Bersyukur atau Dimanakah Kita?

30 Juni 2018

Lukas 17:11-19  
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. 
Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.
Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"
Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."

Pernah kejadian sebuah perahu terbalik dan tenggelam di sebuah perairan pada musim dingin. Ada 10 orang dalam perahu itu. Mereka semua berupaya untuk menyelamatkan diri. Mereka kesulitan berenang di air yang dingin.

Lantas ada seorang perenang kawakan datang menyelamatkan mereka. Satu persatu mereka ditolong, dan akhirnya semua selamat. 

Karena menolong 10 orang, akhirnya perenang itupun tak berdaya... kehabisan tenaga dan sangat kelelahan, apalagi air begitu dinginnya. Keadaannya kritis dan hampir saja meninggal dunia. Lalu dibawa ke rumah sakit dan diopname.

Dari 10 orang yang ditolong, hanya satu orang saja yang datang besuk sambil menyatakan syukur terima kasih karena sudah ditolong.

Secara objektif tentu bisalah kita merasakan perasaan perenang yang telah menyelamatkan orang tersebut. Seandainya kitalah orangnya... apa yang ada dalam pikiran kita?

Kita juga tentu bisa menilai kelompok 9 orang yang telah diselamatkan, tapi diam saja. Paling tidak kita mungkin mengatakan bahwa mereka tidak tahu berterima kasih.

Kejadian ini mirip seperti kesembuhan 10 orang sakit kusta. Hanya seorang saja yang datang berterima kasih kepada Yesus. 9 orang yang lain tidak datang. Pastilah ini sesuatu yang aneh dan tak wajar, sampai-sampai Tuhan Yesus bertanya, "Di manakah yang sembilan orang itu?"



Sementara itu Tuhan Yesus berkata kepada orang Samaria yang berterima kasih itu, "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau." (Lukas 17:19)

Bagi kita yang telah diselamatkan Tuhan, tentu sungguh banyak kita mengalami kasih, kemurahan dan berkat-Nya. Bagaimana sikap kita kepada Yesus?

Apakah kita akan seperti seorang Samaria yang telah sembuh... datang berterima kasih? Apa wujud tanda terima kasih kita?

Apakah kita akan mendengar Yesus berkata dengan lembut tapi penuh kuasa berkata, "lmanmu telah menyelamatkan engkau."

Apakah kita akan menjadi seperti orang-orang kelompok 9 orang yang telah sembuh itu?



Apakah kita akan mendengar Yesus berkata dengan penuh tanda tanya, "Di manakah mereka?" ... ya... "Di manakah kita?"

Tentunya kitalah yang akan memilih dan memutuskan apa gerangan nada perkataan Yesus kepada kita. 

Marilah kita bergerak seperti seorang Samaria yang datang kepada Yesus untuk bersyukur kepada-Nya. Biarlah kita memuji-muji dan menyembah Tuhan Yesus. 

Dengan talenta dan karunia yang telah dianugerahkan Tuhan... pakailah itu untuk memuliakan Dia. Beri dan persembahkan yang terbaik buat Tuhan. Beri hati kepada-Nya.

Selamat berlibur.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus kiranya senantiasa melimpahkan kasih dan rakhmat-Nya kepada kita sekalian. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN

KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB

11 April 2024   KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB   Beberapa hari ini kita dimarakkan dengan viralnya video yang menayangkan wawancara den...