Mazmur 94:12
Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari
Taurat-Mu.
Seorang bapak sedang sakit parah. Kakinya lumpuh terserang
penyakit yang rada aneh. Sudah dibawa ke dokter, tetapi belum jelas
penyebabnya.
Penyakit tersebut membuat dia harus di rumah, padahal dia
seorang yang rajin olah raga jalan kaki, karena itu dia merasa semakin
tertekan. Apalagi dia seorang hamba Tuhan yang rajin mengunjungi jemaatnya, dia
merasa kehilangan.
Banyak orang berdoa dan datang mengunjunginya untuk
menguatkan.
Namun ada satu hal yang luar biasa dari bapak ini. Kalau ada
yang berkunjung, malah yang datang itu yang merasa dikuatkan. Dari bicaranya
tidak keluar keluhan sebagaimana orang lain pada umumnya. Dari mulutnya selalu
keluar kata yang membangkitkan semangat.
Seorang jemaatnya bertanya,
“Saya lihat Bapak
dalam kondisi ini semangat terus, apa rahasianya yang membuat bapak mampu
bertahan dan tidak mengeluh dan tidak pernah kami dengar sekalipun bapak
menyalahkan Tuhan ?”
Bapak itu menjawab,
“Dengan jujur saya
harus katakan bahwa terkadang muncul juga pertanyaan dalam diri saya mengapa
Tuhan mengijinkan hal ini terjadi dalam diri saya. Namun setiap kali pertanyaan
itu datang, selalu seolah Tuhan membawa saya datang ke Golgota dan melihat apa
yang terjadi di sana. Dengan hal itu saya rasanya tak tahan lagi dan ingin
berkata… Tuhan itu baik !. Saya
bersyukur dan memuji Tuhan karena DIA tidak akan pernah keliru dalam semua
keputusanNYA. Tuhan merasa saya layak dan dianggap mampu mengalami penyakit
seperti ini.”
Mendengar itu tidak ada lagi pertanyaan lanjutan, yang ada
hanyalah jemaatnya ikut terhibur dan dikuatkan jadinya.
Pengalaman hamba Tuhan yang sedang sakit dalam kisah di atas
mengingatkan kita akan salah satu prinsip kebenaran dalam iman kita,
yaitu:
Bahwa kondisi yang
tak menguntungkanpun dapat menolong kita memahami apa maksud dan rencana Tuhan.
Hal tersebut sangat erat hubungannya dengan kedewasaan
rohani seseorang. Kedewasaan bertumbuh bila dekat dengan Tuhan. Bila kita
memahami maksud Tuhan atas hidup kita, disitulah muncul kebahagiaan sejati.
Hati menjadi damai.
Siapapun tentu ingin keadaan yang lebih baik. Kitapun tentu
berdoa agar terhindar dari penyakit dan berharap memperoleh rejeki melimpah.
Namun bila ukuran bahagia diletakkan atas apa yang dapat dilihat oleh mata saja
dan hanya dapat dirasakan secara fisik saja, kebahagiaan seperti itu
dangkal.
Sesungguhnya orang yang paling berbahagia di dunia ini dan
di dunia yang akan datang dalam kekekalan adalah orang yang telah menerima Yesus Kristus... orang yang telah
lahir baru, dan secara totalitas dalam hidupnya;
1. dia dengan rendah hati dapat menerima kenyataan hidup apa
adanya,
2. dia memahami rencana serta panggilan Tuhan atas hidupnya,
dan dengan tulus hidup dalam rencana-Nya itu,3. dia sepenuhnya memegang dan meyakini janji-janji Alah,
4. dia hidup taat.
Bagaimana dengan kita?
Bila kita sering gelisah berkepanjangan tanpa henti, cobalah
cek keyakinan dasar kita akan *“lahir
baru” dan periksa daftar nomor 1
hingga 4 tersebut di atas dalam keseharian kita.
Agar kebahagiaan kita melimpah, maka berdasarkan Mazmur
94:12 di atas, mari kita selalu siap diajari
Tuhan melalui firman-Nya.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.Selamat melayani.
Tuhan menyertai, memberkati dan melindungi kita. Amin.
Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar