Tuhan Yesus Merasakan dan Mengalami Kelemahan Kita

21 November 2018

Ibrani 4:15
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

Seorang bayi menangis terus-menerus di sebuah pesawat. Mungkin sang bayi merasa kurang nyaman. Seandainya bukan bayi, tentu dia dapat berkata mengungkapkan perasaannya sebagai arti dari tangisannya.

Melihat bayi itu menangis, maka seorang ibu berkata kepada suaminya, "Kasihan sekali anak itu Pa ya..."  Berkali-kali ibu itu berkata seperti itu. 

Sang ibu berkata begitu karena ada perasaan kasihan kepada si bayi mungil dan juga kepada ibu si bayi yang sangat repot menggendong anaknya sambil membujuk supaya tidak nangis lagi. Rasa belas kasihan juga muncul karena sang ibu sudah berpengalaman dengan anaknya ketika dulu masih bayi yang juga rada rewel di perjalanan.

Lain halnya dengan seorang pemuda di pesawat itu. Dia agak sewot dan sepertinya mengeluh dan mau protes. Dia merasa terganggu sebab tidak bisa istirahat menikmati perjalanan. Sang pemuda tidak merasakan perasaan sang bayi karena belum punya pengalaman susahnya merawat dan mendalami perasaan bayi. Atau mungkin juga karena memang dalam dirinya tidak ada perasaan berbelas kasihan.

Sesungguhnyalah Tuhan Yesus sebagai Imam Besar kita turut merasakan kesusahan kita sebagai manusia. Tuhan Yesus pernah merasakan hidup sebagai manusia seperti kita. Bahkan perjalanan hidup-Nya lebih berat dan lebih parah dari kita. 

Bayangkan dan rasakan juga perasaan Yesus yang dihina, ditolak, diperlakukan kasar, diejek dan dicemoohkan. Bahkan Yesus tahu bahwa Dia harus mati menempuh jalan salib. Betapa berat beban-Nya. Kalau kita seperti Yesus, kita sudah mati berdiri duluan karena stress, atau jadi tidak waras karena beratnya tekanan.

Oleh sebab itu kita sungguh berterima kasih dan amat bersyukur sebab Yesus sangat memahami kita. 
Dia sungguh berempati kepada kita. 
Dia rasakan apa yang kita rasa dengan segala beban dan tekanan hidup kita. 
Yesus peduli dengan kita.

Saat-saat kita tidak kuat dengan tekanan hidup, Tuhan Yesus selalu hadir di sisi kita. Bahkan Roh Kudus ada di hati kita. Allah Bapa Yang Maha Baik mengendalikan segala sesuatu. Dia menuntun hidup kita. Dia sungguh memahami kita. Dia berpihak kepada kita apapun dan bagaimanapun situasi hidup kita. 

Tuhan Yesus merasakan kegetiran hati kita dan Dia peduli dengan kita. Oleh sebab itu dekatlah dan menyatulah terus dengan Kristus Yesus Tuhan kita.

Pujilah Tuhan hai jiwaku... Janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya! !

Selamat belajar.
Selamat bekerja
Selamat beraktifitas. 
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati dan menyertai kita. 
Dia peduli dengan kita. 
Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN

KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB

11 April 2024   KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB   Beberapa hari ini kita dimarakkan dengan viralnya video yang menayangkan wawancara den...