3 Yohanes 1:11
Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang
baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa
berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah.
Bayangkan kalau tiba-tiba di meja kita ada cacing muncul,
kebanyakan dari kita akan segera membuangnya, bahkan ada yang langsung
memusnahkannya.
Begitulah pengalaman seorang anak yang berteriak-teriak
keras dari kamar mandi karena di dalam bak ada cacing tanah kecil yang
meliuk-liuk.
Si anak memanggil ibunya dan ibunyapun segera datang
mengeluarkan cacing itu dari dalam bak. Lalu dengan gemas sang ibu membubuhkan
garam ke cacing itu. Tidak hanya membubuhkan garam, si ibu juga menyiramnya
dengan air panas. Cacing tanah kecil langsung mati dan disiram dengan air agar
hanyut ke dalam saluran air.
Betapa tak berharganya cacing. Tetapi tahukah kita bahwa
cacing yang nampaknya tak bernilai itu ternyata sangat bermanfaat bahkan
menjadi sahabat para petani?
Cacing dapat menggemburkan tanah. Bahkan ada yang membuat
cacing menjadi ramuan obat yang konon kabarnya dapat menyembuhkan beberapa
penyakit tertentu. Jadi jelek-jeleknya cacing yang tak berdaya dan lemah itu…
ada manfaatnya.
Manusia jauh lebih mulia dan lebih kuat serta lebih
tinggi derajatnya dari cacing. Betapa hebatnya sebetulnya kita karena memiliki
potensi luar biasa yang diberikan Tuhan. Karena itu pasti ada yang dapat kita
berikan. Pasti ada alasan yang kuat mengapa Tuhan menciptakan kita dan
menghadirkan kita di dunia ini.
Bila manusia tidak ingat akan Tuhan, maka cenderung manusia
mencintai dirinya sendiri... cenderung mendahulukan kepentingannya sendiri. Tanpa kehadiran Tuhan, barangkali cacing
lebih bermanfaat dari kita. Bahkan ada orang yang biarpun dia merugikan
orang lain asalkan dia senang... tak persoalan baginya.
Bagi orang yang takut kepada Tuhan, langkahnya akan ringan
membuat orang lain bersukacita... mungkin melalui perhatian, pemberian,
pertolongan, jalinan persahabatan, dan sebagainya.
Orang yang bertumbuh dalam Yesus, tidak menuntut orang lain
untuk berbuat baik kepadanya, tetapi justru dia berkreasi berbuat kebaikan
dalam berbagai bentuk yang dia bisa lakukan untuk berbuat kebajikan bagi
sesamanya.
Oleh karena itu, marilah kita sebagai anak-anak Tuhan
senantiasa berbuat kebaikan yang bemanfaat bagi orang-orang sekitar kita.
Jangan terlalu hitung-hitungan !
Mungkin yang bisa kita berikan hanyalah kata-kata pemberi
semangat, atau memberi telinga untuk mendengar, atau memberi pujian tulus...
berikan dan lakukanlah! Dengan demikianlah hidup kita bermakna, dan
sesungguhnya untuk itulah kita hidup. Berdoalah dan dekatlah dengan Tuhan agar
kita dimampukan untuk itu.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.Selamat melayani.
Tuhan memberkati dan menyertai kita senantiasa.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung