Filipi 3:8
”Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus
Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah
melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh
Kristus”
Ptolomeus II
adalah raja yang memerintah Mesir dari tahun 285 hingga 246 Sebelum Masehi.
Nama aslinya adalah Philadelpus,”
yang artinya: penyayang saudara,
tetapi dia telah membunuh dua saudara laki-lakinya.
Raja dalam generasi berikutnya adalah Ptolomeus IV yang memerintah dari tahun 221 hingga 203 Sebelum
Masehi. Nama aslinya: Philopator,
yang artinya: penyayang ayah, tetapi
dia malah membunuh ayahnya.
Jadi nama kedua raja tersebut tidaklah sesuai dengan tingkah
lakunya karena didorong keinginan berkuasa.
Makna nama seseorang sering berkebalikan dengan sifatnya
yang sesungguhnya. Jabatan atau peran seseorang yang semestinya melindungi
malah sering menjadi perusak. Semua itu disebabkan dari hati yang belum/tidak
beres.
Apabila hati manusia telah diperbaharui dan telah dijamah
oleh Roh Allah, maka semestinya kehidupannya akan berubah. Tujuan dan pandangan
hidupnya secara total diubahkan oleh Tuhan;
• Tadinya tujuan hidupnya mencari kepuasan hidup melalui
materi dan kedudukan, sekarang mencari kepuasan dengan hidup dalam
kebenaran.• Tadinya hidup mencari popularitas diri, sekarang hidupnya merupakan sebuah pengabdian menjadi hidup yang berkenan kepada Allah.
Sama seperti apa yang Rasul Paulus katakan bahwa begitu dia
bertemu Yesus, dia menyerahkan dirinya secara total kepada Tuhan, dia berkata
bahwa apa yang dia lakukan sebelumnya adalah perkara yang sia-sia dan dia
anggap seperti sampah.
Mengapa Paulus berubah secara total seperti itu ?
Jawabannya adalah karena Rasul Paulus telah menemukan
perkara yang mulia yang tak ternilai dan kekal dalam Yesus.
Hendaknya kita juga seperti itu. Bahwa apapun yang kita
capai, apapun yang kita peroleh sungguh kecil, dan bila dibandingkan dengan
harta kekal yang akan Tuhan anugerahkan kelak… sungguh luar biasa
bedanya.
Karena itu janganlah luntur keyakinan kita di dalam Yesus.
Biarlah semakin kuat. Keyakinan yang kuat akan Yesus akan memotivasi kita untuk
melakukan perkara-perkara mulia. Hal itu juga mendorong kita untuk siap berbuat
sesuatu bagi Tuhan yang diwujudkan di dalam ketaatan kepada perintah Allah dan
melakukan kebenaran, serta kerelaan mempersembahkan hidup sebagai korban
syukur.
Mazmur 4:5
”Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN.”
Selamat belajar.
Selama bekerja.Selamat beraktifias.
Selamat melayani.
Tuhan beserta kita sampai selama-lamanya. Amin.
Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar