14 Desember 2019
Matius 4:2-4
Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam,
akhirnya laparlah Yesus.
Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika
Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup
bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut
Allah."
Sesuatu yang alami terjadi pada Yesus, Dia lapar setelah
berpuasa selama 40 hari... tidak tanggung-tanggung lamanya.
Dengan perasaan lapar yang tak dapat kita bayangkan
karena begitu lamanya berpuasa, kita melihat sifat alami Yesus dalam
hakekat-Nya sebagai manusia. Hal ini penting dipahami, sebab ada orang
berpendapat dan mengatakan bahwa dalam melakukan puasa tersebut, Tuhan Yesus
menggunakan kuasa-Nya sehingga Dia tidak merasa lapar. Pendapat ini
terbantahkan.
Tuhan Yesus sungguh merasa sangat lapar. Dalam situasi
lapar itulah Tuhan Yesus digoda dan dicobai iblis. Iblis dengan kepintaran
dalam kelicikannya membuat siasat menunjukkan roti sebagai kebutuhan Tuhan
Yesus saat itu... saat lapar.
Akan tetapi Yesus tentu saja tahu siasat iblis ini. Tuhan
Yesus tidak mau kompromi dengan apa kata iblis. Dengan mengacu kepada firman
Allah yang tertulis, Yesus menangkis dan melawan iblis. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada kolaborasi Tuhan
Yesus dengan iblis. Tidak ada setitikpun Tuhan Yesus mengikuti "saran" iblis.
Walau Yesus begitu sangat lapar dan Dia berkuasa membuat
roti dari batu, tetapi Yesus dapat menahan diri, Dia taat kepada firman yang tertulis, Dia tetap berada di dalam rel yang sedang Dia jalani.
Kalau dilihat dalam pencobaan berikutnya yang dialami
Yesus, maka tidak ada sedikitpun celah dalam diri Yesus tergoda oleh apa kata
iblis. Tuhan Yesus tidak pamer kuasa
di depan iblis... buat apa? Tidak ada gunanya, toh iblis akan tetap berhati
iblis.
Tuhan Yesus tidak
memakai kuasa-Nya untuk memenuhi dan memuaskan keinginan-Nya, malah dengan
kuasa-Nya itu akhirnya Dia mengusir iblis sang
penggoda.
Tuhan Yesus taat kepada firman, dan inilah teladan bagi
kita yang telah percaya.
Tuhan Yesus dalam situasi lapar berat menunjukkan bahwa
Dia merasakan apa yang kita rasakan. Dalam situasi seperti itu, Dia dapat
menahan diri. Pikiran dan tindakan-Nya tetap berada dalam kendali firman Allah.
Mari kita teladani ini.
Selamat berlibur.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.
Tuhan beserta kita.
Amin.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar