Yohanes 9:24-25
Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya
buta itu dan berkata kepadanya: "Katakanlah kebenaran di hadapan Allah;
kami tahu bahwa orang itu orang berdosa."
Jawabnya: "Apakah orang itu orang berdosa, aku
tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan
sekarang dapat melihat."
Setelah seorang buta disembuhkan Yesus,
orang banyak, terlebih orang Farisi sangat membenci Yesus. Bahkan mereka
mendakwa orang yang telah sembuh dari kebutaan itu.
Semestinya orang Yahudi dan orang Farisi
bersyukur dan bersukacita karena ada seorang dari kaum mereka yang disembuhkan
secara ajaib oleh Yesus. Semestinya mereka menjunjung dan memuji Yesus atas
kebaikan-Nya. Ini malah mereka marah besar bahkan mengintimidasi orang yang
tadinya buta itu.
Mereka secara sembarangan mengatakan kepada
orang buta itu bahwa Yesus yang menyembuhkan itu orang berdosa... kasar sekali dan keterlaluan sikap mereka kepada
Yesus maupun orang yang tadinya buta itu.
Namun orang buta itu menjawab dengan lugas
dan bijak melebihi orang Farisi itu, katanya, "Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal
aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat."
Terasa terkunci mulut orang Farisi itu jadinya.
Apa yang dikatakan orang yang telah sembuh
itu, bukanlah sekedar mengatakan apa yang dia tahu, bahkan dia berkata aku tidak tahu, tapi dia menekankan apa
sesungguhnya yang telah terjadi pada dirinya... apa yang dia rasakan dan
alami... dia saksikan utuh dan tulus. Pernyataan jujurnya menemplak orang
Farisi itu.
Kitapun sering berada pada posisi seperti
orang yang tadinya buta itu. Sering kita dibawa ke perdebatan tentang siapa
Yesus... apa yang kita tahu tentang Dia... dan kitapun terpancing berdebat
kusir.
Pengalaman orang yang baru sembuh dari
kebutaan itu mengingatkan kita untuk tidak ikut-ikutan bersitegang leher dengan
orang-orang tentang iman kita dan apa yang kita tahu, karena memang masih
banyak hal yang tidak/belum kita pahami tentang Yesus.
Kita diajak untuk menyaksikan apa yang kita
yakini... apa yang kita percaya... apa yang telah kita rasakan... apa yang kita
imani di dalam Yesus. Tak perlu takut.
Orang menjadi percaya atau tidak akan
perkataan kita tak masalah. Biarlah Roh Kudus melakukan bagian-Nya dengan
sempurna. Roh Kudus akan menterjemahkan dan meneguhkan serta memeteraikan
kesaksian kita. Yang penting bangunlah jembatan komunikasi untuk maksud ini.
Mari kita doakan dan lakukan.
Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.
Tuhan menyertai dan melindungi kita. Amin.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar