yang tidak berkenan dan merusak. Hal itu harus dijaga!! Cara menjaga paling baik adalah dengan mengisi dan mengenyangkan hati dan pikiran kita dengan firman Tuhan

Bila hati dan pikiran dipenuhi dan disegarkan dengan firman Allah, maka ruang-ruang kosong dalam hati dan pikiran jadi tidak ada lagi dan tentu pikiran-pikiran serta tabiat yang merusak tidak mampu masuk. 

Firman Tuhan yang sudah mendarah daging akan berfungsi memelihara kehidupan kita. Segala sifat-sifat yang baik dan mulia akan bertumbuh dalam diri kita. Seandainya ada obat yang mahal sekalipun harganya, bila obat tersebut mampu membuat perilaku kita menjadi baik, akan kita usahakan membelinya. Namun sayang sekali tidak ada obat seperti itu. 

Obat sejati yang dapat menjaga hidup kita dan membuat kita semakin baik hanyalah firman Tuhan. Sebab itu biarkanlah firman Tuhan sebagai senjata hidup selalu menjadi kesukaan kita. 

Upayakanlah walaupun sebentar, setiap hari ada waktu untuk bergaul dengan firman-Nya. Baca dan renungkanlah firmanNya.

Selamat bekerja.
Selamat  beraktifitas.
Seamat melayani.

Tuhan menjaga dan menyertai kita. Amin

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Hati Pemimpin Ada Di tangan Tuhan

28 Juni 2018

Amsal 21:1
Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.

Ada banyak pembicaraan dan diskusi soal hasil Pilkada kemaren. Ada yang merasa senang karena orang yang dia pilih menang. Ada yang kecewa karena pilihannya tidak menang. Ada pembicaraan dan diskusi panjang. Ada yang memanas dan menyalahkan pihak-pihak tertentu. Ada juga yang diam dan tidak mempermasalahkan apa-apa... slow saja…

Bagi kita yang percaya kepada Tuhan, mari kita bersandar kepada-Nya. Tuhan yang atur semuanya. Dia yang mengendalikan segala sesuatu. Semua peristiwa yang terjadi dikontrol oleh kuat kuasa Tuhan. 



Penulis Amsal mengatakan bahwa hati raja ada di tangan Tuhan. Bagaikan air... Tuhan mengalirkan ke mana Dia mau. Inilah yang mesti kita yakini. Kalau Tuhan mau, orang yang kita sangka buruk dapat melakukan apa yang baik di kemudian hari. Sebaliknya orang yang kita kira baik, bisa saja kemudian berbuat kecurangan di luar dugaan... berbuat sesuatu yang buruk. 

Semua seijin Dia. Jangan kiranya kita berpikir negatif dulu terhadap orang-orang yang telah terpilih. Berilah mereka ruang gerak dan waktu untuk mengabdi.

Sebab itu marilah kita berdamai dan senantiasa berpikir dan berbuat apa yang mendatangkan manfaat bagi kita semua. 

Ketika memilih kita boleh berbeda, tetapi setelah ada keputusan pemenang, mari kita menjalin dan merajut kebersamaan lagi. Kita bersaudara !

Hidup ini banyak tantangannya dan rupa-rupa pergumulannya. Hidup ini juga singkat saja. Ngapain kita habiskan dengan menambah-nambah masalah melalui membesar-besarkan perbedaan-perbedaan yang menghambat kita untuk maju... rugi !

Sebagai anak-anak terang dan sebagai warga negara yang baik... mari mendukung pemimpin kita. Doakan dia agar Tuhan beri hikmat kepada para pemimpin untuk melindungi kita... untuk menjaga kita... untuk melayani kita.

Roma 13:1-2  
Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.
Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.

Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan senantiasa menyertai dan memberkati kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Tuhan, Kasihanilah-Lindungilah-Selamatkanlah Kami

27 Juni 2018

Yesaya 33:2
TUHAN, kasihanilah kami, Engkau kami nanti-nantikan! Lindungilah kami setiap pagi dengan tangan-Mu, ya, selamatkanlah kami di waktu kesesakan!

Hidup ini akan terus berubah ke arah yang tidak kita mengerti sepenuhnya. Memang kita bisa merancang dan merencanakan dan berbuat maksimal, akan tetapi ada situasi-situasi yang tidak dapat kita pahami. Ada yang di luar dugaan kita bisa terjadi.

Kita dihadapkan dengan pilihan-pilihan hidup. Kitapun diberi hak memilih siapa yang akan berwenang memimpin kita, walau pilihan-pilihan yang ada itupun sering tidak ideal. 

Di tengah-tengah perasaan was-was dan khawatir yang mengganggu pikiran dan perasaan kita menghadapi masa depan, kita bersyukur memiliki Allah Bapa Yang Maha Baik. Tuhan yang mengendalikan setiap situasi. Tuhan tidak takluk kepada siapapun. Allah tidak bergantung terhadap situasi apapun. Tuhanlah pelindung dan penjaga kita. Dia tetap memelihara kita.



Oleh karena itu biarlah kita tidak takluk kepada suasana di sekitar kita, tetapi taklukkan hati kita kepada Allah dengan berseru dalam doa kita seperti seruan Nabi Yesaya, "TUHAN, kasihanilah kami, Engkau kami nanti-nantikan! Lindungilah kami setiap pagi dengan tangan-Mu, ya, selamatkanlah kami di waktu kesesakan!

Ya... kita berharap dan menantikan Tuhan. Tuhan melindungi dan menyelamatkan kita dari segala bentuk kesesakan. Tangan Tuhan yang penuh kasih melindungi kita setiap pagi mengawali hari-hari kita.

Hari ini sebagian kita akan memilih pemimpin daerah kita. Tentu kita sudah memiliki pertimbangan-pertimbangan siapa yang akan dipilih. Di atas pertimbangan itu, mari kita berdoa kepada Tuhan agar Dia memberi hikmat, sehingga kita memilih orang yang tepat.

Kita berdoa agar Tuhan memberi pemimpin-pemimpin terbaik untuk negeri ini. Tuhan memberi keamanan bagi negeri kita. Dalam hal ini tentu ada peran kita. Kita tidak boleh pasif dan jangan apatis. Kita juga harus bergerak berperan positif. Paling tidak, kita berperan di dalam doa-doa dan suara kita.

Selamat memilih !
Dengan hikmat dari Tuhan, pilihlah yang terbaik.

Kiranya Tuhan beserta kita dan menyertai bangsa kita.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Orang Menajamkan Sesamanya

26 Juni 2018

Amsal 27:17
Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.

Hidup ini sering bagaikan tukang pangkas rambut. Sehebat apapun dia memangkas rambut, pada gilirannya bila rambutnya mau dipotong, dia butuh orang lain memotong rambutnya.

Juga bagaikan dokter, terlebih ahli bedah... sehebat apapun dia membedah orang, jika dia harus dibedah, maka dokter lain dibutukan untuk membedahnya. Tidaklah mungkin dia membedah dirinya sendiri.

Kita butuh teman, dan orang lainpun membutuhkan kita menjadi temannya. Tidak mungkin kita hidup sendiri-sendiri. Kita butuh sahabat. Teringat dulu betapa tersiksanya hidup bertetangga dengan orang-orang yang tidak saya pahami bahasanya, dan merekapun tidak memahami bahasa saya. Sangat sulit berkomunikasi. Bila berpapasan, kami hanya saling mengangguk kepala dan senyum-senyum saja. Tidak bisa mengembangkan hubungan yang lebih dalam. 



Oleh karena itu satu kata penting bagi kita adalah kata "saling" dalam arti positif

saling  menolong,
saling menasihati,
saling membangun,
saling meneguhkan,
saling menghormati,
saling merendahkan hati,
saling memperhatikan,
saling ... …

Apakah kata "saling" tersebut sedang berproses dan terjadi dalam hidup kita? 

Apakah memang kita berkehendak dan berniat seperti itu?

Untuk itu kita butuh hati yang peka. Kita harus belajar. Kita butuh pertolongan Tuhan, sehingga kita dimampukan untuk berperan menjadi sahabat dan penolong bagi sesama kita melalui kata-kata kita,  melalui doa-doa kita... melalui apa yang kita bisa sesuai talenta dan karunia serta kapasitas yang Tuhan berikan.

Ibrani 10:24
Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

Jangan habiskan waktu kita hanya untuk diri sendiri, tapi biarlah hidup dan waktu kita untuk orang lain juga.

Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan memberkati kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Tuhan Bersertaku Menjalani Hari

25 Juni 2018

Mazmur 23:4
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Di sebuah jalan menanjak dan berliku-liku, banyak kendaraan berjalan dengan sangat hati-hati. Ruas jalan dipenuhi  kendaraan berbagai jenis. Jarak pemandangan hanya beberapa meter karena kabut disertai hujan. Para pengemudi harus senantiasa waspada, terutama di setiap belokan. 

Dalam suasana seperti itu, ada sebuah mobil yang berjalan lebih cepat. Di tikungan jalanpun mobil yang satu ini dengan santai tanpa ragu-ragu dapat berjalan lebih kencang dan dapat melewati setiap kendaraan di depannya. Orang-orang terheran-heran bagaimana caranya mobil itu dapat berjalan sempurna seperti itu. 

Akhirnya diketahuilah bahwa mobil tersebut sedang dikendalikan oleh sebuah helikopter dari atas. Orang dalam helikopter memberi informasi dan arahan kepada pengemudi mobil itu kapan harus melewati mobil di depan, kapan harus cepat dan kapan harus dilambatkan. Syaratnya hanyalah komunikasi yang baik dan ketaatan pengemudi terhadap komando dan perintah dari orang yang berada dalam helikopter. Dengan demikian mobil itu dapat berjalan aman dan nyaman serta terhindar dari bahaya. 

  
Kita seumpama melintas di jalan yang berbelok-belok dalam hidup ini. Melihat situasi dan keadaan sekeliling yang serba kabur dan tak jelas, pastilah ada hal-hal yang membuat kita khawatir dan cemas. Ada yang khawatir soal anak-anak, usaha, pekerjaan, keuangan, studi, kesehatan, hubungan dengan sesama dan banyak lagi yang lain.

Perasaan ragu dan takut sering menghantui kita. Begitulah hidup. Bagi kita, menjalani hidup yang banyak ketidakpastiannya, akan terasa aman karena Tuhan Yesus mampu melihat jauh ke depan ke hari-hari yang belum kita ketahui. Syaratnya adalah kita terus-menerus percaya dan menyerahkan hidup kepadaNya. 

Mendekatlah dan semakin dekatlah terus dengan Allah Bapa kita!. Tetaplah bersama dengan Dia. Perkuatlah komunikasi kita dengan Dia melalui doa-doa. Kita tidak dapat berjalan sendiri. Janganlah hanya berharap kepada apa yang mampu kita lakukan. Tetaplah taat kepada Tuhan. Tempuhlah jalan Tuhan dengan setia. Tuhan akan memimpin kita dengan hati damai. Gada dan tongkat Tuhan  menguatkan serta melindungi kita.

Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan menjaga kita. Amin

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Milikilah Cara Hidup Yang Baik

24 Juni 2018

1 Petrus 2:12 
Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.

Suatu hari saya ingin bertemu dengan seseorang di kantornya. Orang tersebut adalah seorang Kristen yang baik. 

Untuk bertemu, saya harus melewati bagian Tata Usaha. Ketika mengutarakan maksud saya untuk bertemu, seorang bapak staf Tata Usaha mengatakan sesuatu yang tidak saya tanyakan tentang orang yang hendak saya temui. Dia katakan, "Bapak itu seorang yang baik hati dan saleh. Sayangnya dia orang Kristen ... ... ..."

Saya tidak paham maksud orang itu mengapa dia katakan: "Sayangnya dia orang Kristen ... ... ..." 

Saya berpikir bahwa staf Tata Usaha itu tidak tahu bahwa saya juga seorang Kristen. Tetapi yang menarik bagi saya adalah pendapatnya tentang orang yang mau saya temui tersebut: "Bapak itu seorang yang baik hati dan saleh ... ..."

Kita hidup di tengah-tengah orang dari berbagai kalangan. Sebagai orang percaya kepada Yesus, tanpa kita sadari banyak orang yang memperhatikan kita. Mereka mengamati hidup kita. 

Orang mungkin tidak tahu apa yang ada dalam hati kita dan apa yang kita pikirkan. Tetapi yang dilihat orang adalah bagaimana kita hidup... bagaimana kita berbicara... bagaimana kita mengatasi pergumulan hidup... bagaimana kita memperlakukan orang... dan sebagainya.

Di antara orang-orang yang memperhatikan kita, mungkin saja ada orang yang tidak suka. Ketidaksukaan mereka mungkin menyangkut keyakinan kita. Berat terkadang kalau sudah menyangkut yang satu ini.



Oleh karena itu Rasul Petrus mengatakan. "Milikilah cara hidup yang baik ... ... ..."

Orang boleh tidak setuju bahkan memperkarakan atau menentang apa yang kita yakini. Namun mereka pastilah menerima, atau paling tidak: setuju dengan cara hidup kita yang baik. 

Apa pendapat dan apa kata orang terhadap kita, sumbernya lebih sering dan otentik adalah: cara kita hidup.

Karena itu marilah kita belajar terus untuk dapat memiliki cara hidup yang baik di tengah orang-orang percaya dan orang-orang tidak percaya kepada Yesus. Inilah salah satu bentuk bagaimana kita memuliakan Bapa kita di Surga.

Selamat Hari Minggu.
Selamat beribadah.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Seimbangkanlah Tidur-Bekerja-Berdoa

23 Juni 2018

Amsal 20:13
Janganlah menyukai tidur, supaya engkau tidak jatuh miskin, bukalah matamu dan engkau akan makan sampai kenyang.

Saya ingat sewaktu SD dulu, dalam setiap kelas, dari kelas 1 hingga kelas 6, dinding kelas dihiasi dengan kata-kata:

   RAJIN PANGKAL PANDAI

   MALAS PANGKAL BODOH

   HEMAT PANGKAL KAYA

Ketika belajar menulis, kalimat sederhana tersebut disuruh guru ditulis dengan huruf sambung; nulis ke atas tipis dan nulis ke bawah tebal. Disuruh menuliskannya berulang-ulang hingga selembar kertas penuh memakai pinsil. Bahkan sering 2 lembar bolak-balik. 

Karena tulisan saya cakar ayam, nilai maksimum yang pernah saya peroleh adalah 6 (dari skala 1 sampai 10). Itupun mungkin atas dasar belas kasihan guru saja sebetulnya.

Selain agar pintar menulis, maksudnya agar kalimat itu diingat baik-baik. Itu berarti pesan tersebut sangat penting.

Berkaitan dengan itu, seorang guru SD bertanya ke murid-muridnya tentang apa hobby mereka. 

Berbagai hobby yang diutarakan para murid tersebut. Tetapi sangat menarik mendengar jawaban seorang murid yang membuat murid lain dan guru tertawa jadi ramai. Murid itu mengatakan bahwa hobbynya adalah: tidur.

Tidur adalah kebutuhan kita. Sebab itu berbahagialah yang dapat tidur dengan nyenyak. Mudah tidur pulas merupakan sebuah kekayaan juga. Betapa susahnya pikiran orang yang sulit tidur.



Ada banyak orang yang harus makan obat tertentu agar bisa tidur. Banyak iklan menawarkan produk mereka agar kita dapat tidur nyenyak. Untuk itu ada tambahan biaya hidup.

Namun penulis Amsal mengatakan agar tidur tidak menjadi hobby. Artinya sebetulnya adalah agar jangan malas. Jauhi sifat pemalas.

Setelah kebutuhan tidur terpenuhi, maka kita disuruh membuka mata untuk bekerja... untuk beraktifitas... untuk berkarya... untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat... untuk melayani…

Dengan demikian kebutuhan kita terpenuhi... dapat makan hingga kenyang. Cita-cita tercapai. Kita menjadi lebih produktif. Hidup kita tidak bergantung kepada orang lain. Tuhan akan memberi rejeki kita masing-masing melalui sungguh-sungguh bekerja.

Dengan tidur kita akan bermimpi saja. Namun bila setelah cukup tidur kita bekerja, terpenuhilah kebutuhan kita. Harapan kita menjadi kenyataan.

Memang TIDAK HARUS gila kerja, dimana kita menjadi sama dengan mesin. Namun waspadalah dan ingatlah bahwa pemalas BUKANLAH sifat anak-anak Tuhan. 

Mari kita tidur secukupnya agar tubuh sehat dan kuat. Setelah itu bekerjalah dengan wajar sesuai tanggung jawab masing-masing. 

Sesungguhnya dengan tekun dan wajar bekerja, sifat baik akan muncul dan tubuh lebih sehat. Sebab itu seimbangkanlah antara tidur - bekerja - berdoa

Selamat berlibur.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Hikmat dan Rajin Belajar

22 Juni 2018

1 Raja-raja 3:7-9 
Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman.
Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya.
Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"

Seandainya kita ditanya, ”Apa yang kita inginkan dari Tuhan saat ini?”... dan Tuhan akan berikan. Tentulah berbagai hal dan bermacam-macam permintaan kita. Dapat dipastikan bahwa sebagian besar akan mengarah kepada bentuk kebendaan, karena kita merasa memang itulah kebutuhan kita saat ini. 

Namun apakah ada kerinduan kita untuk meminta hikmat dari Allah? 

Hikmat adalah integrasi kebijaksanaan dan kecerdasan. Hikmat tidak saja tinggal dalam otak, tetapi hikmat bersemayam dalam hati. Itulah yang paling dibutuhkan setiap saat untuk menghadapi hidup yang semakin rumit saat ini. 

Belajar dari kisah Salomo ketika Tuhan menawarkan apa yang akan diminta salomo kepada-Nya. Salomo meminta hikmat... bukan kekayaan... bukan umur panjang... bukan nyawa musuh-musuhnya. Salomo meminta hikmat agar dia dapat bertindak bijaksana memimpin bangsanya. 

Hikmat berati mengenal Allah yang merupakan sumber hikmat itu sendiri. 

Tuhan mengatakan bahwa apa yang diminta Salomo sangatlah baik. Artinya adalah bahwa keinginan Salomo dipandang Tuhan tepat dan benar. Bahkan Tuhan akhirnya tidak hanya memberikan hikmat, tetapi juga harta kekayaan dan kemashyuran. 

Marilah mencari dan berdoa mendapatkan hikmat surgawi dari Allah. Kitapun haruslah memiliki sifat rajin belajar. Itulah juga caranya. Tambahkanlah senantiasa ilmu dan skill kita sesuai dengan apa yang memang kita butuhkan. Perlu bagi kita dengan rendah hati terbuka menerima pelajaran dan didikan dari orang-orang yang berpengalaman dan sudah banyak jam terbangnya dalam hal-hal tertentu yang kita perlukan. 

Amsal 3:13-15
Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih berharga dari pada permata; apapun yang kau inginkan, tidak dapat menyamainya


Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Seamat melayani.

Tuhan beserta kita. Hikmat-Nya kiranya terus memimpin setiap langkah hidup kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Anda Jemu Berbuat Baik?

21 Juni 2018

2 Tesalonika 3:13 
Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik.

Ketika jalan pagi, saya sering bertemu dengan seorang bapak yang juga olah raga dengan naik sepeda.

Awalnya dulu saya menyapa dia dengan berkata, "Selamat pagi Pak ! Terkadang saya katakan, "Semangat Pak !"

Namun orang tersebut diam saja tanpa ekspresi apa-apa. Lantas saya berpikir sudahlah... diam sajalah. Mungkin bapak itu kelelahan ngayuh sepedanya dalam jalan yang menanjak, sehingga sulit baginya membalas sapaan saya.

Maka sejak itu saya turunkan sedikit kualitas tegur sapa dengan dia. Bosan juga menyapa tanpa balasan. Itulah pikiran saya. Sejak itu, bila berpapasan, saya hanya lambaikan tangan saja. Itupun terasa dipaksakan. Bagi saya itu sudah cukuplah. Apalagi memang dia tidak bereaksi apa-apa.

Namun saya kaget di suatu pagi ketika saya sedang buka gerbang mau jalan pagi. Orang itu lewat. Kali ini dia yang menegur duluan. Bahkan dia turun dari sepedanya dan menganggukkan kepalanya dan menyapa saya, "Selamat pagi Pak! Bapak tinggal di sini? Saya duluan Pak!" Begitulah katanya. 

Bagi saya ini sebuah kehormatan, apalagi sampai dia turun dari sepedanya. Lantas saya spontan berkata, "Terima kasih Pak!" Hati-hati !" Lalu dia menganggukkan kepalanya dengan senyuman dan melanjutkan naik sepedanya ke arah atas.

Sejak kejadian itu, bila bertemu di pagi hari, kami selalu saling melambaikan tangan bila berpapasan. Walau kami belum saling mengenal lebih dalam, paling tidak sudah ada saling tegur sapa sederhana. Sudah ada jembatan hubungan baik. Saya sangat menikmati suasana ini.

Dari kejadian ini saya belajar dan tertegur rasanya. Bahwa rasa bosan atau jemu sempat membuat saya hampir berhenti menyapa orang yang memang seharusnyalah saya sapa. Respons saya kok jadi bergantung kepada sikap orang... ini tidak baik. 

Para sahabat, Rasul Paulus ingatkan kita agar jangan bosan... jangan jemu berbuat apa yang baik, walau mungkin kebaikan itu sederhana saja adanya. 



Teruslah tanamkan benih-benih baik dalam setiap hubungan kita dengan siapapun. Paling tidak berilah senyuman terbaik kalau mungkin baru itu saja yang bisa kita beri. Berdoa dan berupayalah agar dalam waktu-waktu berikutnya kita dimampukan untuk memberi lebih dari senyuman sesuai kapasitas kita.

Semoga !

Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan memberkati kita. Amin.


Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Membangun Pribadi, Tertarikkah Anda?

20 Juni 2018

1 Tesalonika 2:11 
Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang

Rasul Paulus mengungkapkan bagaimana dia mengasihi orang-orang yang dipercayakan Tuhan kepadanya. Dia katakan menasihati dan menguatkan mereka seorang demi seorang.

Betapa berharganya bagi Paulus nilai satu jiwa. Dia perhatikan dengan seksama dan teliti. Bagaikan bapa terhadap anak-anaknya.

Di tengah pelayanannya ke banyak orang dan banyak tempat, Rasul Paulus memberikan dirinya membangun pribadi. Dia membangun manusia. Paulus membangun generasi akan datang. 

Rasul Paulus mendedikasikan dirinya terutama untuk orang-orang yang kelak mengerjakan dan melakukan apa yang dia yakini, apa yang sedang dia lakukan... agar orangpun melakukan hal yang sama sehingga tak terputus generasi seperti dia.

Apa yang dilakukan Paulus menjadi teladan bagi kita. Memang sering kita tertarik ke banyak hal. Kita tertarik ke banyak orang dan tertarik membangun sarana fisik. Tentu semua itu baik dan menjadi tanggung jawab kita. Tetapi bagaimana dengan membangun pribadi orang? Tertarikkah kita?  Adakah beban itu di hati kita?

Banyak pengalaman di negara-negara maju. Mereka membangun gedung gereja besar. Karya mereka sungguh indah dan monumental. 

Tetapi sekarang?

Banyak gedung itu tidak berfungsi lagi sebagaimana seharusnya sesuai keinginan dan kerinduan mereka untuk membangunnya. Seandainya para pembangunnya masih hidup, mungkin mereka kecewa melihatnya.

Pada hari minggu tempat itu dijadikan sebagai lokasi darmawisata oleh para turis. Tempat itu menjadi ladang bisnis bagi para agen perjalanan. Orang kagum gedung dengan ornamennya... tetapi tidak ada lagi kidung pujian, tidak ada lagi khotbah, tidak ada lagi orang berdoa di dalamnya. Bahkan banyak yang dijual dan dialihkan fungsinya. Atau menjadi museum.



Kejadian yang sama bisa terjadi dan berulang di semua tempat jika kita lupa apa yang dilakukan Rasul Paulus yaitu membangun manusia yang mencintai Allah.

Seberapapun daya dan kapasitas yang kita miliki, marilah kita bersama-sama membangun manusia yang cinta kepada Tuhan Yesus. Mari kita menjadi murid Yesus yang setia... dan bentuklah murid-murid Yesus sebagai salah satu arah pelayanan kita. Boleh bangun gedung dan semua sarana serta fasilitasnya... akan tetapi terpenting dan terutama bentuklah orangnya... bangunlah SDMnya !

Biarlah kita menjadi salah satu bagian mata rantai Amanat Agung Kristus dan bentuklah mata rantai berikutnya... terus seperti itu oleh orang yang telah kita bentuk hingga Kristus kembali menjemput otang-orang tebusan-Nya.

Alangkah indahnya jika ketika Yesus kembali, Dia melihat rantai panjang dari orang-orang yang meneruskan perintah-Nya... dan kita ada di rantai itu.

Puji Tuhan ! !

Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan memberkati kita dalam meneruskan Amanat Agung-Nya. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Kaya Dalam Segala Hal

19 Juni 2018

1 Korintus 1:5
Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan.

Menjadi kaya akan harta dan banyak uang adalah keinginan semua orang. Dengan uang, kapasitas kita menjadi lebih besar. Kita dapat berbuat lebih banyak dengan uang yang ada. 

Oleh sebab itu keinginan menjadi orang kaya sangatlah baik asalkan caranya benar dan tujuannya benar. Dan ketika orang menjadi kaya, hendaklah dia tidak merasa dirinya di atas orang lain. Jadilah orang kaya yang murah hati dengan memberi.

Namun kekayaan tidak dibatasi oleh harta dan uang saja. Tuhan juga memberikan kekayaan dalam bentuk lain;

• kaya pengetahuan
• kaya hikmat
• kaya sahabat
• kaya bicara
• kaya kesabaran
• kaya senyuman
• kaya ... ... ... ...



Semua kekayaan itu dapat membangun orang dan itulah tujuannya. Kata kunci sebetulnya adalah KAYA HATI. 

Berbahagilah kita jika kita sepaham dan memahami ini. Tuhan akan dapat memakai kita luar biasa melalui kekayaan kita. Kita akan dapat saling membangun dengan berbagai bentuk kekayaan kita. 

Bagaikan H2O;

• Ketika beku sebagai es, dapat berguna mengawetkan makanan, membuat jus dingin yang nikmat, dan sebagainya.

• Ketika dalam bentuk air, dapat diminum, dapat melarutkan zat tertenu, dapat untuk mencuci, dan sebagainya.

• Ketika menjadi uap, berguna sebagai cadangan untuk air hujan; mudah bergerak kemana-mana mengairi ladang para petani, dan sebagainya.


Jadi, tanpa kecuali dalam semua keadaan kita... 
Semua kita berguna…
Semua kita berfungsi...
Semua kita dapat menjadi berkat…
asalkan kita kaya hati.

Sebaliknya jika kita miskin hati, sekaya apapun kita, sehebat apapun kita, sepintar apapun kita... kita hanya beredar dan berputar-putar pada diri sendiri dan tidak menyentuh hidup orang lain. Inilah kegagalan hidup.

Oleh sebab itu marilah kita meyakini bahwa kita adalah orang kaya dalam berbagai bentuk sesuai karunia dan talenta yang Tuhan beri. Dengan kekayaan kita, mari kita saling membangun agar kita saling memperkaya.

Puji Tuhan ! !

Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan memberkati kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Pembalasan Itu Hak Tuhan

18 Juni 2018

Roma 12:19
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.

Pengalaman ketika dulu akan ada acara kebaktian... 

Acara itu dihalangi orang karena tak setuju. Mereka berorasi menentang acara itu. Acara itupun akhirnya batal, padahal para undangan sudah banyak yang datang dan sebagian besar sudah masuk ruangan.

Maka saya teringat kisah kematian Herodes....

Kisah Para Rasul 12:23
Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing.

Saya waktu itu rasanya ingin seperti itu terjadi... mirip-miriplah. Apapun caranya... maunya Tuhan tunjukkanlah kuasa-Nya. Salah satu dalam benak saya berkata maunya dahan kayu itu jatuh mengenai orang yang berorasi itu. Hati saya dibakar kemarahan. Saya harus minta ampun…

Ketika kita marah atau perasaan kita disakiti... 
• apa yang kita lakukan?
• apa yang ada dalam hati dan pikiran kita?

Mungkin kita membalas dengan cara masing-masing, misalnya:
• mengeluarkan kata-kata kotor
• diam
• kalau sudah terlalu, terlibat kontak fisik
• dendam
• dan sebagainya…

Hal itu adalah manusiawi. Logika kita mengatakan itu wajar.



Namun sebagai anak-anak Tuhan kita diingatkan bahwa Allah yang memiliki hak penuh untuk membalas.

Rasanya akan timbul berbagai tafsiran dan pendapat kita tentang perasaan marah dengan alasan-alasan tertentu. Sebagian kita ingin segera mengekspresikan ketika ada rasa tidak senang ke pihak atau orang-orang tertentu. 

Namun firman Tuhan mengatakan agar kita ikhlas memberikan waktu dan ruang kepada Allah untuk bertindak dengan cara-Nya, bukan cara kita.

Mungkin kita saat ini sedang menerima berbagai perlakuan negatif dari orang tertentu... mungkin kita sedang kecewa... mungkin kita merasa tidak dianggap... mungkin hak kita diselewengkan... mungkin .... .... ....

Walau sulit, hal yang terbaik dan yang paling awal kita lakukan adalah datanglah kepada Allah. Berdoa meminta kekuatan agar Tuhan membuat kita bersabar dan Dia yang bertindak sehingga kita tidak kehilangan sukacita. 

Dengan demikian, kita terus dapat berkarya dan tidak terganggu untuk tetap produktif dalam pekerjaan/profesi dan pelayanan kita. Kita tetap menjadi berkat dan memberkati. 

Tuhan adil. Pada saatnya Dia akan menunjukkan kuasa dan keadilan berdasarkan kasih-Nya yang tiada taranya.

Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan memberkati kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Dasar Hidup Berbahagia

17 Juni 2018

Amsal 16:20
Siapa memperhatikan firman akan mendapat kebaikan, dan berbahagialah orang yang percaya kepada TUHAN.

Mendapat kebaikan dan hidup damai serta berbahagia adalah keinginan dan idaman semua orang. Banyak upaya dilakukan untuk itu.

Untuk kehidupan yang baik dan berbahagia, orang sering rela melakukan apa saja. Bersedia membayar mahal. Namun sayangnya, dalam upaya sedemikian besar itu, orang tidak tahu atau lupa dengan kunci utamanya, yaitu hubungan yang dekat dan harmonis dengan Tuhan. Banyak orang menganggap sepele akan hal ini. 



Penulis kitab Amsal mengingatkan kita bahwa tertariknya hati kita akan firman Tuhan dan keyakinan kita kepada Allah adalah dasar yang kuat untuk hidup damai dan bahagia. 

Di dalam diri kita, jauh dalam hati kita, ada suatu ruang khusus yang hanya bisa diisi oleh kehadiran Tuhan... bukan yang lain... barulah kita dapat merasakan damai sejati dan asli.

Hanya saja kesalahan banyak orang adalah: ruang khusus tersebut diisi oleh hal lain atau dibiarkan kosong. Akibatnya hidupnya tidak berbahagia, atau merasa berbahagia juga namun semu. Tujuan hidup jadi melenceng dan kesasar. Cara hidup dan corak pikiran tidak sama dengan apa yang Dia mau.

Oleh karena itu, mari kita mengisi pikiran dan hati kita dengan firman-Nya, perhatikan dan lakukan kehendak-Nya, serta tetaplah percaya dan yakin kepada Allah Bapa kita yang penuh rahmat. 

Dengan demikian, kebaikan dan kemurahan Allah serta kebahagiaan sejati semakin dapat kita rasakan. Hidup ini menjadi indah dan menarik... dapat dinikmati dalam setiap situasi.

Selamat Hari Minggu.
Selamat beribadah.
Selamat melayani.

Kasih dan rahmat Allah Bapa beserta kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Apakah Isi Nyanyian Anda?

16 Juni 2018

Mazmur 145:5
Semarak kemuliaan-Mu yang agung dan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.

Salah satu cara mengespresikan apa yang ada dalam hati dan pikiran kita adalah melalui nyanyian. Perasaan kita dapat diungkapkan lewat nyanyian... mungkin ungkapan sedih, senang, sukacita, dukacita, rasa kecewa, pengharapan, dan sebagainya. 

Nyanyian bagaikan pelarut... dapat membuat kita larut dalam rasa sedih dan putus asa, memberi motivasi untuk berjuang, untuk mempersatukan dan menyemangati untuk terus berkarya.

Nyanyian juga dapat berupa rayuan dan kecintaan kita terhadap sesuatu. 

Nyanyian merupakan kekuatan yang dapat menyatakan kerinduan kita akan Allah serta menyatakan keinginan untuk melakukan kehedak-Nya.

Sebab itu, perihal apa yang sering terungkap melalui nyanyian kita?
Apakah nyanyian kita berupa kisah sedih dan nada putus asa?... kitapun terus murung...
Apakah nyanyian kita berupa kerinduan kita untuk semakin dekat dengan Dia?... kitapun merasakan sentuhan dan pimpinan-Nya...
Apakah nyanyian kita menyemangati diri kita dan juga orang-orang di sekitar kita?... kitapun dibangun…
Apakah nyanyian kita berisi pengharapan?... kitapun kuat dan menikmatinya...



Pemazmur ungkapkan nyanyiannya berisi kerinduannya menyemarakkan kemuliaan dan keagungan Tuhan. Perbuatan Tuhan yang ajaib dikumandangkannya lewat nyanyian.

Hendaklah kita menyanyikan pengalaman-pengalaman indah kita bersama Allah. Ada spirit kuat meneguhkan kita. Hal ini akan menolong kita untuk semakin rindu dan haus akan Allah. Sehingga kita tetap bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus.

Biarlah kita semakin bertumbuh dibangun di dalam Kristus... dan itulah nyanyian kita... nyanyian baru... nyanyian kehidupan…

Selamat beraktifitas.
Selamat berlibur.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan memberi kita sukacita surgawi walau kita masih di dunia ini. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Menaklukkan Diri Dengan Iman

15 Juni 2018

1 Yohanes 5:4  
Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. 

Menjadi apapun dan dalam situasi apapun, selalu saja ada sisi susahnya. Tercapainya apa yang diinginkan sering membawa kesulitan tersendiri, apalagi jika apa yang diinginkan tidak tercapai, maka susahlah hati.

Jika hidup dan sistim nilai kita bergantung kepada nilai-nilai dunia ini, kita tidak akan pernah merasa  puas dan berkata ”cukup”. Senantiasa ada kurang dan ketidakpuasan bila berpusat pada diri. 

Perasaan puas dan bahagia hanyalah mungkin bila seseorang meletakkan harapannya di dalam Tuhan. Di dalam Tuhanlah ada kebahagiaan sejati dan di situlah manusia menemukan arti hidup sesungguhnya.

Di luar Tuhan manusia akan selalu mencari-cari dan meski yang dicari itu diperoleh, rasa senangnya sering tidak bertahan lama... tidak memberi kepuasan sempurna. Akan muncul lagi keinginan baru. Ada orang mengatakan memang perlu seperti ini supaya manusia tidak berpuas diri lalu berhenti. Agar manusia selalu berinovasi. 

Betulkah? 

Tentu masing-masing kita memiliki pendapat yang mungkin sama dan mungkin pula berbeda.

Kenyataannya... jika yang dicari-cari tidak diperoleh, manusia mungkin mencuri... mencuri kehormatan diri... mencuri perhatian... mencuri sesuatu yang mestinya bukan untuknya.

Kita memang haruslah berpikir maju ke depan. Kita harus berjuang dan berupaya keras. Kita harus profesional dalam bidang kita masing-masing. Akan tetapi kalau bukan di dalam Tuhan dasarnya, manusia dengan segala perolehannya akan semakin haus lagi dan bahkan dapat membawa kesulitan baru... dapat membawa kejenuhan dan kesepian. Atau takut kehilangan dengan apa yang telah diperoleh.

Dalam hal ini, kesulitan utama adalah menaklukkan diri sendiri yang penuh dengan segala keinginannya. Musuh besar kita sering bukanlah siapa-siapa, tetapi diri kita sendiri. 



Kita dapat menaklukkan diri kita bila mendekat kepada Tuhan. Iman yang bertumbuh membuat kita hidup berkemenangan. Bersama Tuhan kita akan memiliki cara pandang baru terhadap diri sendiri dan terhadap dunia ini. Pengenalan yang benar kepada Allah membuat kita dapat berdamai dengan diri sendiri dan menerima diri apa adanya. Hidup kita akan menjadi berkat bagi orang lain.

Selamat berlibur.
Selamat beraktifitas.
Selama melayani.

Penyertaan Tuhan memberi kita kemenangan atas hidup ini. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Kalungkanlah dan Tuliskanlah

14 Juni 2018

Amsal 3:3   
Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu.

Salah satu yang sering terjadi bagi orang yang berkacamata adalah lupa di mana kacamatanya diletakkan. Sehingga sering menyulitkan baginya untuk membaca.

Walau sudah mencoba disiplin untuk meletakkan kacamatanya di tempat tertentu, tetap saja ada saat-saat dimana penyakit pelupanya kambuh. Akibatnya dia banyak membeli kaca mata yang murah meriah dan diletakkan di banyak tempat sehingga merasa aman dari penyakit pelupa.

Untuk sedikit lebih bebas dari penyakit lupa itu, maka dia mengalungkan kacamatanya. Dengan demikian lebih tertolong lagilah dia.

Kita diingatkan untuk tidak meninggalkan kesetiaan, karena kesetiaan itu sangat penting. Jangan melupakan kesetiaan. Kita disuruh mengalungkan kasih dan setia pada leher. Bahkan tertulis pada loh hati. 



Tertulis mengandung makna menetap permanen. Artinya kasih dan setia itu menjadi tinggal dan berada terus-menerus dalam hidup kita... menjadi sifat dan perilaku kita.

Marilah kita membuat kesetiaan menjadi karakter kita... kalungkan pada leher dan tuliskan dalam loh hati. 

Bukalah hati kita untuk menerima kebenaran-Nya. Berdoalah agar kuat kuasa Roh Kudus memberi pemahaman dan pengertian kepada  kita, sehingga hidup kita diubahkan hari lepas hari.

Tuhan berkenan dan dekat dengan orang-orang yang setia.

Mazmur 145:18
TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Selamat beraktifitas.
Selamat berlibur.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus Maha Setia menyertai dan memberkati kita senantiasa.
Amin.

Teriring  salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Bertolong-tolonganlah Menanggung Bebanmu

13 Juni 2018

Galatia 6:2
Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.

Di tepi jalan yang sepi, seorang yang kaya raya melihat ada seorang pria kurus sedang mengunyah-ngunyah rumput. Lantas dia bertanya, ”Mengapa kamu makan rumput ?”

Pria kurus itu menjawab, ”Saya sudah tiga hari tidak makan karena tidak punya uang, karena sudah tidak tahan lagi, terpaksalah rumput ini yang saya makan”

Orang kaya itu langsung teringat bahwa pekarangannya yang luas di depan rumah penuh rumput dan belum sempat dipotong, karena itu dia berpikir mungkin orang ini cocok disuruh untuk datang memakan rumput yang ada di tanahnya itu agar rumputnya jadi habis. 

Lantas orang kaya itu melanjutkan pembicaraannya, ”Kalau begitu ayolah ke rumah saya, saya akan membantu kamu, di rumah saya ada banyak rumput, tentu cocok buat kamu kalau memang kamu bisa memakannya. Makan saja semua rumput-rumput itu, ajak sekalian keluarga kamu juga untuk memakannya.”

Orang yang makan rumput itu jadi heran dan bingung. Tentu saja bukan rumput yang dia butuhkan. Dia sebetulnya barharap dapat dipekerjakan untuk memotong rumput dengan upah yang wajar sehingga dia bisa membeli makanan yang layak. 

Kisah di atas adalah karang-karangan saja. Namun pesannya adalah bahwa sering ada orang ingin terlihat memiliki rasa kebersamaan dan rasa sosial yang tinggi dengan memberi bantuan, tetapi tidak tulus. Artinya: dalam memberikan pertolongan itu justru dialah yang mendapat manfaat dan diuntungkan. 

