Galatia 4:8-9
Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri
kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah.Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?
Ada seorang pekerja
Gereja jika makan, dia tidak berdoa. Dia langsung saja makan. Semula diduga
mungkin dia sudah berdoa dalam hatinya. Dan tentu tidak ada maksud-maksud
tertentu untuk menghakimi dia mengapa dia tidak berdoa sebelum makan. Itu hak
dia. Hubungan dia dengan Tuhan adalah tanggung jawabnya yang tak dapat kita
paksa-paksakan.
Cuma memang karena dia aktif melayani di gereja, penasaran juga untuk bertanya tentang
hal tersebut, mengapa dia terlihat tidak berdoa sebelum makan.
Lantas dia berkata dengan terus terang bahwa dia sedang kecewa berat dengan Tuhan. Beberapa waktu lalu anaknya sakit. Sudah didoakan, namun tidak kunjung sembuh. Malah meninggal dunia. Dia juga merasa ada sakit di pinggangnya. Setelah diperiksa, dokter bilang syaraf terjepit. Pengobatannya harus operasi, tetapi ada resiko berat jika tidak berhasil. Diberi indeks 50 % kemungkinan sembuh.
Mendengar keterangan dokter, dia berdoa saja. Berharap
sembuh, tetapi tidak sembuh-sembuh juga. Jadi dia merasa berdoa tidak ada
gunanya lagi.
Sedih mendengarnya.
Inilah fakta kita hidup beriman kepada Allah. Pengalaman hidup
yang tidak enak sering sangat
berpengaruh terhadap hubungan kita dengan Tuhan.
Kedewasaan iman kita sering diuji oleh situasi-situasi
hidup. Hidup ini tidak seideal apa yang kita pikirkan. Dalam hal inilah orang
sering jatuh dan jadi tidak semangat di dalam Tuhan... kecewa.
Jemaat Galatia diingatkan Rasul Paulus agar tidak
meninggalkan Allah... tidak berbalik ke allah-allah lama mereka. Jemaat diajak
untuk tetap setia memperhambakan diri kepada Allah di dalam Kristus.
Melihat pesan Paulus tersebut, mungkin ada memang jemaat
yang mulai meninggalkan Tuhan. Mereka kembali kepada keyakinan lama.
Penyebabnya apa?
Mungkinkah karena kecewa?Mungkin saja.
Mungkin juga ada kejenuhan beriman.
Mungkin juga karena pengaruh orang-orang tertentu.
Banyak kemungkinannya.
Ajakan Paulus dalam ayat tersebut di atas, adalah juga
merupakan ajakan bagi kita semua agar tetap menjadi hamba- hamba Allah. Kita
didorong untuk terus mengabdi kepada Tuhan. Dialah Raja kita.
Saat inipun ada beberapa kemungkinan penyebab yang
berpotensi membuat orang-orang percaya menjadi tawar hati karena kecewa.
• Kecewa atas kondisi hidup yang terasa susah• Kecewa karena karir tidak meningkat, begitu-begitu saja terus
• Kecewa usaha tidak maju-maju
• Kecewa karena ditolak
• Kecewa kerena penyakit tidak sembuh-sembuh
• Kecewa kepada pasangan hidup (suami atau istri)
• Kecewa terhadap orang tua
• Kecewa karena sikap negatif orang lain, terutama kecewa terhadap seseorang yang dinilai baik selama ini, terutama kecewa terhadap aktifis gereja yang dianggap panutan selama ini, atau aktifis persekutuan.
• Mungkin kecewa terhadap ... ... ... (isi sendiri ! !).
Mari kita melihat diri kita yang juga sangat rentan terhadap
rasa kecewa. Mungkin saat inipun kita sedang alami itu.
Dan anehnya ada juga orang-orang tertentu menikmati rasa
kecewa dan tak mau beranjak dari situ.... Jangan!!!
Yang jelas Allah tetap setia. Sekalipun Tuhan ijinkan kita
berjalan dalam situasi yang tidak kita sukai, tidak kita harapkan, tidak kita
pahami... Allah tetap mengasihi kita. Dia tidak membiarkan dan Dia tidak
meninggalkan kita... itu janji-Nya...
Ibrani 13:5b
Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan
membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Oleh sebab itu mari kita tetap bertumbuh mengenal Yesus
dalam situasi apapun... susah atau senang... suka atau duka... sakit atau
sehat... sukses atau gagal.
Tuhan itu baik
Sungguh amat baik
Sampai selama-lamanya Tuhan itu baik.
Puji Tuhan ! ! !
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.Selamat melayani.
Tuhan memberkati. Amin.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar