Amsal 21:2
Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi
TUHANlah yang menguji hati.
Suatu hari seseorang tersesat di jalan. Di ujung
perjalanannya dia menemui jalan buntu. Terpaksa dia kembali ke jalan semula. Padahal
dia sudah berjalan jauh. Dia rugi waktu dan rugi bahan bakar.
Masalahnya sebetulnya adalah orang tersebut terlalu asik
menikmati musik kesukaannya selagi nyetir, sehingga dia tidak memperhatikan
arah dan tanda-tanda jalan. Dia berjalan menuruti nalurinya melewati jalan yang
menurutnya bagus dan rata.
Kalau sesat di jalan seperti itu, tidak terlalu masalah
mungkin. Bisa kembali lagi ke jalan semula. Tetapi bagaimana jika salah dengan
perjalanan hidup kita? Perjalanan hidup kita bisa salah arah. Bila salah, kita
tidak bisa memutar waktu kembali.
Kita sering terlalu asik dengan apa yang kita suka dan
menyenangkan. Kita berjalan menempuh hidup ini dengan pikiran kita saja dan apa
yang kita pandang baik. Kita sering lupa melihat tanda-tanda dan arahan dari
Tuhan. Kita sering tidak melibatkan dan tidak menghadirkan Tuhan dalam hidup kita.
Kita memang percaya kepada Yesus. Kita yakin sudah
diselamatkan Yesus. Tetapi kita tidak menjadikan Yesus sebagai TUHAN yang berhak penuh atas hidup
kita. Inilah masalahnya, sehingga kita tersesat.
Marilah kita mencermati seluruh hidup kita dengan rencana
yang baik berdasarkan Yesus sebagai TUHAN
atas hidup kita. Dengan demikian, jalan kita bukan lurus menurut kita, tetapi
lurus menurut Tuhan sendiri.
Semoga!!
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.Selamat melayani.
Biarlah Tuhan Yesus memimpin perjalanan hidup kita. Amin.
Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar