Cacing Lebih Berguna Dari Anda, Janganlah!!

1 Agustus 2018

3 Yohanes 1:11 
Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah.

Bayangkan kalau tiba-tiba di meja kita ada cacing muncul, kebanyakan dari  kita akan segera membuangnya, bahkan ada yang langsung memusnahkannya. 

Begitulah pengalaman seorang anak yang berteriak-teriak keras dari kamar mandi karena di dalam bak ada cacing tanah kecil yang meliuk-liuk. 

Si anak memanggil ibunya dan ibunyapun segera datang mengeluarkan cacing itu dari dalam bak. Lalu dengan gemas sang ibu membubuhkan garam ke cacing itu. Tidak hanya membubuhkan garam, si ibu juga menyiramnya dengan air panas. Cacing tanah kecil langsung mati dan disiram dengan air agar hanyut ke dalam saluran air. 

Betapa tak berharganya cacing. Tetapi tahukah kita bahwa cacing yang nampaknya tak bernilai itu ternyata sangat bermanfaat bahkan menjadi sahabat para petani? 

Cacing dapat menggemburkan tanah. Bahkan ada yang membuat cacing menjadi ramuan obat yang konon kabarnya dapat menyembuhkan beberapa penyakit tertentu. Jadi jelek-jeleknya cacing yang tak berdaya dan lemah itu… ada manfaatnya.

Manusia jauh lebih mulia dan lebih kuat serta lebih tinggi derajatnya dari cacing. Betapa hebatnya sebetulnya kita karena memiliki potensi luar biasa yang diberikan Tuhan. Karena itu pasti ada yang dapat kita berikan. Pasti ada alasan yang kuat mengapa Tuhan menciptakan kita dan menghadirkan kita di dunia ini. 

Bila manusia tidak ingat akan Tuhan, maka cenderung manusia mencintai dirinya sendiri... cenderung mendahulukan kepentingannya sendiri. Tanpa kehadiran Tuhan, barangkali cacing lebih bermanfaat dari kita. Bahkan ada orang yang biarpun dia merugikan orang lain asalkan dia senang... tak persoalan baginya.

Bagi orang yang takut kepada Tuhan, langkahnya akan ringan membuat orang lain bersukacita... mungkin melalui perhatian, pemberian, pertolongan, jalinan persahabatan, dan sebagainya. 

Orang yang bertumbuh dalam Yesus, tidak menuntut orang lain untuk berbuat baik kepadanya, tetapi justru dia berkreasi berbuat kebaikan dalam berbagai bentuk yang dia bisa lakukan untuk berbuat kebajikan bagi sesamanya. 

Oleh karena itu, marilah kita sebagai anak-anak Tuhan senantiasa berbuat kebaikan yang bemanfaat bagi orang-orang sekitar kita. Jangan terlalu hitung-hitungan !

Mungkin yang bisa kita berikan hanyalah kata-kata pemberi semangat, atau memberi telinga untuk mendengar, atau memberi pujian tulus... berikan dan lakukanlah! Dengan demikianlah hidup kita bermakna, dan sesungguhnya untuk itulah kita hidup. Berdoalah dan dekatlah dengan Tuhan agar kita dimampukan untuk itu.

Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan memberkati dan menyertai kita senantiasa.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Jadilah Kehendak-MU

31 Juli 2018

Matius 6:10
datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Apa yang kita merasa belum memilikinya dan kita menginginkannya, pasti terus menjadi pikiran kita. Kita berupaya untuk memperolehnya. Segala upaya akan dilakukan. Bahkan bisa terbawa dalam mimpi.

Begitulah kisah seorang yang merasa miskin ingin  menjadi kaya. Sampai-sampai diapun bermimpi. Dalam mimpinya dia bertemu seorang sakti. Dia mengeluh ke orang sakti itu betapa miskinnya dia dan ingin segera kaya.

Lantas orang sakti itu berbagi kesaktiannya. Katanya kepada orang yang merasa miskin itu,
 "Pulanglah ke rumahmu. Apa saja yang kamu sentuh akan dapat berubah menjadi tiga bentuk. Tinggal pilih... mau jadi emas, berlian atau uang. Bahkan bisa jadi mobil kalau kamu mau."

Orang yang merasa miskin itu sangat senang. Terkabul sudah apa yang dia mau.
Saat dia pulang, dia ambil batu dan berkata, "Jadilah berlian" Dalam sekejap jadilah berlian indah.
Dia ambil banyak daun kering dan berkata, "Jadilah uang" Daun kering itupun menjadi uang.
Dia sentuh kayu dan berkata, "Jadilah emas" Saat itu emas berubah jadi emas murni.
Dia temukan kaleng bekas dan berteriak, "Jadilah mobil" Segera kaleng itu jadi mobil mewah.

Betapa senangnya dia pulang ke rumah naik mobil mewah dengan banyak oleh-oleh uang, emas dan berlian. 

Tetapi anehnya, ketika sampai di rumah, dia haus dan ambil air untuk minum. Air itu tiba-tiba jadi berlian. Dia ambil nasi, tiba-tiba nasi berubah jadi emas. Dia menyentuh anaknya, anaknya jadi emas juga. Pokoknya segala yang dia pegang di rumah menjadi emas, uang atau berlian. Dinding rumahnya sudah jadi emas semua.

Dia jadi khawatir dan takut. Lantas datang istrinya dari pasar. Dia berteriak ke istrinya, "Ma..., menjauhlah dariku !, kalau tidak pastilah kamu jadi emas, berlian atau uang. Saya takut juga nanti kamu jadi mobil... !!"

Karena keras berteriak dalam mimpinya, dia dibangunkan istrinya. Setelah dia bangun. Untunglah semua itu mimpi. Dia amat bersyukur bahwa semua itu hanyalah mimpi mainan tidur belaka. Dia peluk istrinya yang masih manusia tulen dan tidak berubah wujud. Dia lihat anaknya yang tidur di sebelahnya... juga masih utuh jadi manusia. Dia pergi ke dapur, ternyata air di dispenser masih utuh berbentuk H2O. Dia minum sepuasnya... lega... !

Kemudian dia bersaat teduh... berdoa, merenungkan firman Tuhan dan bersyukur memuliakan Tuhan.

Kita diingatkan bahwa terjadipun apa yang kita mau dan inginkan, belumlah pasti membawa bahagia yang utuh. Bahkan bisa membawa kesusahan juga.

Karena itu yang paling baik adalah kita berdoa dan bekerja sebaik-baiknya serta menerima sepenuhnya apa yang Tuhan telah beri dengan penuh rasa syukur.



Paling penting selalu kita nyatakan sebagai penghormatan dan kebergantungan serta penyerahan hidup kita kepada Allah adalah berdoa seperti diajarkan Yesus kepada kita,
 "Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. (Matius 6:10)

Bila kehendak Allah terjadi dalam hidup kita, itulah jaminan tulen sepenuhnya bagi kita yang membawa kebahagiaan dan kedamaian sejati.

Mari sama-sama kita berkata, 
"A M I N... ! !"

Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai dan memberkati kita. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Dimanakah Hatimu Berada?

30 Juli 2018

Lukas 12:34
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.

Beberapa tahun lalu, ada seorang kehilangan laptop di dalam bus. Dia tertidur lelap ketika itu dalam bus. Tanpa sadar ranselnya dibuka orang. Agar tidak mencurigakan, bungkus laptop itu diisi pencuri  dengan beberapa majalah yang hampir sama beratnya dengan laptop. 

Setelah sampai di tujuan, dia merasa tidak ada masalah apa-apa dengan ranselnya, karena dirasakan beratnya tidak berubah.

Ketika di kantor ranselnya dibuka... astaga... laptop tidak ada. Yang ada beberapa majalah yang tersusun rapi. Tentu saja dia kaget dan sedih. Selain kehilangan laptop, yang sangat disayangkan adalah karena dalam laptop itu tersimpan seluruh data yang belum sempat diamankan.

Pengalaman ini membuat ke manapun orang itu pergi, selalu laptopnya dibawa. Ada trauma dengan kehilangan data. Data itu merupakan harta yang sangat bernilai. Dalam perjalanan, secara berkala dia selalu buka ransel untuk meyakinkan apakah masih ada laptop di dalamnya. Perhatiannya selalu saja tertuju ke laptop dimanapun dia berada.

Pengalaman kehilangan laptop tersebut merupakan sebuah gambaran sederhana untuk lebih memahami akan arti perkataan Yesus dalam Lukas 12:34 di atas... ya dimana harta kita, di situlah hati kita. 

Pertanyaan selanjutnya adalah: apa dan dimanakah  harta kita sesungguhnya?

Tentu berbeda-beda pandangan kita akan apa dan dimana harta kita sesungguhnya. Tapi pastilah kita sepakat untuk mengatakan bahwa harta yang paling utama bagi kita... apapun harta kita... hati dan pikiran kita akan melekat ke situ. 

Hanya saja perlulah kita berpikir serius... apakah kita memiliki keyakinan bahwa harta paling mahal adalah janji-janji Allah yang berhubungan dengan kekekalan... di Surga.

Akan hal ini, seorang teman pernah mengatakan, "Jangan terlalu berpikir tentang surga terus. Pikirkanlah dunia ini."

Betul juga nampaknya pandangan kawan ini. Lantas mestinya jika kita berpikir tentang surga dan mengimani janji-janji Allah, bukan berarti kita tidak lagi memikirkan pekerjaan dan tanggung jawab di dunia ini. Bukan berarti hidup dalam mimpi dan halusinasi... bukan!

Ketika kita mengimani janji-janji Allah, justru akan menolong kita untuk lebih bertanggung jawab akan hidup kita yang sementara di dunia ini.

Kita akan lebih bekerja keras dan berupaya menghasilkan mutu yang sebaik-baiknya atas pekerjaan kita. Mental kita menjadi lebih kuat menghadapi segala tantangan dalam dunia kerja kita.

Prestasi kerja kita akan beda. Sistem nilai kita akan lain dengan orang-orang dunia ini. Hasil pekerjaan kita bukan lagi uang ukurannya, namun kepuasan orang terhadap karya kita.



Inilah semestinya implikasinya ketika kita meyakini harta kita di surga abadi. Kita akan lebih rajin dan lebih sungguh bekerja sebab semua nanti akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Yesus. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada… jika harta kita di surga maka HATI KITA JUGA MENGARAH KE SURGA.

Hendaklah kita memandang bahwa pekerjaan dan peofesi kita serta pelayanan kita secara rohani menjadi satu rangkaian dan satu paket tak terpisahkan. 

Sebab itu marilah kita meyakini bahwa harta kita sesungguhnya ada di surga dan itu menginspirasi kita untuk sungguh-sungguh berkarya habis-habisan di dunia ini sebelum ada panggilan ke SANA... ke TEMPAT yang  disediakan Tuhan Yesus bagi kita nanti.

Puji Tuhan.

Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai, memberkati dan melindungi kita. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Memuji adalah Ciri Merendahkan Diri

29 Juli 2018

Mazmur 103:2-3
Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat” 

Seorang anak minder dan tidak percaya diri untuk berenang, padahal dia ingin sekali berenang. Dia selalu membatalkan niatnya berenang meski sudah berada di kolam renang. Dia merasa tidak bisa dan takut kalau orang lain mengejek dan merendahkan dirinya. 

Suatu hari dia melihat tidak ada orang. Tiba-tiba dia melompat... byurrrrrr... ke kolam renang. Dengan susah payah dia berenang dengan gaya yang tak karuan bagaikan orang panik. 

Rupanya tanpa dia sadari, di situ ada seorang pelatih renang dan berkata kepadanya, ”Wahhh... kamu hebat !, ayo teruskan ! Kamu pasti bisa ! Saya lihat dari cara kamu lompat tadi amat bagus. Tenaga kamu luar biasa lho...”

Mendengar pujian yang sederhana itu, anak tersebut jadi semangat dan besoknya dia ulang lagi tanpa peduli apakah dilihat orang atau tidak. 

Dia berlatih terus dan suatu saat dia memberanikan diri ikut lomba renang sekecamatan walau akhirnya hanya dapat juara 3. Tapi yang lebih penting adalah  berenang menjadi hobbynya dan dia sering mengajak dan mengajar anak-anak seusianya berenang. 

Sungguh... pujian yang tulus dari seorang pelatih telah membawa perubahan positif terhadap dirinya.

Sebagian besar kita sulit mengungkapkan pujian kepada orang lain, bahkan sulit memberi pujian bagi pasangan kita yang telah berkeluarga. Padahal sebetulnya pujian adalah salah satu resep manjur dalam bergaul dan berkomunikasi. 

Asalkan pujian kita jujur, benar dan tulus serta tidak dibuat-buat, maka pujian dapat membuat kita lebih dekat dengan orang lain. Pujian yang tepat dapat membangkitkan semangat orang lain. Bahkan lebih luar biasa lagi: pujian dapat memulihkan hubungan yang kaku.

Ada kuasa dan potensi luar biasa dalam pujian ! 



Begitu juga dengan pujian kita kepada Allah. Pujian dan rasa hormat yang berkenan kepada Allah sungguh dapat menyentuh hati-Nya. Sentuhan pujian kita kepada Allah berdampak sangat besar yang dapat membuat kita merasa dekat bergaul dengan Allah. 

Ada damai di hati ketika kita memuji-muji dan mengagungkan Tuhan. Pujian yang kita naikkan kepada Allah dapat merubah hati kita yang keras menjadi lembut. Sesungguhnya pujian yang tulus datang dari orang-orang yang merendahkan  hatinya di hadapan Allah. Hanya Allah saja yang layak disembah dan patut dipuji. 

Sudahkah memuji Allah dengan tulus tercantum dalam agenda hidup kita setiap hari? 

Biarlah pujian kepada-Nya terus mengalir menjadi gaya hidup kita.

Selamat Hari Mingu.
Selamat beribadah.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati dan menyertai kita senantiasa. Amin. 

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Hamba Uang, Waduhhh Jangan Ahh

28 Juli 2018

Ibrani 13:5   
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: ’Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’

Seorang teman pernah datang ke saya mengeluh soal pengelolaan uang. Di akhir bulan dia menerima bonus kerja cukup besar. Tanpa disadari uangnya itu habis begitu saja. Dia coba ingat-ingat kemana gerangan uang itu semua. 

Setelah diteliti betul-betul, rupanya uang itu habis membelikan hal-hal yang tidak perlu... yang sebenarnya bukan kebutuhannya. 

Dia menyesal karena tidak memanfaatkan uangnya dengan wajar, semua habis di luar rencana. Andaikan saja uang itu ditabung tentu akan dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat... begitulah pikirannya. 

Kita sering tidak dapat mengelola uang dengan baik. Begitu ada uang lebih dari biasanya, langsung dihabiskan membeli hal-hal yang sesungguhnya bukan kebutuhan pokok. Sejumlah uang yang cukup besar digunakan membeli barang atau apa saja yang nilainya cukup mahal, tetapi kegunaannya hampir tidak ada. 

Sering kita tergoda dan tergiur memiliki sesuatu yang sebetulnya kalaupun tidak ada tidaklah masalah. Akibatnya uang yang banyakpun menjadi tidak cukup... kita menjadi seolah kekurangan. 

Kalau saja uang dapat diatur dengan baik, sedikitpun bisa cukup bahkan bisa berlebih dan dapat digunakan untuk hal yang positif. Sebaliknya jika tidak bisa tahan diri, uang sebanyak apapun tak akan cukup.

Pernah ada seorang penghuni apartemen yang selalu membungkus mobilnya sehingga tidak diketahui jenis mobilnya itu. Suatu hari ketahuanlah bahwa mobilnya itu bermerk terkenal: XXXYYYZZZ model terbaru. Harganya luar biasa mahalnya. Menyetirnyapun dia selalu stress karena takut lecet oleh kendaraan lain yang berpapasan di jalan. Karena begitu setiap hari, akhirnya mobilnya itu dijual dan diganti dengan mobil yang lebih sederhana dan murah. Dengan mobil itu dia sekarang bisa lebih rileks dan santai di jalan. 

Begitulah sering gambaran manusia. Kita membeli sesuatu yang mahal namun manfaatnya tidak seberapa. Kita sering merasa bahwa martabat dan harga diri terletak kepada barang dan merasa derajat kita naik ke langit kalau punya kita lebih canggih, sehingga pikiranpun terarah selalu ke situ. Penghasilan yang lumayanpun akhirnya jadi tidak cukup. 



Mari menikmati hidup lebih berkualitas dengan cara merubah pikiran kita. Kita dapat hidup berbahagia dengan apa adanya tanpa harus mematok orang lain sebagai ukurannya. Hindarilah perasaan bersaing dengan kemewahan orang lain. Hidup sederhana dan takut akan Tuhan mestinya menjadi pola pikir kita, karena itulah sesungguhnya yang membawa kebahagiaan sejati.

Selamat berlibur.
Selamat beraktivitas.
Selamat melayani.

Tuhan senantiasa membimbing, menyertai, dan memberkati kita. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Pelita Bagi Kaki Sampai Tujuan

27 Juli 2018

Mazmur 119:105
”Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”

Mendengar ayahnya akan pergi ke luar kota di luar pulau dengan pesawat terbang, seorang anak langsung protes menyatakan tidak setuju. Masalahnya karena ayahnya menceritakan akan pergi naik pesawat berangkat jam 11 malam. Anaknya khawatir. Dia takut pilotnya tidak dapat melihat sebab gelap gulita. 

Tentu saja alasan anak ini dapat diterima karena dia mengira pesawat terbang dikendalikan oleh mata saja. Dia belum mengerti bahwa pesawat terbang dikendalikan dengan sistem navigasi dan peralatan lainnya yang canggih. Ketika pesawat terbang di udara, selalu ada komunikasi pilot dengan stasiun yang dapat memberi informasi. Informasi ini dapat berupa posisi pesawat, kondisi cuaca, dan lain-lain. 

Dengan informasi yang diterima, Pesawat dapat melalui lintasan yang paling aman. Bila tidak, pesawat akan kesasar dan hal ini dapat mengancam keselamatan penerbangan. Jadi meski pilot tidak dapat sepenuhnya melihat keluar pesawat, namun dia dapat mengendalikan pesawatnya dengan adanya komunikasi yang baik.

Siapa di antara kita yang mengerti sepenuhnya tentang kehidupan serta masa depannya secara menyeluruh ? 

Siapa yang dapat mengerti perihal Kerajaan Allah kelak ? 

Siapa yang merasa dirinya begitu bijak, sehingga dia tidak butuh lagi nasihat dan pertimbangan serta hikmat ? 

Kekuatan dan pikiran kita tidak cukup! Kita butuh komunikasi dan interaksi dengan orang lain, sehingga kita menjadi lebih bijak dan matang. Di atas itu semuanya kita perlu berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa kita. Dengan doa kita dapat berbicara mencurahkan isi hati kita kepada Allah. Allah juga ingin berkomunikasi  dengan manusia untuk menyatakan kehendak-Nya melalui Firman-Nya. 

Komunikasi yang baik dengan Tuhan akan menolong kita untuk mengerti kebenaran. Kita dapat mengerti kehendak Tuhan atas hidup kita. Dia memberi kemampuan kepada kita untuk melakukan kehendak-Nya. 

Dalam keadaan normal, pada umumnya Allah tidak lagi berbicara langsung dengan setiap manusia, tetapi Dia mencurahkan isi hati-Nya melalui Firman-Nya

Allah rindu dan ingin sekali menyatakan rahasia dan rencana-Nya. Dia menunjukkan jalan keselamatan. Rencana Allah atas hidup manusia dan jalan keselamatan itu tertulis jelas dalam Firman Tuhan. 

Biarlah hati kita rindu, haus dan lapar kepada Firman Tuhan, sebab firman Tuhan adalah pelita bagi kaki dan terang bagi jalan kita.

Selamat bekerja.
Selamat berkarya.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati dan menerangi setiap langkah kita. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Syarat Dikatakan Berbahagia

26 Juli 2018

Mazmur 1:1-2  
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Kitab Mazmur diawali dengan kata: BERBAHAGIALAH. Kitab ini memberi arahan dan petunjuk bagi kita untuk hidup berbahagia. Dalam hal ini ada 3 hal yang diingatkan, yaitu:

1. Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik. Berjalan berarti bertindak atau berbuat. Tindakan dan perbuatan kita jangan sampai dikendalikan oleh orang yang licik dan hatinya tidak tulus.

2. Tidak berdiri di jalan orang berdosa. Berdiri dapat diartikan berprinsip. Mungkin sering tidak mudah mempertahankan dan melakukan idealisme kita. Mungkin kita juga sering gagal. Namun kita diingatkan untuk kembali. Walau sulit bertahan dalam kebenaran, tapi jangan sampai kita kehilangan prinsip hidup. Perbaharuilah kembali jalan-jalan hidup kita.

3. Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh. Duduk artinya posisi atau keberadaan kita. Duduk juga mungkin dapat diartikan sebagai kesukaan atau kecenderungan. Mari kita periksa diri; 

• dimana sering posisi kita ?
• apa kesukaan kita ?
• cenderung ke mana arah hidup kita ?

Memang kita masih hidup di dunia ini. Tidak bisa kita hindari orang-orang fasik, orang berprinsip pendosa, dan kumpulan yang suka mencemooh. Kita hidup berdampingan dengan mereka. Mereka ada di dunia kerja kita. Mereka bahkan ada di tempat-tempat yang kita pikir adalah tempat yang ideal. Meski begitu, kita diingatkan untuk tidak sama dengan mereka.

Tentu kita tidaklah bermaksud bahwa kita lebih baik dan lebih benar dari orang-orang sekitar kita, dan membuat kita jadi eksklusif. Ingatlah bahwa kita juga tadinya orang berdosa. Tapi kita sudah dibenarkan oleh Yesus. Karena itu tidaklah patut kita kembali ke dunia lama kita.



Untuk tetap bertahan dalam prinsip yang benar dan baik,  penulis kitab Mazmur mengajak agar kita memiliki kesukaan baru, yaitu suka akan firman Tuhan... merenungkan firman Tuhan... melakukan firman Tuhan. Dengan demikianlah kita hidup berbahagia.

Asah senantiasa hati dan pikiran kita dengan firman Tuhan. 

Serahkan hidup kita sepenuhnya untuk dipimpin oleh Roh Kudus. 

Sesibuk apapun kita, tetaplah miliki waktu pribadi yang intim dengan Tuhan. 

Sejauh kita bisa, berilah pengaruh baik dan positif kepada orang-orang sekitar kita.

Semoga !

Selamat bekerja.
Selamat berkarya.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus beserta kita untuk berbahagia dengan tetap berprinsip benar dan memiliki keteguhan hati dalam hidup ini. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Pekerjaan Murid Kristus Lebih Besar

25 Juli 2018

Yohanes 14:12 
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu.

Salah satu buahnya bahwa kita percaya kepada Yesus adalah melakukan apa yang telah dilakukan-Nya.

Apa yang telah dilakukan Yesus?

Yesus melakukan perbuatan kasih.
Lakukanlah itu

Yesus telah sempurna menyelamatkan manusia dengan menyerahkan diri-Nya. Itu yang Dia suruh kita kabarkan.
Lakukanlah itu.

Di dalam masa-masa pelayanan-Nya, Yesus banyak mengajar tentang Kerajaan Allah.
Lakukanlah itu.

Yesus menjadikan murid. Meski Yesus mengajar banyak orang, namun Dia fokus melatih 12 murid sebagai penerus-Nya. Dia memberi diri dan hidupnya kepada para murid-Nya.
Lakukanlah itu.

Yesus mengatakan bahwa kita akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar.

Apa maksud-Nya lebih besar ?

Terasa sulit mungkin mencerna maksud perkataan Yesus.

Bukankah Yesus adalah Tuhan, dan kita manusia ciptaan-Nya yang tentunya lebih kecil dari Dia?

Mungkin beberapa hal yang dimaksudkan Yesus adalah bahwa ada di antara kita yang akan pergi ke tempat yang lebih jauh. Bila dulu Yesus mewartakan Kerajaan-Nya di seputar Israel, maka kita disuruh mewartakan-Nya ke seluruh dunia.

Yesus dulu melakukan pekerjaan-Nya dengan cara sederhana... man to man langsung, maka kini telah tersedia teknologi informasi canggih dengan jangkauan yang lebih luas dan besar. Kita dapat lakukan itu.

Dalam masa hidup-Nya, secara fisik Tuhan Yesus hanya sekali saja ke luar negeri, itupun karena terpaksa untuk menghindari pembunuhan yang dilakukan Herodes. Yesus dibawa menyingkir ke Mesir. Kini dengan transportasi canggih orang bisa keliling dunia dengan cepat. Dalam hal ini Yesus menyuruh untuk kabarkan Injil ke seluruh dunia. Jangkauan jadi lebih luas dan besar.

Masih banyak yang bisa kita lakukan sebagai hal-hal yang lebih besar seperti dimaksudkan Yesus. 



Hanya saja apakah kita terbeban untuk itu? Apakah kita memiliki hati untuk meneruskan pekerjaan yang disuruh Yesus?

Semestinyalah kita mengatakan, "Ya... saya siap Tuhan. Jadilah kehendak-Mu"

Sebab itu marilah kita melakukan pekerjaan-Nya seturut dengan panggilan kita masing-masing. Sesuai dengan talenta dan karunia serta profesi kita, mari berkontribusi menghadirkan dan memperluas KERAJAAN ALLAH di bumi ini, di tempat kita berada. 

Maksimalkan apa yang kita bisa lakukan untuk mewartakan kasih Tuhan... menyaksikan keselamatan yang Allah telah anugerahkan.

Selamat bekerja.
Selamat berkarya.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus beserta kita sebagai duta Kerajaan Allah dimanapun kita berada. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Tuhan Penuhi Janji-Nya, Bagaimana Janjimu?

24 Juli 2018

Ulangan 7:9
Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan.

Di era tahun 60an, ada sebuah lagu terkenal: Tinggi Gunung Seribu Janji, yang dilantunkan oleh Bob Tutupoli. Ketika di SD dulu, lagu itu sering dinyanyikan di depan kelas, bila guru menyuruh bernyanyi ke depan satu-persatu.

Di samping itu, sebuah lagu lagi yang juga sering dinyanyikan adalah: Padamu Negeri 

Kedua lagu itu berisi soal JANJI

Di dalam pelantikan jabatan, ada JANJI yang diucapkan.

Dalam upacara kelulusan, ada JANJI yang diikrarkan.

Di dalam kebaktian pemberkatan pernikahan, ada JANJI setia dari sepasang pria-wanita.

Ada banyak janji-janji…

Dalam prakteknya ada banyak janji yang diabaikan dan dilupakan... janji tinggal janji, … jadi teringat lagu bang Rinto Harahap “janji-janji, tinggal janji… hanya mimpi…

Tidak memenuhi janji mungkin karena lupa. Mungkin karena tidak mampu melakukannya. Mungkin karena merasa tak penting. Mungkin karena merasa sudah merasa mendapat apa yang diinginkan lewat pancingan janji. Mungkin merasa rugi jika memenuhi janji. Dan sebagainya.

Betapa pentingnya memenuhi janji.

Kebesaran hati dan jiwa seseorang sering dilihat dan dinilai dari: bagaimana dia memegang dan melakukan janjinya.

Ulangan 7:9 mengatakan bahwa Allah kita adalah setia memegang janji-Nya. Allah akan melakukan dan menggenapi setiap janji-Nya. Dikatakan oleh ayat tersebut supaya kita tahu dan percaya itu.

Syaratnya adalah berpegang pada perintah-Nya... ini bagian penting yang harus kita lakukan. Itu bagian kita.



Yang sering dan kebanyakan terjadi adalah kita berharap dan menuntut janji Allah, tapi kita tidak berpegang kepada perintah-Nya. Kita hidup semau kita. Karena itu kita sedang berada dalam posisi tidak siap menerima janji-Nya.

Oleh sebab itu ada dua hal penting yang harus kita lakukan yaitu:

1. Mengetahui janji Allah. Percaya sepenuhnya akan janji Allah. 
Yakini itu !
Amsal 3:5
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.

2. Mengasihi Allah sepenuh hati dengan berpegagang dan taat kepada perintah-Nya. 
Lakukan itu !
Matius 22:37-38
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.

Bila 2 hal tersebut terjadi dalam hidup kita, maka sentosa dan damailah kita.

Selamat bekerja.
Selamat berkarya.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus beserta kita di dalam meyakini janji-Nya serta berpegang kepada perintah-Nya. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Kebenaran Memerdekakan Kamu

23 Juli 2018

Yohanes 8:32
” ...dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” 

Dalam sebuah cerita bergambar untuk anak-anak... alkisah seekor anak tikus melihat bahwa di rumah tempatnya berkeliaran dipasang perangkap tikus. Anak tikus menceritakan hal itu ke ibunya. Mereka ketakutan. Lalu tikus kecil itu pergi ke beberapa tempat dimana sekumpulan binatang berkumpul. 

Tikus kecil berteriak-teriak, “Awas… awass… bahaya… hati-hati…! di rumah ada perangkap tikus !”  

Mendengar teriakan tikus, kaum binatang terheran-heran dan merasa tidak ada hubungannya dengan mereka. Para binatang tak peduli dengan pengumuman sang tikus. 

Ayam berkata sambil mengais-ngais tanah, 
”Aduh... kus... kus... soal perangkap itu kan masalah kamu, tidak ada hubungannya dengan aku kok, jadi nggak usah ribut-ributlah !”

Kambing sambil tiduran berkata, 
”Kasihan juga kamu tikus ya, tapi cobalah berlaku bijaksana dan atasilah masalahmu dengan caramu !”

Sapi juga sambil mengunyah rumput berkata, 
”Pak tikus, kalau soal perangkap biarin aja. Tidak usah dibesar-besarin dah...! Saya ada masalah yang lebih besar ni. Cobalah pergi sana dan temukan solusi terbaik untukmu!”

Malam harinya perangkap tikus itu berhasil menangkap mangsanya. Di tengah kegelapan, istri pemilik rumah mendekati perangkap. Tetapi malang, yang tertangkap rupanya ular. Lantas ular itu menggigit sang istri. Suaminya membawa istrinya ke rumah sakit. 

Dokter menganjurkan agar cepat sembuh harus diberi kaldu ayam. Maka haruslah dipotong ayam

Karena penyakit tak kunjung sembuh, banyak tamu dari kampung datang. Sebagai hidangan makan malam, terpaksalah kambing disembelih.

Sang istri tak terobati, maka meninggallah dia. Dalam acara adat dan ritual penguburan, sapi yang tadinya menganjurkan tikus mencari solusi, akhirnya menjadi lauk hidangan makan siang

Karena meremehkan soal perangkap, binatang yang tadinya merasa tidak ada hubungannya dengan mereka, justru menjadi korban. Sementara tikus yang ketakutan malah selamat karena menyingkir jauh-jauh. 

Sering orang tak peduli dengan nilai kebenaran yang dia ketahui. Dia merasa pandang enteng karena merasa tidak ada hubungannya. Akibatnya dia menjadi korban dari ketidak peduliannya itu. 

Pedulilah dengan kebenaran meskipun nampaknya kecil. Awal kemalangan sering terjadi bukan karena tidak tahu apa yang benar, tetapi karena sepele dan tidak peka serta merasa enteng dengan nilai kebenaran dan aturan

Meskipun banyak orang berkata, ”Tidak ada gunanya mempertahankan idealisme karena akan sia-sia...”
Akan tetapi kita diingatkan: ”Pedulilah dan perjuangkanlah kebenaran !” 



Kebenaran utama ada di dalam Yesus... kebenaran yang memerdekakan, membangun dan mendewasakan kita.

Selamat bekerja.
Selamat berkarya.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus beserta kita di dalam melakuan kebenaran-Nya. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Menjadi Murid GURU AGUNG

22 Juli 2018

Yohanes 8:31
Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku.

Cobalah ingat-ingat dan sebutkan sebuah nama orang terkenal, dimana jika kita disebutkan sebagai muridnya, maka kita senang.

Siapakah orang itu?

Ada seorang yang begitu senang dan selalu mengatakan dirinya sebagai cucu Albert Einstein. Promotor disertasinya adalah seorang murid Einstein. Ketika kuliah, Beliau selalu ceritakan hal itu.

Bagi kita yang memahami, kita juga pastilah bangga jika berkesempatan seperti Beliau belajar dari murid Einstein. Paling tidak, dalam hati kita rasakan begitu.

Bagaimana dengan sebutan kita sebagai murid Yesus? 

Semestinya kita bersukacita dan bangga sebagai murid Yesus, sebab Yesus adalah Tuhan. Yesus adalah GURU AGUNG

Apa kata Yesus tentang kita sebagai murid-Nya?


Yesus katakan bahwa sebagai murid-Nya, tandanya atau cirinya adalah tetap dalam firman-Nya. Hal itu nyata bila ditunjukkan dalam ketaatan kita.

Tentu sering juga kita merasa berat untuk taat. Tetapi yang penting adalah bagaimana kita selalu bangkit lagi jika ada ketidakberdayaan kita taat mengikut Dia. Yesus juga akan selalu menolong kita untuk dapat taat kepada-Nya.

Marilah kita nyatakan jari diri kita sebagai murid Yesus dengan tetap hidup dalam firman-Nya.

Selamat Hari Minggu.
Selamat beribadah.
Selamat melayani.

Tuhan berkati. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Dengarkanlah Yesus

21 Juli 2018

Lukas 9:35
Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia."

Saya pernah bertanya ke seorang remaja anak sekolah minggu, "Apakah kamu pernah merokok?"
Langsung dan spontan anak itu bilang, "Ayah saya tidak merokok, dan dia melarang saya merokok !"
Saya kagum dengan ketegasan jawabannya. 

Bicara soal rokok-merokok, bukan itu poinnya di sini, sebab  boleh-tidaknya merokok banyak pro kontra dengan berbagai alasan, walau secara pribadi memang saya sangat setuju bahwa lebih baik dan lebih sehat tidak merokok. Saya minta maaf kemukakan pendapat seperi ini... 🙏🙏🙏

Poinnya di sini adalah bagaimana si anak itu mengingat dan memegang teguh ajaran ayahnya. Hal ini mungkin karena:
• Teladan ayahnya yang memang tidak merokok.
• Si anak memiliki hubungan dekat dengan sang ayah.
• Si ayah terus mengingatkan.
• Mungkin ada yang lain: ... ... ... ??

Para sahabat…
• Yesus Kristus adalah Tuhan kita.
• Kristus adalah teladan kita.
• Ajaran-Nya adalah penuntun hidup kita.
• Janji Kristus adalah sumber pengharapan kita.
• Darah-Nya adalah pembasuh dosa kita.
• Anugerah-Nya membuat kita selamat.
• Kristus adalah segalanya !!

Oleh karena itu: 
Apakah kita mendengarkan Dia ?
Apakah kita melakukan apa kata-Nya ?



Yang jelas suara Allah Bapa dari awan itu berkata, "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia."
Ya... DENGARKANLAH YESUS!

Para sahabat... mari kita terus menyediakan waktu khusus dan spesial untuk mendengar suara-Nya melalu firman Tuhan dan bergegas melakukannya.

Tuhan Yesus menyertai dan memberi kekuatan dalam segala upaya kita untuk mendengar suara dan melakukan kehendak-Nya. 

Segala kemuliaan bagi Kristus !

Amin.

Selamat beraktifitas.
Selamat berlibur.
Selamat melayani.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Jagalah Hati

20 Juli 2018

Amsal 4:23
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Kata-kata atau jiwa Amsal 4:23 pernah menjadi sebuah nyanyian terkenal. 

Meski lagu itu digubah oleh seorang yang tidak/belum percaya kepada Yesus, tapi lagu itu menarik. Liriknya mantap. Isinya berbobot dan harus diikuti karena lagu itu merupakan pesan penting untuk kita lakukan. 

Hanya persoalannya adalah: Apakah penggubahnya mengikuti isi gubahannya? Hanya Tuhan dan dialah yang tahu sepenuhnya.

Orang yang kuat dan hebat adalah orang yang dapat menjaga hatinya untuk tetap dalam kebenaran dan melakukan apa kata hatinya itu. 

Betapa sulit terkadang menjaga hati kita untuk tetap jernih dan tulus dalam kebenaran. 

Atau sering hati kita sebetulnya baik, namun kita sering bertindak tidak mengikuti apa kata hati. Kita membungkam kebenaran yang ada di hati. Oleh karena beberapa hal, perlakuan dan tindakan kita menyimpang dari kebenaran. 

Sering kita merasa bersalah sebagai akibat tidak selarasnya antara perbuatan dan apa kata hati. Mungkin juga kita menghakimi diri sendiri betapa buruknya kita. Bila hal seperti itu terus saja berulang, hati kita menjadi tumpul.

Hal yang sangat mendasar adalah: bukalah hati dan terimalah Yesus. Setelah itu, isilah hati kita dengan firman Tuhan. 

Dan pesan penting bagi kita hari ini: JAGALAH HATI ! Dari hatilah memancar kehidupan. Artinya kalau mau memancarkan kehidupan... kuncinya ada di hati. Buatlah harmonis apa kata hati dengan keseharian kita.

Selamat bekerja.
Selamat berkarya.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan senantiasa memberkati dan menyertai kita. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Siap dan Waspada!!

19 Juli 2018

2 Petrus 3:10  
Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.

Jika ada telepon ke kita berkata, 
"Hallo, saya nanti jam 20.30 akan datang untuk merampok rumah anda. Karena itu saya minta anda pergi aja dulu ke tempat-tempat yang anda sukai"

Bagaimana kira-kira pendapat kita tentang pesan tersebut?
• Mungkin kita merasa itu lelucon atau dagelan
• Mungkin itu dari orang yang tidak waras
• Mungkin kita berpikir jangan-jangan itu serius
• Mungkin kita membalas dengan kata-kata spontan sesuai watak kita.

Pastilah pesan telepon itu menjadi pemikiran kita juga apapun respons kita.
Tetapi memang hampir tidak ada pencuri datang dengan mengabari kedatangannya terlebih dahulu.
Yang namanya pencuri ya... dia datang pada saat tidak kita duga. Kita akan kaget.

Apakah pesan Rasul Petrus dalam 2 Petrus 3:10  tersebut menjadi pemikiran dan perenungan kita juga?

Rasul Petrus mengatakan bahwa kedatangan Yesus Kristus kembali tidak disangka-sangka... bagaikan waktu dimana pencuri datang tak terduga.

Apa yang dikatakan Rasul Petrus sungguh-sungguh benar, sebab dia adalah murid Yesus secara langsung. Pastilah hal itu sering dikatakan Yesus kepadanya. Oleh karena itu apa yang dikatakan Petrus tak perlu diragukan dan tak perlu diperdebatkan. Yang  perlu adalah SIAP dan WASPADA !



Mungkin kedatangan-Nya sudah dekat atau relatif masih jauh... tidak masalah !, yang jelas PASTI !

Sebab itu mari kita tetap hidup teguh berpengharapan. Perkuat keyakinan kita akan janji-janji Allah. Hiduplah berkenan di hati Allah.

Apa yang menjadi tanggung jawab kita, lakukan sungguh-sungguh, sebab semua harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. 

Rajin bekerja dan setia melayani dengan profesional dan hati seorang hamba. 

Serius dengan apa yang dipercayakan kepada kita dalam profesi dan pekerjaan kita... sama seriusnya ketika kita melayani di gereja maupun persekutuan.

Biarlah ketika Dia datang... kita berada di tempat yang benar dan sedang melakukan apa yang benar. Kita sedang serius dan sedang sungguh-sungguh melakukan kebenaran yang telah kita yakini. Inilah artinya SIAP dan WASPADA.

Puji Tuhan ! !

Dengan keyakinan akan kedatangan Kristus, mari kita tetap semangat dan tekun untuk bekerja, berkarya, beraktifitas dan melayani.

Tuhan Yesus memberkati dan menyertai kita. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Menjadi Pengikut Kristus

18 Juli 2018

1 Korintus 11:1 
Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.

"Jadilah pengikutku", kata Rasul Paulus kepada jemaat Korintus. Hal itu juga disampaikan kepada kita.

Rasul Paulus mengatakan itu tanpa ragu karena Dia sungguh-sungguh mengikut Yesus. Artinya adalah jika melihat hidup Paulus, mengikut dia dan meneladani dia, itu sama artinya kita sedang mengikut Yesus. 
Luar biasa !

Mengikut Yesus... setia kepada Yesus... taat kepada Yesus, itulah yang paling penting melebihi ilmu-ilmu kita, melebihi gelar-gelar kita, melebihi segala keinginan-keinginan kita, dan melebihi kekayaan kita. 

Mengikut Yesus dan setia kepada-Nya, itulah inti ajaran Yesus.  

Berkali-kali Yesus berseru, "IKUTLAH AKU ! Itulah tandanya bahwa mengikut Yesus dan melakukan apa kata-Nya menjadi urutan pertama yang harus kita lakukan setelah menerima Yesus secara pribadi.

Oleh sebab itu jangan biarkan apapun yang dapat mengganggu kesetiaan kita kepada Kristus. 

Kita mungkin dapat bayangkan bagaimana susahnya pikiran orang yang bangkrut usahanya. Kita dapat rasakan orang yang gagal cita-citanya. Kita  ikut bersedih dengan orang-orang yang berpisah sebab kehilangan orang yang dicintainya. Akan tetapi selama dia setia dan terus ikut Yesus... dia akan tetap kuat dan berbahagia serta tetap hidup bergairah. Di dalam Yesus ada senantiasa pengharapan.

Hidup ini menjadi nikmat dan menarik serta indah jika kita setia menjadi pengikut Yesus. Karena itu rugi besar kalau kita tidak setia kepada Yesus. Hal terbodoh yang dilakukan orang adalah jika dia beralih dan meninggalkan Yesus.

Tidak semua kita memiliki kapasitas untuk memberi uang, harta atau berupa  materi lain kepada orang-orang di sekitar kita. Akan tetapi kita bisa memberi teladan yang baik. Kita bisa membuat orang percaya dan setia kepada Yesus. Itulah hal terbaik yang dapat kita lakukan.

Marilah kita tetap setia dan terus mengikut Yesus. Apapun harga dan bayarannya, taatlah kepada Yesus sampai akhir hayat kita di dunia ini.

Selamat bekerja.
Selamat berkarya.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan senantiasa memberkati dan menyertai kita. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Dididik dan Mendidik

17 Juli 2018

Amsal 29:17
Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu. 

Dalam kesempatan berdiskusi dengan anak-anak remaja di sekolah minggu soal siapa idola mereka, berbagai idola yang terlontar dari pembicaraan mereka. Ada yang mengidolakan artis selebriti, penyiar TV, orang kaya raya, ilmuwan, presiden, pemain sepak bola, dan sebagainya. Tentu ada alasannya dalam mereka memilih idolanya.

Dari sekian banyak anak remaja yang ditanya, ada 2 remaja perempuan mengatakan bahwa idolanya adalah ibunya. Terus ada seorang pria katakan bahwa idolanya adalah ayahnya dan satu lagi katakan gurunya. 

Tentu sangat baik jika seorang anak mengidolakan orang tuanya. Namun tidak banyak seperti itu.

Bagi kita para orang tua, tidaklah masalah apakah kita menjadi idola atau tidak. Bahkan mungkin juga kita sangat jauh dari idola tersebut di hati anak-anak kita. 

Yang penting setiap orang tua wajib mendidik anak-anaknya. Anak-anak juga wajib menerima didikan orang tuanya.
Saat mendidik dan dididik sering tidak nyaman, tapi harus. Pendidikan yang baik membuat setiap orang menjadi lebih dewasa. Pendidikan memberikan ketenteraman dan mendatangkan sukacita kata penulis Amsal.

Banyak kerusuhan dan kegaduhan terjadi karena ulah orang pintar dan cerdas otaknya serta segudang gelarnya, tapi dia sebetulnya tidak terdidik. Orang seperti ini akan menjadi perusak dan pembawa bencana. Itu yang sering terlihat dan terjadi di keluarga dan masyarakat, bahkan juga di gereja atau persekutuan.

Banyak manusia yang encer otaknya dan penuh... banyak tahu, pintar bicara, tapi hatinya keruh dan kerdil. Orang seperti ini sudah belajar banyak hal, tapi tidak terdidik
Ibarat kue... bagus cetakannya, tapi salah resep sehingga tidak bisa dinikmati.  

Oleh sebab itulah penulis Amsal ingatkan akan pentingnya orang tua mendidik anak-anaknya, dan anak-anak juga harus menerima didikan orang tuanya. Harus berjalan dua-duanya... timbal balik !

Dari pendidikan yang baik itulah datangnya ketenteraman dan kedamaian. Apalagi jika pendidikan itu sumbernya adalah ajaran Yesus, maka SEMPURNA pendidikan kita. Akan muncul generasi yang hebat... cerdas otaknya dan bersih hatinya.
Semoga !

Selamat bekerja.
Selamat berkarya.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan senantiasa memberkati dan menyertai kita. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Bagaimana Akhir Pertandingan Anda?

16 Juli 2018

2 Timotius 4:7-8 
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Setelah sekian hari kita disuguhkan menikmati pertandingan sepak bola PIALA DUNIA, maka berakhir sudah dengan tampilnya sang juara.

Kegembiraan meluap dari sang pemenang. Mereka pantas bergembira ria karena telah berjuang habis-habisan. Mereka telah berjuang sekuat tenaga dan memberi apa yang terbaik bagi negaranya.

Peristiwa pertandingan bola ini mengingatkan akan hidup kita di dunia singkat ini. Kita juga sedang berjuang. Kita sedang bertanding. Persoalannya apakah kita sedang berjuang habis-habisan?  Atau kita berjuang tanggung-tanggung saja? Bahkan mungkin ada yang tidak bertanding... nonton saja.

Semua kita akan sampai di akhir pertandingan.

Rasul Paulus mengatakan bahwa dia telah mengakhiri pertandingan hidupnya dengan baik. Dia telah sampai di garis akhir. Paulus telah memelihara imannya. Rasul Paulus telah siap menerima mahkota kebenaran yang akan dianugerahkan Tuhan sebagai upahnya.

Paulus mengatakan bukan hanya kepada dia saja mahkota itu diberikan, tetapi kepada setiap orang yang bertanding secara penuh hingga akhir... kepada setiap orang yang memelihara iman sampai akhir hayatnya.

Tentu kita tidak perlu mengira-ngira dan tak usah mempersoalkan apa yang Tuhan akan berikan kepada kita. Tuhan akan memberikan kepada kita sesuatu berdasarkan kebijaksanaan dan kuasa-Nya. Dia tidak pernah kalah memberi. Yang penting bagi kita tetaplah bertanding...

• Taat dan lakukan apa yang Tuhan suruh
• Hindari apa yang Dia larang
• Bekerja keras sekuat tenaga
• Melayani sepenuh hati
• Tetap semangat
• Hidup mengasihi.

Waktu kita terbatas. Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan beri. Kesempatan hidup hanya sekali. Tidak bisa diulang lagi kesempatan yang sudah berlalu.

Mungkin ada kelelahan kita saat ini menjalankan apa yang Tuhan suruh. Ada perasaan jenuh juga. Mungkin orang-orang yang diharapkan tak mendukung bahkan melupakan kita. Rasanya karya dan perbuatan baik kita sering tidak dianggap dan tak dihargai. Tidak apa-apa. Terus saja taat... terus konsisten dengan komitmen kita... apa yang baik dan mulia di hadapan Tuhan lakukan dengan setia tanpa pamrih. 

Saat bersorak dan bergembira mungkin bukan di sini... bukan di dunia sementara ini, tetapi di SANA... di RUMAH BAPA YANG KEKAL.

Puji Tuhan ! !

Selamat bekerja.
Selamat berkarya.
Selamat bertanding.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan senantiasa memberkati dan menyertai kita. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

Stop pada Hari H Jam J

15 Juli 2018

1 Petrus 2:11   
Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.

Bayangkan kita nonton bioskop. Ketika asik-asiknya alur cerita tontonan kita, tiba-tiba aliran listrik terputus. Filmpun berhenti. Jenset tidak ada. Sehingga kita harus pulang kecewa.

Apa yang kita lakukan?
Marah?
Protes?

Ya... boleh protes, walau protes kita tidak akan dilayani karena di luar jangkauan pemilik bioskop.

Jika alur kisah hidup seseorang lagi asik-asiknya... karir menanjak... proyek banyak... bisnis lancar... kedudukan di puncak. Tetapi tiba-tiba orang itu dipanggil Tuhan. Sehingga semua harus STOP.

Apa yang akan dia lakukan?

Protes??... tidak bisa.
Marah??... tidak bisa.

Namamya sudah dipanggil... tak bernyawa lagi... badan sudah kaku... mana bisa protes dan marah segala. Tentulah keluarga yang akan bersedih hati.

Oleh karena itu kita harus ingat dan sadar sesadar-sadarnya bahwa kita hanyalah pendatang dan perantau saja di dunia ini. 

Sebagai pendatang dan perantau, Rasul Petrus ingatkan agar kita hidup dengan benar. 

Tentu kita tidak bisa benar dengan perbuatan diri sendiri. Oleh kasih Yesus kita dibenarkan. Oleh darah Yesus dan bilur-Nya kita disembuhkan. 

Setelah diselamatkan, mari kita terus bertumbuh dan berbuah. Supaya kita menjauhkan diri dari kedagingan yang bertentangan dengan kehendak Allah.

Bila ini terjadi, maka seseorang yang dipanggil kapan sajapun... sudah siap. Tak akan ada lagi protes-protesan. Tidak ada lagi marah-marahan.

Bagaimanapun juga, semua kita tanpa kecuali... akan ada hari-H dan jam-J untuk pemanggilan itu.

Cermati hidup kita.  Sebelum hari-H, artinya sekarang, iya sekarang, saat ini…  marilah kita terus hidup melakukan kehendak Aĺlah.


Selamat Hari Minggu.
Selamat beribadah.
Selamat melayani.



Tuhan berkati. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Hidup Untuk Allah Dipuji

14 Juli 2018

Efesus 1:12 
supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya

Ketika wisuda, seorang yang  berprestasi lulus dengan pujian diperkenalkan dirinya. Dalam memperkenalkan orang yang berprestasi tersebut, diperkenalkan pula orang tuanya dan dimohon berdiri. Pada saat itu semua hadirin tepuk tangan memberi hormat. Tentu saja orang tuanya akan bangga. 

Tentu tidaklah sebatas wisuda, itu hanyalah contoh kecil dan  momen sesaat saja. Dalam waktu yang panjang, secara alami nama baik orang tua selalu akan terbawa oleh perangai dan prestasi anak-anaknya. Itulah sebabnya mengapa sering orang tua menjadi susah pikirannya, bahkan jatuh sakit disebabkan hidup anak-anaknya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. 

Sebaliknya jika anak-anak baik-baik hidupnya, tidak menyusahkan serta hidup wajar dan normal, maka dipanjangkan rasanya usia orang tuanya. Anak-anak akan membawa semerbak aroma harum ke sekitar.

 Image result for ephesians 1:12

Kita adalah anak-anak Allah yang telah ditebus. Allah adalah Bapa kita. Apakah kehidupan kita menjadikan orang-orang sekitar kita memuliakan Allah?

Kemuliaan Allah tidak bergantung kepada siapapun. Dia tidak berubah oleh apapun. Namun aroma kemuliaan-Nya yang tak berubah itu akan nampak dan semerbak melalui hidup kita. 

Oleh karena itu mari kita menjalani hidup ini sebaik mungkin sajauh kita bisa. Perhatikan terus perilaku dan sikap kita. Biarlah Allah Bapa kita dinyatakan kemulian-Nya melalui gaya hidup kita. Inilah sesungguhnya tujuan hidup kita.

Semoga!

Selamat beraktifitas.
Selamat berlibur.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita. Amin.

Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Dewasa Rohani itu Maju Terus Dalam Segala Kondisi

13 Juli 2018

Mazmur 94:12
Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu.

Seorang bapak sedang sakit parah. Kakinya lumpuh terserang penyakit yang rada aneh. Sudah dibawa ke dokter, tetapi belum jelas penyebabnya. 

Penyakit tersebut membuat dia harus di rumah, padahal dia seorang yang rajin olah raga jalan kaki, karena itu dia merasa semakin tertekan. Apalagi dia seorang hamba Tuhan yang rajin mengunjungi jemaatnya, dia merasa kehilangan. 

Banyak orang berdoa dan datang mengunjunginya untuk menguatkan. 

Namun ada satu hal yang luar biasa dari bapak ini. Kalau ada yang berkunjung, malah yang datang itu yang merasa dikuatkan. Dari bicaranya tidak keluar keluhan sebagaimana orang lain pada umumnya. Dari mulutnya selalu keluar kata yang membangkitkan semangat. 

Seorang jemaatnya bertanya,
“Saya lihat Bapak dalam kondisi ini semangat terus, apa rahasianya yang membuat bapak mampu bertahan dan tidak mengeluh dan tidak pernah kami dengar sekalipun bapak menyalahkan Tuhan ?”

 Bapak itu menjawab, 
“Dengan jujur saya harus katakan bahwa terkadang muncul juga pertanyaan dalam diri saya mengapa Tuhan mengijinkan hal ini terjadi dalam diri saya. Namun setiap kali pertanyaan itu datang, selalu seolah Tuhan membawa saya datang ke Golgota dan melihat apa yang terjadi di sana. Dengan hal itu saya rasanya tak tahan lagi dan ingin berkata… Tuhan itu baik !. Saya bersyukur dan memuji Tuhan karena DIA tidak akan pernah keliru dalam semua keputusanNYA. Tuhan merasa saya layak dan dianggap mampu mengalami penyakit seperti ini.”  

Mendengar itu tidak ada lagi pertanyaan lanjutan, yang ada hanyalah jemaatnya ikut terhibur dan dikuatkan jadinya.

Pengalaman hamba Tuhan yang sedang sakit dalam kisah di atas mengingatkan kita akan salah satu prinsip kebenaran dalam iman kita, yaitu: 

Bahwa kondisi yang tak menguntungkanpun dapat menolong kita memahami apa maksud dan rencana Tuhan. 

Hal tersebut sangat erat hubungannya dengan kedewasaan rohani seseorang. Kedewasaan bertumbuh bila dekat dengan Tuhan. Bila kita memahami maksud Tuhan atas hidup kita, disitulah muncul kebahagiaan sejati. Hati menjadi damai. 

Siapapun tentu ingin keadaan yang lebih baik. Kitapun tentu berdoa agar terhindar dari penyakit dan berharap memperoleh rejeki melimpah. Namun bila ukuran bahagia diletakkan atas apa yang dapat dilihat oleh mata saja dan hanya dapat dirasakan secara fisik saja, kebahagiaan seperti itu dangkal. 

Sesungguhnya orang yang paling berbahagia di dunia ini dan di dunia yang akan datang dalam kekekalan adalah orang yang telah menerima Yesus Kristus... orang yang telah lahir baru, dan secara totalitas dalam hidupnya;

1. dia dengan rendah hati dapat menerima kenyataan hidup apa adanya,
2. dia memahami rencana serta panggilan Tuhan atas hidupnya, dan dengan tulus hidup dalam rencana-Nya itu,
3. dia sepenuhnya memegang dan meyakini janji-janji Alah,
4. dia hidup taat.

Bagaimana dengan kita? 

Bila kita sering gelisah berkepanjangan tanpa henti, cobalah cek keyakinan dasar kita akan *“lahir baru” dan periksa daftar nomor 1 hingga 4 tersebut di atas dalam keseharian kita.

Agar kebahagiaan kita melimpah, maka berdasarkan Mazmur 94:12 di atas, mari kita selalu siap diajari Tuhan melalui firman-Nya.

Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan menyertai, memberkati dan melindungi kita. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Sehati Sepikir Setujuan

12 Juli 2018

1 Korintus 1:10 
Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.

Pernah kejadian di sebuah gereja, ada dua pihak yang berselisih. Perselisihan memuncak dengan keluarnya kata-kata tak patut dan kasar dari masing-masing pihak.

Persoalannya sederhana saja sebetulnya. Mereka kurang sepakat dengan pilihan warna seragam perayaan. Mereka sampai panas-panasan dan bersikukuh dengan pendapat masing-masing. Suasana menjadi hangat dan panas. Sampai selesai acara rapat, tidak ada kesepakatan.

Apalah arti seragam kalau hal itu membuat kita pecah. Itu soal selera saja. Mengalah sajalah. Banyak hal sering menjadi soal yang membuat kita tidak sehati... soal selera... soal makanan... soal warna... soal waktu... dan banyak soal sepele lainnya. Kita sering takluk ke soal-soal sepele. Martabat kitapun sebagai anak-anak Tuhan jadi turun. Perpecahan kita membuat iblis diuntungkan.



Rasul Paulus menyerukan agar kita sehati, sepikir dan setujuan. Dengan demikian daya dan kekuatan kita jadi semakin besar. Tujuan dan rencana Allah atas dunia ini semakin tergenapi melalui kesehatian kita. Kita dipakai Allah optimal. Hati kitapun damai dan diliputi sukacita. Bukankah ini yang semestinya terjadi di antara kita? Seharusnyalah kita setuju dan berkata, "iya". Karena itu mari kita lakukan.



Meski sehati sepikirpun kita, sering beban kita masih terasa berat, apalagi kalau kita terpecah belah.



Mulai dari keluarga sebagai unit kecil, mari kita sehati sepikir mewujudkan keluarga sejahtera yang harmonis.

Sebagai anak-anak Tuhan yang baik dan bagian dari jemaat Tuhan, mari kita bersatu padu dan sehati sepikir untuk saling membangun menjadi kuat. Ini akan menjadi kesaksian hidup kita.

Sebagai warga negara yang baik, mari kita wujudkan persatuan dan persaudaraan kita. Mari membangun negeri kita.

Dalam konteks lebih luas, sebagai manusia ciptaan Allah yang telah ditebus Kristus dan telah lahir baru, mari kita bina kebersamaan kita untuk membawa terang Kristus di manapun kita berada. Mari kita bertolong-tolongan membawa jiwa kepada Kristus. 

Andaikan hati kita dibedah dan pikiran kita dibelah, isinya adalah hati yang berbelas kasih dan terbeban membuat orang percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat. Untuk itu kita perlu dan sangat butuh sehati.

Semoga!!

Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan senantiasa memberkati dan menyertai kita. Amin.

Teririnh salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.

RENUNGAN

KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB

11 April 2024   KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB   Beberapa hari ini kita dimarakkan dengan viralnya video yang menayangkan wawancara den...