Dalam dunia bisnis dan dagang tentu boleh-boleh saja, tetapi hidup ini tidaklah sesempit bisnis dan hitungan matematis. Ada kalanya kita harus memberi pertolongan dengan kasih tanpa menuntut balasan, dimana secara hitungan kita memang tidak diuntungkan sama sekali, bahkan seolah ”merugi”.

Tuhan Yesus memberikan Nyawa-Nya. Yesus adalah teladan bagi kita untuk saling memberi dan saling menolong. Pada suatu saat kita yang menolong, saat lain kita butuh bantuan orang lain juga. Masalahnya adalah:

• Pada saat ada kesanggupan, apakah kita peka dan berinisiatif untuk menolong? 
Apakah kita rela memberi tanpa membangkit-bangkit?



Semestinya jawabannya iya, karena sebagai anak Tuhan itulah salah satu hal terbaik yang dapat kita lakukan dalam hidup ini. Dengan demikian Tuhan akan dimuliakan melalui kehidupan kita. Kita akan berbahagia karena telah memenuhi hukum Kritus seperti diungkapkan oleh ayat di atas.

Puji Tuhan ! !

Selamat beraktifitas.
Selamat berlibur.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita.
Amin.

Teriring  salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Menjadi Sahabat Sejati Yesus

12 Juni 2018

1 Petrus 1:22
Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persau-daraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sung-guh saling mengasihi dengan segenap hatimu

Ada kata-kata bijak mengatakan: 
”Orang yang berhasil membina persahabatan adalah orang yang paling kaya, dan orang yang paling miskin adalah orang yang tidak memiliki sahabat.
Manusia yang paling lemah adalah orang yang tidak mampu mencari teman, namun yang paling lemah adalah orang yang memiliki teman tapi menyia-nyiakannya.”

Sahabat adalah satu jiwa dalam tubuh yang berbeda.
Sahabat dapat meringankan beban. 
Tidak ada perhitungan dalam hubungan teman yang benar-benar sahabat. 
Sahabat merupakan kekuatan. 

Bersama sahabat, seseorang dapat belajar untuk lebih baik dan dapat berbagi sehingga beban berat menjadi lebih ringan. 

Kita membutuhkan sahabat dan orangpun pasti membutuhkan kita sebagai sahabat mereka. 

Bagi kita ada seorang SAHABAT SEJATI yang sangat istimewa yaitu Yesus. DIA menyapa murid-muridNya sebagai sahabat... 
Yohanes 15:15
”Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari BapaKu” 

Alangkah berharganya kita di hadapan Kristus, karena siapakah kita ini sehingga dilayakkan menjadi sahabat Yesus? 

Semua orang yang telah percaya kepada Yesus *menjadi satu* dan *diikat* dalam satu hubungan yang kuat di dalam Yesus... menjadi bersaudara dan bersahabat di dalam DIA. 

Persahabatan ini bertujuan agar kita saling menguatkan dan saling meneguhkan. Dalam doa-Nya, Yesus tidak hanya berdoa bagi murid-murid-Nya yang dididik langsung olehNya semasa hidup-Nya di dunia, namun juga Yesus pernah berdoa buat kita semua; 
(Yohanes 17:20) 
”Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka”

Doa ini dimaksudkan agar kita menjadi satu dan menjadi erat; sebagaimana Tuhan Yesus menyatakan bahwa Dia dan Bapa adalah satu;
Yohanes 17:21
Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Yang perlu kita cermati dan penuhi adalah permintaan Yesus untuk sahabat-sahabatnya yaitu agar kita melakukan perintah-Nya;
Yohanes 15:14
”Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu”

Karena itu, marilah kita melakukan bagian kita untuk memenuhi dan menggenapi doa Yesus dengan cara menciptakan dan memelihara kesehatian, persatuan dan kasih persaudaraan yang erat, terlebih di antara kita sebagai anak-anak Allah.

Selamat beraktifitas.
Selamat berlibur.
Tuhan memberkati.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Mau Dihormati?, Hormatilah Tuhan

11 Juni 2018

Wahyu 4:11
"Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan”

Bayangkanlah jika ada seorang tentara berpangkat Kapten tidak mau memberi hormat kepada atasannya berpangkat Kolonel.  

Alasannya adalah atasannya itu tidak pantas diberi hormat karena kasar dan tidak mau memperjuangkan hak anak buah. Jika atasannya itu lewat, maka si Kapten menghindar agar tidak usah memberi hormat. 

Sang kapten juga memiliki bawahan berpangkat Sersan. Hal yang sama terjadi dimana si Sersan juga tidak pernah memberi hormat kepada Kapten. Bila bertemu, si sersan sengaja menyibukkan diri dan pura-pura tidak lihat.

Lama kelamaan si Kapten tahu bahwa sersan bawahannya sengaja tidak mau memberi hormat kepadanya. Karena itu dia marah dan melaporkan hal itu kepada atasannya yang berpangkat Kolonel. 

Si Sersan dipanggil dan diadili. Ditanya apa alasannya sehingga tidak pernah memberi hormat kepada atasannya yang berpangkat Kapten. 

Sersan itu dengan terus terang berkata bahwa dia sedang mencontoh Kapten itu yang juga tidak mau menghormati Kolonel atasannya. 

Pak Kolonel yang saat itu memimpin sidang marah besar. Kepada Kapten yang mengadu diberi sanksi dan hal ini akan mempersulit dia untuk naik pangkat karena dinilai cacat. 

Kapten itu tidak sadar bahwa bila dia menghormati Kolonel atasannya, berarti dia juga sedang menghormati hukum di Institusinya. Hal itu pula berarti dia sedang menghormati harkat dan martabat dirinya sendiri, sebab dia adalah bagian dari institusinya itu. Dengan demikian, diapun layak mendapat hormat dari Sersan bawahannya. Itulah hukum yang harus dihormati dan ditegakkan.

Jika seorang Kapten merasa tidak layak menghormati seorang Kolenel atasannya, maka ini merusak sistem dan tatanan hukum yang ada. Jadi Kapten itu juga janganlah berharap dihormati oleh Sersan bawahannya. 

Kisah di atas dapat dianggap sebagai gambaran hubungan kita dengan Tuhan. 

Kehormatan, keagungan dan otoritas ada pada Allah. Karena itu Dia pantas dan layak dihormati serta ditinggikan oleh makhluk ciptaanNya. 

Manusia adalah salah satu ciptaan Allah yang semestinya menghormati Tuhan. Secara prinsip, bila manusia menghormati dan memuliakan Tuhan, berarti manusia itu sedang menghargai dirinya dan mengangkat harkatnya sebagai ciptaan Tuhan. 



Bila kita tidak menghormati Tuhan, itu berati kita sedang merusak tatanan HUKUM TUHAN. Kehormatan tertinggi akan kita miliki bila kita menghormati Tuhan. Oleh sebab itu marilah kita senantiasa menghormati dan menyembah Allah Bapa kita di dalam Yesus Kristus. 

Sudahkah setiap hari kita menyembah Dia?
Apakah hati dan pikiran kita tunduk kepada kehendak dan otoritas-Nya?
Apakah sikap hidup kita menunjukkan bahwa kita takut akan Tuhan?

Segala puji dan hormat hanyalah bagi Tuhan Yesus Kristus kekal selamanya... !!

Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan memberkati kita. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Dibangun-Membangun, Dikuatkan-Menguatkan

10 Juni 2018

Kolose 3:16 
Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

Salah satu tugas kita tanpa honor langsung dari manusia adalah meneguhkan dan menguatkan orang dengan mengajar. Mungkin termasuk di dalamnya adalah menghibur, menegur dan memberi nasihat serta memotivasi orang lain. 

Kita dipakai Tuhan untuk membuat orang lain bertumbuh dalam pengenalan akan Allah. Agar orang-orang kuat dan segar imannya. Pada saatnya mereka berbuah.

Sebelum kita melakukan itu semua, maka tentu kitalah yang terlebih dahulu harus diisi oleh kebenaran yang akan kita sampaikan.

Untuk itu Rasul Paulus katakan agar kekayaan firman Tuhan... hikmat dari Kristus ada dan tinggal di hati kita. Oleh karena itu kita berdoa agar Tuhan beri kerinduan dan kehausan kepada kita akan firman-Nya.



Biarlah melalui kerinduan kita menguatkan dan membangun orang lain, kitapun tetap kuat dan dibangun oleh firman Tuhan.

Kolose 2:6-7  
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

Selamat Hari Minggu.
Selamat beribadah.
Selamat melayani.

Tuhan memberkati kita dengan kasih-Nya.
Amin...

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Dituntun Nasihat Tuhan

09 Juni 2018

Mazmur 73:24 
Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.



Apa tanggapan kita terhadap orang yang mendengar nasihat kita?

Kita akan senang dan menghargainya. Akan ada hubungan yang baik sebagai buahnya. Walaupun kita di pihak yang menasihati, akan ada pujian terhadap orang-orang yang mendengar dan melakukan nasihat kita.

Apa reaksi kita jika orang yang kita nasihati menolak dan membangkang?

Berbagai hal negatif bisa terjadi. Salah satu mungkin adalah kita tidak/kurang respek. Seolah-olah ada pembatas muncul di antara kita.

Ketika kita percaya dan menerima Yesus, maka kita diangkat menjadi anak-anak-Nya. Akan tetapi sampai di sini belumlah selesai.

• Kita perlu dituntun Tuhan dalam proses hidup ini. 
• Kita perlu nasihat-Nya.
• Kita perlu telinga  untuk mendengar suara-Nya.
• Kita perlu mata untuk membaca firman-Nya
• Kita perlu pikiran untuk mencerna perkataan-Nya.
• Kita perlu hati untuk merenungkan nasihat-Nya.
• Kita perlu tangan dan kaki untuk bergerak melakukan apa yang Tuhan mau.

Seluruh elemen tubuh kita perlu berkoordinasi di bawah kendali Roh Kudus untuk merespons nasihat dan kehendak-Nya.

Tuntunan nasihat/firman Allah akan membuat hidup kita berada dalam daerah aman. Jika kita melakukan nasihat-Nya, akan ada penghargaan tersendiri dari Allah terhadap kita. 

Mendengarkan dan melakukan kehendak Tuhan akan membuat hubungan kita dengan Dia semakin mesra. Kemesraan hubungan kita dengan Tuhan membuat kita damai dan berbahagia.

Sesungguhnya kehormatan sejati, ada pada orang-orang yang mau dan rindu dituntun nasihat Tuhan. 

Tuhan yang memberikan kemuliaan, walau mungkin orang-orang justru sebaliknya tidak/kurang menghormati dan menganggap kita bodoh ketika kita konsisten melakukan firman-Nya. 

Walau pernyataan ini ekstrim... tidak apa-apalah: "Kita butuh pengakuan dan penghormatan dari Tuhan, bukan dari manusia"

Apapun kata orang tentang kita...  jika PENCIPTA dan PEMILIK alam semesta ini mengangkat dan memberi kita kemuliaan serta DIA di pihak kita dan DIA memihak kita... siapa takut??!!

Puji Tuhan!!

Selamat berlibur.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memimpin dan menuntun perjalanan hidup kita senantiasa. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Apa Kemegahan Utama Anda?

08 Juni 2018

Mazmur 105:3
Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN!

Sir Edmund Hillary menjadi terkenal setelah berhasil menjadi orang pertama menaklukkan puncak gunung Mount Everest. Para wartawan mewawancarai pengalamannya menaklukkan puncak gunung tersebut. 

Di tengah-tengah wawancara, hanya satu orang saja wartawan yang tertarik mewawancarai seorang warga Nepal yang ikut dalam pendakian itu sebagai pemandu jalan bagi Hillary. 

Wartawan bertanya kepada orang Nepal itu, 
“Karena Anda pemandu jalan dalam pendakian itu, tentu Anda lebih tahu dan lebih memahami Mount Everest. Anda sebetulnya lebih layak sebagai orang pertama sampai di puncak. Tetapi mengapa bukan Anda? Mengapa Hillary?”

Dengan polosnya orang Nepal itu berkata, 
”Ketika hampir sampai di puncak, saya menuntun dia dari bawah dan mempersilahkan dia duluan dari saya. Begitu dia sampai di puncak, maka saya kemudian menyusul”  

Mendengar itu, selanjutnya wartawan bertanya, 
”Mengapa begitu ? Sebetulnya Anda memiliki kesempatan emas untuk menjadi orang pertama menaklukkan Mount Everest?” 

Sang pemandu berkata, 
”Menjadi orang pertama atau menjadi orang keberapapun tidaklah masalah, itu bukanlah obsesi saya. Yang penting saya senang karena saya berhasil membuat Hillary mencapai keinginannya, dan dengan cara seperti itu saya merasa sangat berbahagia” 

Pengalaman orang Nepal yang memandu Hillary menunjukkan betapa mulia dan luhur kepribadiannya yang mau merendahkan diri dan hatinya demi orang lain. Dia tidak merasa bersaing dengan Hillary. 

Sebagai murid Yesus, mari kita terus belajar merendahkan hati. Biarlah kemegahan utama kita tidak diletakkan di dalam apa kata orang tentang kita. Hendaklah kita bermegah di dalam Tuhan. Bersukacitalah jika kita ”berhasil” membuat Tuhan tersenyum atas sikap dan tindakan kita dalam semua hal. 

Mulialah nama Tuhan dengan cahaya kehidupan kita di hadapan semua orang... cahaya yang menerangi... bukan menyilaukan!

Matius 5:16
”Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

RENUNGAN

KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB

11 April 2024   KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB   Beberapa hari ini kita dimarakkan dengan viralnya video yang menayangkan wawancara den...