16 Januari 2020
Efesus 4:28
Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia
bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri,
supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
Membaca pesan Paulus di atas, mungkin kita berkata bahwa
ayat itu bukan untuk kita, sebab kita bukanlah pencuri... kita bukan
perampok... kita adalah orang baik-baik.
Walau demikian, ayat itu mengingatkan kita untuk tidak
berbuat curang, salah satu adalah dalam soal uang.
Berbuat curang dalam soal uang, sebetulnya mirip-miriplah
dengan mencuri yang dimaksudkan
Paulus. Atau juga bila kita menahan hak orang... abai dengan sesuatu yang mestinya kita beri ke orang yang
seharusnya diberi... inipun sebenarnya mencuri juga.
Dalam banyak hal tanggung jawab, seseorang dapat dipercaya,
tetapi sering dalam uang tidak dapat dipercaya... dekat-dekat dengan mencuri
itu namanya.
Mungkin pernyataan ini terasa keras dan tidak disukai, tapi
ini nyata. Tidak hanya di dunia sekuler, tetapi bila tidak hati-hati, masalah
uang juga sering melibatkan oknum-oknum rohani dalam pelayanan.
Oleh karena takut
atau kuatir kekurangan... atau yang
lebih menyedihkan adalah karena terkontaminasi dengan gaya hidup, orang-orang sering tidak jujur soal uang, agar hidup
nyaman dan keinginan terpenuhi.
Biarlah nasihat Paulus di atas memantapkan kita untuk
memiliki gaya hidup tidak berlebihan, tidak hedonisme, tidak menjadikan
uang sebagai dasar hubungan dengan
siapapun. Cukupkanlah diri dengan hasil kerja keras kita walau tidak besar
imbalan yang didapat... sehingga kita "tidak
mencuri"... tidak mengambil yang bukan hak kita.
Bahkan terlebih indah dan mulia lagi bila kita dapat berbagi
dengan apa yang kita miliki kepada orang yang membutuhkan, atau kepada pihak ke
mana Tuhan arahkan... ke mana beban hati kita...
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.
Tuhan memberkati dan menyertai kita.
Amin.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.