Memuji adalah Ciri Merendahkan Diri

29 Juli 2018

Mazmur 103:2-3
Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat” 

Seorang anak minder dan tidak percaya diri untuk berenang, padahal dia ingin sekali berenang. Dia selalu membatalkan niatnya berenang meski sudah berada di kolam renang. Dia merasa tidak bisa dan takut kalau orang lain mengejek dan merendahkan dirinya. 

Suatu hari dia melihat tidak ada orang. Tiba-tiba dia melompat... byurrrrrr... ke kolam renang. Dengan susah payah dia berenang dengan gaya yang tak karuan bagaikan orang panik. 

Rupanya tanpa dia sadari, di situ ada seorang pelatih renang dan berkata kepadanya, ”Wahhh... kamu hebat !, ayo teruskan ! Kamu pasti bisa ! Saya lihat dari cara kamu lompat tadi amat bagus. Tenaga kamu luar biasa lho...”

Mendengar pujian yang sederhana itu, anak tersebut jadi semangat dan besoknya dia ulang lagi tanpa peduli apakah dilihat orang atau tidak. 

Dia berlatih terus dan suatu saat dia memberanikan diri ikut lomba renang sekecamatan walau akhirnya hanya dapat juara 3. Tapi yang lebih penting adalah  berenang menjadi hobbynya dan dia sering mengajak dan mengajar anak-anak seusianya berenang. 

Sungguh... pujian yang tulus dari seorang pelatih telah membawa perubahan positif terhadap dirinya.

Sebagian besar kita sulit mengungkapkan pujian kepada orang lain, bahkan sulit memberi pujian bagi pasangan kita yang telah berkeluarga. Padahal sebetulnya pujian adalah salah satu resep manjur dalam bergaul dan berkomunikasi. 

Asalkan pujian kita jujur, benar dan tulus serta tidak dibuat-buat, maka pujian dapat membuat kita lebih dekat dengan orang lain. Pujian yang tepat dapat membangkitkan semangat orang lain. Bahkan lebih luar biasa lagi: pujian dapat memulihkan hubungan yang kaku.

Ada kuasa dan potensi luar biasa dalam pujian ! 



Begitu juga dengan pujian kita kepada Allah. Pujian dan rasa hormat yang berkenan kepada Allah sungguh dapat menyentuh hati-Nya. Sentuhan pujian kita kepada Allah berdampak sangat besar yang dapat membuat kita merasa dekat bergaul dengan Allah. 

Ada damai di hati ketika kita memuji-muji dan mengagungkan Tuhan. Pujian yang kita naikkan kepada Allah dapat merubah hati kita yang keras menjadi lembut. Sesungguhnya pujian yang tulus datang dari orang-orang yang merendahkan  hatinya di hadapan Allah. Hanya Allah saja yang layak disembah dan patut dipuji. 

Sudahkah memuji Allah dengan tulus tercantum dalam agenda hidup kita setiap hari? 

Biarlah pujian kepada-Nya terus mengalir menjadi gaya hidup kita.

Selamat Hari Mingu.
Selamat beribadah.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati dan menyertai kita senantiasa. Amin. 

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN

KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB

11 April 2024   KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB   Beberapa hari ini kita dimarakkan dengan viralnya video yang menayangkan wawancara den...