Sang Pemilik Waktu

1 November 2018

Pengkhotbah 3:11
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

Betapa sering kita mendengar ayat di atas. Kita sudah hafal ayat itu. Juga sering kita sebutkan ayat itu ketika kita atau ada orang-orang yang sedang tidak beruntung. Mungkin saat harapan-harapan kita belum juga jadi kenyataan.

Hal yang lebih menakjubkan sebetulnya dengan ayat itu bukanlah sekedar ayat penghiburan atau penguatan bagi kita yang sedang tidak beruntung. 

Saya secara pribadi ketika baca ulang-ulang kembali ayat itu, saya tidak hanya diingatkan untuk tetap teguh dan kuat serta bersabar menghadapi kondisi-kondisi penantian akan sesuatu yang saya tunggu. Itu juga pastilah! 

Namun yang saya rasakan adalah tentang KEAJAIBAN Allah atas waktu. 
Bahwa Allah Bapa yang mengendalikan waktu. 
Allah Bapa yang tahu atas setiap waktu.
Allah Bapa yang punya waktu. 

Allah tidak bergantung kepada waktu, tetapi waktu yang bergantung kepada Allah.

"Allah mengatur waktu"

Dari kalimat tersebut:
• Allah adalah SUBJEK,
• mengatur adalah kata kerja,
• waktu adalah objek atau pelengkap penderita.

Walau nilai bahasa Indonesia saya rendah dan luluspun dulu atas dasar belas kasihan guru Bahasa Indonesia, tetapi saya kagum dengan kalimat di atas bahwa Allah adalah SUBJEK penakluk waktu.

Kita sedang bergelut dan berjuang dalam arena waktu kita masing-masing... dan akan terus begitu.
Kita perlu kerja keras... itu harus !
Kita perlu strategi hidup... itu teori !
Kita perlu cerdas memakai setiap peluang... itu hikmat !
Kita harus rajin dan tidak boleh malas.. itu karakter !
Kita harus miliki pengharapan... itu iman dan keyakinan !

Tetapi paling penting adalah:
Dalam arena waktu kita... Allah pemilik waktu. 
Dia WASITnya

Kalau Allah tidak lagi beri waktu, dan Dia tidak lagi mengijinkan kita hidup dan Dia berkata, 
"Ayo sekarang saatnya engkau berpulang sajalah menghadap AKU ! !"... 
Kita mau apa ? ? ? 
Protes?
Keberatan?
Mau mengadu?
Mau nego?
Mau demo?
Mau buat MoU perpanjangan waktu?

Jawabannya: 
Kita tidak berhak, tidak bisa, dan tidak ada waktu lagi untuk itu. 
Bagaiman bisa?? 
Tubuh kita sudah kaku dan orang-orang sibuk mengurus kita. Otak cerdas kita sudah beku... bagaikan berita duka yang sedang hangat saat ini dan jadi salah satu berita utama dimana-mana... 
Ingatlah ini !

Maka itu marilah kita selalu dekat dan berada di pangkuan Bapa kita SANG PEMILIK WAKTU
Serahkanlah sepenuhnya hidup kita dan biarlah waktu kita dikendalikan oleh Dia. 

Yang penting bersama Bapa kita yang kekal, hidup ini indah serta damai dan lebih indah lagi ketika nanti kita sudah berada di dunia kekal bersama Yesus Kristus.
Halleluya... Puji Tuhan ! ! !

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Allah Bapa menyertai dan memberkati kita di setiap waktu. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Bersyukur Karena Ikut Dalam Misi-Nya

31 Oktober 2018

1 Korintus 1:4-6
Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus.
Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu.

Rasul Paulus mengucap syukur atas kasih karunia Allah yang bekerja dalam dirinya, sehingga jemaat bertumbuh. Rasul Paulus menyaksikan betapa mereka menjadi kaya dalam segala macam perkataan dan pengetahuan.

Apa yang menjadi ucapan syukur Paulus mendorong kita agar ucapan syukur kita tidak terbatas dalam tercapainya keinginanan kita saja. Alangkah indahnya bila kita ada alasan bersyukur karena kerinduan Allah atas orang-orang tercapai dan tergenapi melalui hidup kita, sebab untuk itulah kita ada.

Oleh karena itu, mari kita siapkan diri agar hidup kita yang hanya sekali saja ini terasa bagi orang sesuai dengan talenta dan karunia Tuhan pada kita. 

Biarlah kreatifitas kita tidak hanya terbatas untuk membesarkan diri kita saja, tetapi sejalan dengan itu, agar KEBESARAN ALLAH menjadi nyata melalui hidup kita. 

Betapa sering kita melihat ada orang-orang front depan yang rela melupakan dirinya demi kemajuan Injil dan pelipat gandaan murid-murid Kristus. Walau kita tidak sedalam dan sejauh orang-orang seperti itu... tidak apalah. Yang penting ada peran kita walau setapak untuk membangun manusia sebagai asset Allah. Karena tentunya panggilan Tuhan atas kita tidak sama bentuknya, tetapi sama maksudnya.

Dengan demikian, ucapan syukur Rasul Paulus atas terbangunnya jemaat, akan menjadi ucapan syukur kita juga, sebab kita merelakan diri untuk dipakai Allah dengan bebas untuk mencapai maksud-Nya.
Puji Tuhan ! ! !

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan  memberkati kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Janganlah Lupa Kebaikan Tuhan

30 Oktober 2018

Mazmur 103:2
Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!

Tentulah tidak baik atau pantang bagi kita jika kita mengungkapkan, apalagi membesar-besarkan kebaikan yang telah kita perbuat.

Namun betapa sering  seseorang merasa kurang enak jika perbuatannya yang baik dilupakan atau terlupakan.

Kesanggupan kita berbuat baik adalah anugerah Allah. Oleh sebab itu seyogianyalah kita tidak mendasarkan perbuatan baik oleh karena ingin mendapat pujian. Kita berbuat baik karena meyakini bahwa kebaikan kita telah diawali oleh kebaikan Allah.

Kebaikan Allah adalah awal dan sumber segala kebaikan. Oleh karena itu sepantasnya dan seharusnyalah kita memuji-muji Allah. "... ... janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!", kata pemazmur.

Bagaimanapun kita sibuknya setiap hari dengan segala pekerjaan dan tanggung jawab kita, janganlah lupa akan kebaikan Allah. 
Pujilah  Dia ! ! ! 

Cobalah pikirkan dan renungkan sejenak... bahwa kita masih bisa sibukpun oleh karena Dia baik. Kita mampu sibuk dan beraktifitas justru karena Dia baik dan masih beri kesempatan. 

Akankah segala kesibukan kita dapat membuat kita melupakan kebaikan-Nya dan sampai lupa memuji dan menyembah Dia? 
Jawabannya ada pada kita!

Sebagai anak-anak-Nya, dalam hari-hari hidup kita, marilah sediakan waktu khusus dan spesial untuk memuji dan menyembah Tuhan. Jangan lupa kebaikan-Nya. 

Jangan sampai ada hari-hari kita terlewatkan begitu saja dimana di situ tidak ada pujian dan penyembahan bagi Tuhan. Nyatakan jugalah kebaikan-Nya kepada sekeliling kita sebagai wujud bahwa kita telah mengalami kebaikan-Nya. Biarlah kita menjadi *agen-agen kecil Tuhan* di dunia ini menjadi penyalur kebaikan Allah. 

Segala puji dan hormat hanyalah bagi Allah Bapa kita yang penuh rahmat.

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan  memberkati kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Berserulah ... Datanglah Kepada Tuhan

29 Oktober 2018

Mazmur 142:1-3  
Nyanyian pengajaran Daud, ketika ia ada di dalam gua: suatu doa. Dengan nyaring aku berseru-seru kepada TUHAN, dengan nyaring aku memohon kepada TUHAN.
Aku mencurahkan keluhanku ke hadapan-Nya, kesesakanku kuberitahukan ke hadapan-Nya.
Ketika semangatku lemah lesu di dalam diriku, Engkaulah yang mengetahui jalanku. Di jalan yang harus kutempuh, dengan sembunyi mereka memasang jerat terhadap aku.

Ada yang mengatakan jika kita mengalami masalah yang berat dan sesak rasanya dan tak tertahankan lagi, maka berteriaklah sekeras-kerasnya. Agar orang tidak dengar dan tidak menjadi heboh, pergilah ke tempat sepi, atau ke hutan atau celupkan muka ke air dalam bak.

Mungkin saja nasihat itu bisa menolong, tapi sementara saja. Setelah berteriak, bila masalah diingat, akan kambuh lagi. Apalagi tidak ada yang mendengar, siapa yang akan menolong. Hanya barangkali dengan teriakan itu, ledakan perasaan jadi tersalurkan buat sementara. Tidak selesai tuntas.

Daud, orang yang begitu dekat dengan Tuhan, juga memiliki masalah seperti kita. Daud mengalami hal-hal alami seperti kita. Dia alami kesesakan. Dia alami kelesuan. Dia merasa ada saat-saat kehilangan semangat dan tawar hati. 

Dalam kesesakannya, Daud datang dan berseru kepada Tuhan. Kepada Tuhan Daud minta tolong. Daud mencurahkan isi hatinya kepada Allah.

Mungkin saat ini kita sedang mengalami pergumulan berat. Atau mungkin tidaklah terlalu berat masalah kita, tetapi cukup mengganggu. Untuk itu silahkan pergi ke hutan, ke tempat sepi, atau celupkan muka ke air dan berteriaklah! Tapi itu bukanlah saran yang baik. 

Yang baik dan tepat adalah: datanglah kepada Tuhan. Curahkan isi hati kepada-Nya. Allah Bapa kita siap menampung curahan hati kita. Allah tidak hanya menampung, tetapi Dia akan memberi jalan ke luar terbaik, dan yang terpenting adalah: 
• Allah tidak melepas kita begitu saja,
• Allah tidak membebaskan diri-Nya dari kita,
• Allah bersama kita menempuh jalan itu, 
• Allah bertindak untuk kita.
P u j i   T u h a n  ! ! !

Mazmur 31:3
Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan  memberkati kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Hanya Kepada Allah Pengharapan Sesungguhnya

28 Oktober 2018

Roma 4:18-21
Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.

Membaca kutipan ayat di atas, Abraham sungguh luar biasa imannya. Dikatakan bahwa: ... ... sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya... ...
Kalimat Rasul Paulus ini yang berbicara tentang Abraham sungguh luar biasa.

Kalau kita baca lanjutan ayat di atas, Rasul Paulus menuliskan tentang iman Abraham: bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan ... ...

Jadi dasar Abrahan untuk berharap adalah: menurut yang telah difirmankan

Siapa yang berfirman?
Tentulah Allah.
Jadi Abraham mendasarkan imannya kepada Allah semata-mata.

Terhadap janji Allah, Abraham tidak bimbang. Dia yakin bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. 
Ini poin penting: Allah berkuasa.

Bagaimana dengan kita?
Siapakah kita?
Apa jasa kita kepada Tuhan?
Apa dasar kita untuk berharap kepada Tuhan? 
Kebaikan kitakah? 
Pelayanan kitakah? 
Piawainya kitakah?
Pengaruh kitakah?

Kita bebas menjawab apa saja.

Namun belajar dari Abraham, kita diingatkan dan diajarkan bahwa iman dan harapan kita sepenuhnya didasarkan kepada Allah Bapa kita. Itu teladan Abraham yang wajib kita ikuti.

Selamat Hari Minggu.
Selamat beribadah.
Selamat melayani.

Tuhan beserta kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Dengan Tangan Kanan Tuhan

27 Oktober 2018

Yesaya 41:10
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

Dari dahulu, masalah besar manusia adalah ketakutan dan kebimbangan. Sampai kinipun terus itu menjadi masalah keseharian kita dalam berbagai sisi dengan berbagai bentuk. 

Melalui nabi Yesaya, Allah menyerukan agar umat-Nya jangan takut dan jangan bimbang. Ayat ini tentunya ditujukan kepada kita juga.

Tuhan yang meneguhkan dan memegang kita dengan tangan kanan-Nya. Pada umumnya tangan kanan lebih kuat dari tangan kiri. Untuk hal-hal yang sulit kita lebih cenderung memakai tangan kanan. Bahkan menerima atau memberi sesuatu, lebih etis dan sopan dengan memakai tangan kanan. Seolah tangan kanan memiliki daya lebih kuat dan lebih sempurna.

Jadi dengan TANGAN KANAN Allah kita diteguhkan, ditolong dan dipegang. Artinya adalah Allah dengan kesempurnaan dan kekuatan penuh-Nya menjaga kita. 
Puji Tuhan !

Oleh sebab itu mari kita yakini apa yang dikatakan Tuhan melalui nabi Yesaya ini. Sebagaimana Dia berkata dan berjanji memegang kita, *peganglah* janji-Nya. 

Kemenangan hidup kita bergantung kepada sejauh mana kita meyakini dan memegang janji-Nya.

Selamat berlibur.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memberi kemenangan hidup yang sempurna bagi kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Apa Sebenarnya Yang Kita Butuhkan?

26 Oktober 2018

Roma 15:33
Allah, sumber damai sejahtera, menyertai kamu sekalian! Amin.

Kita sering tidak tahu apa yang paling kita butuhkan.

Kalau kita ditanya apa sebetulnya yang paling kita butuhkan, jawaban kita sering mengarah kepada benda atau materi. Atau berupa cita-cita dan keinginan. 

Cobalah kita pikirkan ulang, betulkah itu yang paling kita butuh?

Sesungguhnya yang paling kita butuh adalah penyertaan Tuhan. Kita sungguh perlu pengawalan-Nya.

Yakinlah bahwa apa yang selama ini kita merasa perlu, bahkan keinginan kita yang segudang yang kita idamkanpun tercapai, tetapi tanpa penyertaan Tuhan, kita tidak aman. 

Benda-benda dan materi-materi bahkan status dunia yang kita inginkan tidak bisa menjaga kita sepenuhnya. Malah kita yang harus menjaganya, bukan dia yang menjaga kita. Aneh kan? 

Karena itu jangan heran bila banyak orang yang memperoleh apa yang dia ingin, malah memunculkan masalah juga. Hidupnya tidak bahagia... khawatir terus. Bagaimana tidak khawatir kalau bukan Tuhan yang utama?

Hal itu bukanlah dimaksudkan bahwa kita acuh saja dan merasa hidup ini datar-datar saja... seadanya saja tanpa tambah bobot... cepat puas... tidak berkarya... bukan ! 

Kita wajib berjuang dan berusaha keras mencapai cita-cita dan keinginan yang baik... harus! Tetapi di atas itu, semuanya didasarkan atas anugerah dan penyertaan Allah. 

Hal ini dimaksudkan adalah agar jika apa yang kita inginkan  tercapai, atau setengah tercapai, atau tidak / belum tercapai... damai sejahtera Allah tetap menjadi milik kita... kita rasakan itu... begitu!

Karena itu saya yakin bahwa bukanlah kerja keras kita yang kurang, namun yang paling sering absen dan kurangnya kita adalah penyerahan hidup kita kepada Allah. Itulah titik-titik lemah kita, dan ada yang sudah sampai di titik kritis dan posisi emergensi. Hidup jadi tidak seimbang antara kerja keras dengan penyerahan hidup kepada Tuhan. 

Sahabatku yang kekasih di dalam Kristus Yesus, bagaimanapun situasi kita saat ini, kiranya harapan dan doa Rasul Paulus di dalam Roma 15:33 yang mengatakan, Allah, sumber damai sejahtera, menyertai kamu sekalian!  
adalah menjadi semakin nyata dalam hidup kita. 
Semoga ! ! !

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan senantiasa menyertai, memberkati dan memberi damai sejahtera bagi kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Menikmati Yang Menjadi Bagian Kita

25 Oktober 2018

Amsal 30:8-9 
Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.

Kalau dipikir-pikir, miskin dan kaya sama susahnya.

Jika miskin, kekuatan kita rasanya kurang. Daya beli rendah. Sulit mendapatkan apa yang kita butuhkan. Merasa status di bawah. Oleh sebab itu tentulah tidak ada orang yang mau miskin.

Manusia normal pasti ingin kaya. Tentu semua orang merasa bahwa kaya lebih baik dari pada miskin. Ini wajar. Namun kayapun memiliki kesusahan tersendiri. Orang kaya takut kehilangan harta. Harta harus dijaga ketat. Merasa status lebih tinggi dari orang lain... muncul kesombongan. Merasa uang dapat mengatur segalanya. Muncul rasa ingin dihargai lebih.

Yang paling baik sebetulnya adalah bukanlah soal kaya atau miskin, tetapi yang terbaik adalah kita dapat menikmati apa yang ditetapkan bagi kita. Yang menetapkan adalah Tuhan. Kita dapat menerima sepenuhnya pengaturan Tuhan atas hidup kita... entahkah orang anggap kita miskin, ataukah orang mengatakan kita kaya... terserahlah...

Kita tidak perlu dipusingkan dengan label-label orang. Jalani saja hidup ini dengan apa yang Tuhan beri. Syukuri apa yang ada. Apapun kata orang, kitalah yang tahu tentang kita serta Tuhan yang mengerti hidup kita. Tuhan tahu detail data kita dari semua sisi.

Sebab itu doa dari Amsal 3:9 sangat cocok bagi kita, berdoalah seperti itu agar Tuhan senantiasa memberikan apa yang semestinya menjadi bagian kita. 

Jangan ambil bagian orang yang bukan untuk kita, itu pantang !, dan jangan iri kepada siapapun... itu bukan sifat kita. Allah tidak suka bila anak-anak-Nya seperti itu.

Jika bagian kita diambil orang, dan kita dipersulit orang terserahlah... Dalam posisi itu kita tetap percaya bahwa tangan Tuhan tetap menjaga kita. Kerjakan saja tanggung jawab kita sebaik mungkin, lakukan apa yang baik yang Tuhan suruh, serta fokus kepada pertolongan-Nya. Bila ini kita lakukan, maka sesungguhnya kitalah orang yang paling berbahagia di muka bumi ini. Apalagi dalam Yesus kita sudah menjadi pewaris Kerajaan Allah... wahhh... apakah ada yang lebih baik dari itu?... tidak akan ada dan memang TIDAK  ADA ! !

"Tuhan Yesus, aku bersyukur akan seluruh hidupku. Entah bagaimanapun keadaanku saat ini, aku mau katakan aku berbahagia oleh karena Engkau bersamaku. Kebahagiaanku bukan karena keadaanku atau apa kata orang tentang aku. Sebab itu berilah apa yang patut menurut-Mu apa yang memang pas dan cocok menjadi bagianku... bukan atas kata-kata miskin atau kaya menurut pandangan orang, sebab itu relatif. Aku sungguh damai di dalam-Mu. Aku tidak kecil hati kalaupun orang menyebutku si miskin, dan akupun tidak terbuai dan tidak merasa di atas bila orang mengatakan aku kaya. Engkaulah yang mutlak dan berdaulat dalam hidupku... Amin...

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan  memberkati kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Pergunakanlah Waktu Yang Ada

24 Oktober 2018

Efesus 5:16
dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Bukanlah untuk membuat kita takut atau gusar atau berpikir yang bukan-bukan, ini adalah andai-andai saja... seandainya kita tahu bahwa besok kita harus menghadap Yang Maha Kuasa... apa gerangan yang akan kita lakukan hari ini?

Ada banyak jawabannya.

Mungkin kita bagitu sangat rohani...
Apa yang selama ini kita abaikan dan merasa tidak ada waktu untuk itu, kini itulah yang terpenting. 
Mungkin selama ini tidak pernah berdoa, sekarang sepanjang waktu berdoa terus. 
Selama ini tidak pernah membaca Alkitab, rasanya hari ini dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu ingin langsung diselesaikan, termasuk membaca daftar isi dan kamus-kamusnya. 
Apa yang kita merasa penting, tiba-tiba jadi tidak penting. Hobby-hobby kitapun kita abaikan. 
Stress dan rasa takutpun datang. 
Proyek-proyekpun sudahlah... tak penting lagi itu semua. 
Semuanya tiba-tiba berubah mendadak dan drastis... ekstrim !

Mungkin untung jugalah kita tidak tahu saatnya kita berangkat, agar hidup kita bisa lebih normal dan terasa wajar adanya. Tapi dengan itu boleh jadi kita menjadi tidak peduli kepada nilai-nilai kekal.

Tentulah kita berharap mendapat usia yang panjang. Semoga saja ! 
Kalau memang usia kita dipanjangkan, lantas apa yang mau kita lakukan?

Rasul Paulus ingatkan agar kita menggunakan waktu dengan baik... sebaik-baiknya kita bisa. Meskipun memang bukan kita besok pergi ke SANA, bukankah memang bahwa batas hidup kita sudah dipatok ada limitnya? 

Bila perlu, biarlah kita merasa dan berpikir serta bersikap seolah besok kita berangkat ke SANA. Hal ini akan mengajak kita untuk berbuat dan melakukan serta mengerjakan apa yang terbaik. Kita tidak merasa bahwa kita tidak butuh Tuhan. Kita tidak merasa bahwa Tuhan yang butuh kita. Kita akan memprioritaskan apa yang terpenting dalam hidup ini. Bukankah itu semestinya yang ada dalam pikiran kita walau kita tidak memahami berapa lama lagi kita akan hidup ?

Mau lama lagikah... mau sebentar lagikah hari-hari kita... semua terserah Tuhan. Hidup kita tidak dikendalikan oleh seberapa kita tahu durasi kita di dunia ini. Dia kok yang mengatur semuanya. Dengan demikian tenanglah dan damailah hidup kita. 

Hari-hari kita akan lebih berkualitas. Pekerjaan kitapun kita sikapi dan jalani dengan sebaik-baiknya dengan penuh arti. Kita akan merasa semua hal dalam hidup ini adalah rahmat Tuhan.

Mari kita tetap menggunakan seluruh sisa hidup kita bagi kemuliaan-Nya. Jangan mau bergeser dari iman dan pengharapan kita di dalam Kristus Tuhan. Injil sebagai landasan dan patokan hidup kita. Puji Tuhan...

Semua prioritas hidup yang kita yakini dari Tuhan... lakukanlah itu dengan setia. Komitmen penting dan konsistenlah dengan apa yang kita yakini.

Teringat potongan sebuah lagu...

Pergunakan waktumu dengan baik
Hidup di dunia cepat berlalu...
🎤🎵🎶🎼🎻🎺🎸🎹

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan biarlah Dia menjaga hati kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Untukku Untukmu

23 Oktober 2018

Lukas 23:35
Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah."

Ketika Yesus disalib, apa yang dikatakan orang banyak berupa ejekan terhadap Yesus, ada sisi benarnya. Mereka mengatakan, " Orang lain Ia selamatkan, ... ... ..."

Ya..., orang lain Dia selamatkan, orang sakit Dia sembuhkan, orang mati Dia bangkitkan, orang lapar Dia beri makan, orang buta Dia celikkan, dan sebagainya. 

Tiba giliran pada diri-Nya... Dia disalib, justru Dia diam saja. Dia tidak membebaskan diri-Nya. Dia relakan diri-Nya. Bukan karena Dia tidak berkuasa seperti hinaan orang. Dia cukup dengan berkata saja... akan jadi. 

Bahkan kalau Yesus mau, Yesus bisa turun dari salib dan para pengejek tadi semua tiba-tiba nancap kesakitan disalib... gantian ! 

Pontius Pilatus... raja Herodes... para pemuka agama... kaum Farisi... prajurit Roma... bisa berjejer ditancapkan Yesus di kayu salib.... kalau Yesus mau !
Tapi itu tak perlu ! Nantilah itu... Yesus akan lakukan apa yang Dia mau lakukan pada pada HARI AGUNG saat kedatangan-Nya. 
Kita tunggu sajalah ya !
Segera !

Cobalah kita karang kata-kata apa saja... apa yang kita ingin Yesus lakukan, Dia lebih dari bisa untuk melakukannya. Namun Dia taat dan tahu jalan yang harus Dia tempuh. Hidup-Nya untuk orang lain... untuk kita... untukku

Betapa berbahagianya saya, karena apa yang Dia alami, apa yang Dia tanggung di kayu salib adalah untukku... untuk kita semua yang percaya kepada Dia. 
Terpujilah Tuhan Yesus Kristus.

Karena itu, apa yang harus kita lakukan? 
Apa yang seharusnya dan selayaknya kita perbuat?

Kata Rasul Paulus, 
Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
(2 Korintus 5:15)

Walau susah dan tak mudah jalan-Nya, tetapi marilah kita tempuh itu. Itulah kehendak Yesus... hidup kita bagi sesama kita.

Dalam kerinduanku aku berdoa, 
"Tuhan Yesus... dalam kelemahan dan betapa tidak berdayanya aku, tolonglah aku untuk dimampukan menempuh jalan-jalan-Mu"

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan melindungi kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Aku Tadinya Buta, Sekarang Dapat Melihat

22 Oktober 2018

Yohanes 9:24-25
Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya: "Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa."
Jawabnya: "Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat."

Setelah seorang buta disembuhkan Yesus, orang banyak, terlebih orang Farisi sangat membenci Yesus. Bahkan mereka mendakwa orang yang telah sembuh dari kebutaan itu. 

Semestinya orang Yahudi dan orang Farisi bersyukur dan bersukacita karena ada seorang dari kaum mereka yang disembuhkan secara ajaib oleh Yesus. Semestinya mereka menjunjung dan memuji Yesus atas kebaikan-Nya. Ini malah mereka marah besar bahkan mengintimidasi orang yang tadinya buta itu. 

Mereka secara sembarangan mengatakan kepada orang buta itu bahwa Yesus yang menyembuhkan itu orang berdosa... kasar sekali dan keterlaluan sikap mereka kepada Yesus maupun orang yang tadinya buta itu.

Namun orang buta itu menjawab dengan lugas dan bijak melebihi orang Farisi itu, katanya, "Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat."
Terasa terkunci mulut orang Farisi itu jadinya.

Apa yang dikatakan orang yang telah sembuh itu, bukanlah sekedar mengatakan apa yang dia tahu, bahkan dia berkata aku tidak tahu, tapi dia menekankan apa sesungguhnya yang telah terjadi pada dirinya... apa yang dia rasakan dan alami... dia saksikan utuh dan tulus. Pernyataan jujurnya menemplak orang Farisi itu.

Kitapun sering berada pada posisi seperti orang yang tadinya buta itu. Sering kita dibawa ke perdebatan tentang siapa Yesus... apa yang kita tahu tentang Dia... dan kitapun terpancing berdebat kusir. 

Pengalaman orang yang baru sembuh dari kebutaan itu mengingatkan kita untuk tidak ikut-ikutan bersitegang leher dengan orang-orang tentang iman kita dan apa yang kita tahu, karena memang masih banyak hal yang tidak/belum kita pahami tentang Yesus. 

Kita diajak untuk menyaksikan apa yang kita yakini... apa yang kita percaya... apa yang telah kita rasakan... apa yang kita imani di dalam Yesus. Tak perlu takut. 

Orang menjadi percaya atau tidak akan perkataan kita tak masalah. Biarlah Roh Kudus melakukan bagian-Nya dengan sempurna. Roh Kudus akan menterjemahkan dan meneguhkan serta memeteraikan kesaksian kita. Yang penting bangunlah jembatan komunikasi untuk maksud ini. Mari kita doakan dan lakukan.

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan melindungi kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Yesus Tidak Terikat, Tunduk Kepada Hukum Manusia

21 Oktober 2018

Yohanes 5:8-10
Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."
Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.
Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: "Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu."

Cuplikan ayat di atas adalah bagian dari peristiwa dimana Yesus menyembuhkan seorang yang sakit lumpuh. Tidak main-main... sudah 38 tahun orang itu sakit. Orang itu disembuhkan Yesus dengan ajaib.

Hanya saja peristiwa itu terjadi pada hari Sabat. Karena itu orang-orang Yahudi marah. Mereka merasa aturan agama mereka tidak diindahkan Yesus... dilanggar. 

Banyak memamg kejadian dimana Yesus melakukan sesuatu di hari Sabat yang membuat orang-orang Yahudi merasa gerah. Sepertinya Tuhan Yesus cari fasal... cari masalah. Mereka merasa apa yang Yesus lakukan berbenturan dengan hukum Taurat yang mereka yakini.

Sesungguhnya Tuhan Yesus tidaklah membuat masalah. Masalah sebetulnya adalah di dalam orang Yahudi sendiri. Mereka tidak sadar atau tidak tahu atau tidak percaya bahwa mereka sedang berhadapan dengan Tuhan Yesus yang adalah Tuhan... yang membuat aturan hukum yang sedang mereka pegang.

Karena Tuhan Yesus di atas hukum Taurat yang orang Yahudi pegang, maka Yesus tidak terikat dan tidak tunduk kepada hukum yang mereka tahu. Sebaliknya hukum Tauratlah yang tunduk kepada Yesus. Yesus yang membuat hukum itu... milik-Nya hukum itu. Jadi Dia berkuasa dan berdaulat atas hukum itu. 
Halleluya ! ! !

Kita bersyukur karena Tuhan kita Yesus Kristus berkuasa. Dia di atas seluruh hukum-hukum agama... hukum-hukum alam... hukum-hukum lain yang kita kagumi... hukum-hukum yang rumit yang mungkin kitapun tidak paham dan sulit bagi kita. Semua itu tunduk di bawah kaki Yesus.
Puji Tuhan ! ! !

Sebagaimana Tuhan Yesus telah menyembuhkan orang lumpuh itu yang sudah 38 tahun lamanya, maka lebih luar biasa lagi... Yesus telah menyembuhkan penyakit dosa kita yang terbawa sejak lahir... sejak kita ada.
Terpujilah Dia ! ! !

Oleh sebab itu marilah...
kita puji Dia,
kita hormati Dia,
kita sembah Dia, 
kita agungkan Dia,
kita ikut Dia,
kita taati Dia,
kita utamakan Dia. 

Segala puji, hormat, kemuliaan dan sembah sujud kami... hanyalah bagi-Mu Tuhan Yesus
Amin...

Selamat Hari Minggu.
Selamat beribadah.
Selamat melayani.

Tuhan memberkati dan menyertai kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun -Bandung

Kerendahan Hati Karena Yesus Dalam Hati

20 Oktober 2018

Efesus 5:21
dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.

Satu hal yang sering amat sulit dilakukan dan menjadi pergumulan adalah merendahkan diri... merendahkan hati. 
Ini sungguh perjuangan berat.

Betapa kitapun mengerti dan meyakini bahwa rendah hati itu adalah kehendak Tuhan bagi kita. Kita ingin memenuhi hal itu. Tetapi sering gagal juga. Atau sering tidak tulus dalam merendahkan hati.

Sering kegagalan dalam merendahkan hati oleh karena kita merasa bahwa itu adalah lebih merupakan keinginan sebagai label apa kata orang tentang kita

Kita tidak suka dijuluki orang dengan sebutan tinggi hati. Oleh sebab itu kitapun berupaya agar kita beroleh label rendah hati dengan berbagai cara. Namun kita sering gagal. Akibatnya kita merasa tidak nyaman dalam posisi berpikir seperti ini.

Oleh karena itu mari kita merubah pola pikir kita tentang prinsip rendah hati tersebut. Rendah hati akan terjadi dan tulus jika kita takut dan hormat kepada Yesus. 

Di dalam takut akan Kristus akan dibangun sikap rendah hati dalam hidup seseorang... dan itu memang harus dilakukan di antara kita sebagaimana Rasul Paulus katakan,"... rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain"

Kerendahan hati seseorang tidak dapat dinilai dari tampilan luar saja. Tampilan itu sering sesaat saja dan tidak utuh. Tampilan sering sebagai kesan saja dan bukan isi sesungguhnya. 

Tuhan yang dapat menilai kedalaman hati kita seperti apa. Oleh karena itu takut dan hormat kepada Tuhan yang akan sanggup memurnikan hati kita untuk dapat rendah hati seperti apa yang Dia mau.

Rendah hati itu bukanlah suatu keinginan untuk dinilai orang, bukan perlombaan untuk menaikkan martabat kita. Akan tetapi kerendahan hati merupakan suatu kerinduan kita bagaimana agar Kristus dengan karya-Nya nyata dalam diri kita. 

Kerendahan hati membuat kita ingin dan rindu bagaimana agar kita semakin kecil dan DIA SEMAKIN BESAR di dalam kita... dan ini merupakan suatu proses yang harus dan terus berlangsung dalam diri orang percaya.

Yohanes 3:30
Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.

Ingat akan cuplikan lagu Sekolah Minggu:
   Dia harus makin bertambah
   Ku harus makin berkurang
   Nama Yesus saja disembah
   Ku di tempat paling belakang
   ... ... ... ... ... ...
   ... ... ... ... ... ...
  
Selamat berlibur.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus menyertai dan Dia menolong kita untuk mampu merendahkan hati. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Ditangan Yesus kita Bermakna

19 Oktober 2018

Yohanes 6:9
"Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"

Dari kisah Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang lebih, sungguh banyak prinsip dan pelajaran yang dapat kita ambil.

Lima ribu orang diberi makan di lapangan terbuka tentulah amat repot. Repot menyediakannya dan repot membagi-bagikannya. Apalagi saat itu murid-murid Yesus tidak punya apa-apa, sehingga mereka jadi pesimis ketika Tuhan Yesus menyuruh mereka memberi makan orang sebanyak itu.

Pada waktu itu mereka hanyalah melihat ada seorang anak yang memiliki lima roti dan dua ikan, sehingga murid Yesus, Andreas, berkata, "... ... apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"

Akhir dari peristiwa ini adalah semua mereka kenyang makan, bahkan ada sisa 12 bakul penuh.

Salah satu hal penting dari kejadian ini adalah dari si anak kecil yang membawa roti dan ikan itu. Dalam kekanak-kanakannya, mungkin dia juga kaget dan heran ketika roti dan ikannya diambil darinya tanpa penjelasan. Dia juga bingung-bingung. Namun dia berikan saja... relakan. Mungkin dia sungkan menolak.

Tapi lihatlah... begitu si anak kecil ini melepaskan roti dan ikannya... dan kini miliknya berada di tangan Yesus, dari sinilah awal keajaiban itu. 

Lima roti dan dua ikan yang semula kata Andreas tak berarti menjadi sungguh berarti di tangan Yesus.

Kita sering pesimis dengan diri kita seolah kita tak berarti dan tak dapat berkontribusi apa-apa. Ya... memang siapakah kita sehingga kita dapat berarti? 
Hebatkah kita? 
Jawabannya: pasti tidak.

Kita memang tidak berarti apa-apa kalau hanya berdasarkan apa yang kita bisa... walaupun mungkin kita merasa bisa dan diam-diam dalam hati kita merasa pintar.

Kita dan apa yang ada pada kita akan berarti penuh dan maksimum serta optimal dalam hidup ini bila kita ada di tangan Yesus.

Sebab itu marilah kita memperbaharui penyerahan hidup kita dan berserah penuh kepada-Nya. Apapun pekerjaan dan profesi kita, biarlah orientasi kita tertuju kepada Yesus. Kita tetap berada di tangan Yesus.
Bersama Yesus kita bisa dan berarti penuh... full... 
P u j i  T u h a n ! ! !

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus menyertai dan Dia membuat kita berarti. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Demi Nama YESUS

18 Oktober 2018

Kisah Para Rasul 3:6
Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!"

Ketika Petrus dan Yohanes masuk ke Bait Allah, mereka melihat seorang peminta-minta. Sebagai seorang peminta-minta, harapannya adalah menerima sedekah.  Itulah yang dia harapkan dari Petrus dan Yohanes.

Dalam pertemuannya dengan Petrus dan Yohanes, dia sungguh beruntung, karena dia tidak sekedar menerima sedekah berupa koin uang, tetapi demi nama Yesus dia sembuh dari kelumpuhannya.

Apa yang peminta-minta itu terima berupa kesembuhan fisik, bukankah kita telah menerima lebih? Kita sudah disembuhkan dari kelumpuhan rohani... jiwa kita telah diselamatkan demi nama Yesus.

Kalau kita renungkan dalam-dalam, sesungguhnya demi nama Yesus kita sudah menerima melebihi harapan dan apa yang dapat kita pikirkan, yaitu keselamatan jiwa.

Bagi beberapa kita, mungkin sudah terasa bosan mendengar kata keselamatan, karena sudah terlalu sering diungkapkan. Namun itulah harta kita sesungguhnya... melebihi apa yang kita dapat peroleh melalui profesi dan hasil kerja kita.  

Tuhan Yesus berkata,  _Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?" (Markus 8:36-37)

Mari kita mensyukuri dan memuji Tuhan atas kesembuhan dari kelumpuhan jiwa kita... atas keselamatan kita demi nama Yesus.
Puji Tuhan !

Sebagaimana Petrus berkata, "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu...,"  demi nama Yesus, apa yang dapat kita lakukan?, apa yang dapat kita beri? 

Sesungguhnya kita dimampukan melakukan perkara besar. Kita diberi kapasitas memberi melebihi harapan orang, yaitu apa yang telah kita terima berupa harta termahal KESELAMATAN JIWA DEMI NAMA YESUS. Hanya saja memang mereka tidak lihat. Berdoalah, agar Roh Kudus yang menyingkapkan itu di hati orang-orang.

Oleh sebab itu, mari berdoa dan membuat hubungan serta jembatan-jembatan dengan orang lain melalui kesaksian hidup kita, agar melalui jembatan itu orang dapat menerima harta termahal.
S e m o g a ! !

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati dan menyertai kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Sumber Damai Sejahtera

17 Oktober 2018

Filipi 4:7
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

Semua kita ingin damai dan sejahtera. Untuk itu kitapun berupaya dengan segala cara. Hanya saja akal dan pikiran kitalah yang dominan dipakai untuk mencapai dan memiliki damai dan sejahtera itu.

Akal dan pikiran saja tidak cukup untuk dapat memiliki damai dan sejahtera... tidak bertahan lama.

Kita butuh damai dan sejahtera dari Allah. Itulah yang melampaui akal dan pikiran. Damai sejahtera Allah tidak hanya bertahan lama, tetapi abadi dan kekal sifatnya. 

Tuhan Yesus berkata di dalam Yohanes 14:27, "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."

Tuhan Yesus menegaskan bahwa damai yang diberikan-Nya tidak sama dengan yang diberikan dunia ini. Letak damai sejahtera yang kekal dan abadi terletak di dalam hubungan atau relasi kita dengan Tuhan Yesus, sebab Dia SUMBER damai sejahtera. 

Beradasarkan hal tersebut, betapa sering kita melakukan kekeliruan. Kita sering sibuk dengan diri sendiri dengan alasan tercapainya apa yang kita inginkan. Dengan kesibukan seperti itu, kita sering lupa Tuhan. Tidak ada waktu duduk di kaki-Nya untuk dengar-dengaran akan suara-Nya. Kita tergesa-gesa dengan hingar bingarnya dunia ini. Kita jadi lupa berdoa. Tidak ada waktu merenungkan firman Tuhan. 

Akibatnya hati kita sebetulnya terasa kosong. Hati menjadi tawar. Perasaan cemas bermunculan dari segala penjuru. Takut ketinggalan dari orang lain. Merasa hidup ini bersaing dan dunia ini seolah ajang kompetisi.

Kita memang perlu giat dan perlu kerja keras, namun marilah kita menghadapinya dengan lebih rileks bersama Kristus. 
Nikmatilah hubungan yang indah dengan Yesus.
Apapun yang kita peroleh tidak akan pernah sempurna... sesempurna apa yang diberikan Yesus.

Yesus Yang Maha Sempurna akan menyempurnakan damai sejahtera kita hari ini hingga selamanya.
Puji Tuhan.

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati dan menyertai kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Diingatkan dengan Mengingatkan

16 Oktober 2018

2 Petrus 1:13 
Aku menganggap sebagai kewajibanku untuk tetap mengingatkan kamu akan semuanya itu selama aku belum menanggalkan kemah tubuhku ini.

Sebagai Rasul, Petrus merasa berkewajiban mengingatkan orang-orang percaya untuk takut kepada Tuhan. Dia katakan hal itu akan selalu dia lakukan selama hidupnya, sebelum dia menanggalkan kemah tubuhnya... sebelum dia meninggal.

Apa yang dilakukan Petrus, mestinya itu jugalah yang kita lakukan. Kita pun terus mengingatkan apa yang baik dan benar untuk kita lakukan bersama.

Dengan mengingatkan orang lain akan apa yang baik dan benar, tidaklah berarti kita lebih baik dan lebih benar. Mungkin saja malah orang lain lebih baik dan lebih benar dari kita. Namun memang dengan cara demikianlah kita dapat saling membangun. 

Ketika kita sedang mengingatkan orang akan apa yang baik dan benar, kitapun diingatkan oleh diri sendiri dan terlebih oleh Roh Kudus bahwa kitapun perlu melakukan apa yang kita katakan. Mungkin juga apa yang kita katakan dan ingatkan, itu jugalah yang sedang kita pergumulkan.

Sebagai murid Kristus, marilah kita terus saling menegur, saling mengingatkan, saling menasihati, saling meneguhkan, dan saling mendoakan. Itulah mestinya salah satu tanggung jawab yang tidak akan pernah berhenti selama kita hidup... terus mengalir...

Kita menjadi manusia pembangun. Walau yang kita lakukan kecil-kecil sajapun karena sebegitu kita diberi Tuhan kemampuan... tak apalah. Maksimumkan dan optimalkan talenta dan karunia kita untuk menyemangati orang. 

Walau tak bisa kita beri ikan salmon, ikan teripun yang sanggup kita berikan... berilah ! Atau hanya sambelpun boleh kalau hanya itu yang ada pada kita. Yang penting orang bisa makan dan orang menjadi kuat, sehat dan segar.
Puji Tuhan !!

Roma 15:14
Saudara-saudaraku, aku sendiri memang yakin tentang kamu, bahwa kamu juga telah penuh dengan kebaikan dan dengan segala pengetahuan dan sanggup untuk saling menasihati.

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati dan menyertai kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

RENUNGAN

KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB

11 April 2024   KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB   Beberapa hari ini kita dimarakkan dengan viralnya video yang menayangkan wawancara den...