2 Korintus 5:15
Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup,
tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan
telah dibangkitkan untuk mereka.
Seandainya kita kehilangan sebuah sepatu baru di sebuah
tempat, dan sadar beberapa waktu kemudian, mungkin kita akan kembali ke tempat
tersebut untuk mencarinya, sebab tidak ada artinya sebuah sepatu lagi yang
masih tertinggal.
Bila ternyata tidak ditemukan lagi pasangan sepatu itu, apa
yang ada dalam pikiran kita dan apa yang akan kita lakukan?
- Mungkin kita bawa saja pasangannya ke rumah dan disimpan di rak sepatu.
- Mungkin dengan hati kecewa, kita buang begitu saja ke tong sampah.
- Adakah yang lain yang akan kita lakukan?
Nampaknya hal tersebut terlalu ideal dan sulit dilakukan,
tetapi begitulah mungkin hati seseorang yang tidak berpikir untuk diri sendiri,
tetapi berpikir untuk orang lain juga. Ada keikhlasan dan kerelaan untuk
membuat orang lain bersukacita. Tidak merasa rugi dengan hitung-hitungan eksak
di kepala.
Sebagai Anak Allah, Yesus dapat menikmati kesenangan di
Surga bersama para malaikat yang siap melayani-Nya setiap saat. Tetapi Dia
merelakan tubuh-Nya hancur di kayu salib untuk menebus manusia.
Secara hitung-hitungan eksak sebetulnya Yesus dirugikan
karena Dia meninggalkan kenyamanan-Nya di Surga. Dia hidup menderita di dunia.
Manusia diuntungkan karena dengan pengorbanan-Nya manusia diselamatkan...
dianugerahkan hidup baru. Semestinyalah kita yang didakwa dan dihukum. Namun
oleh kemurahan dan kerelaan Kristus kita diampuni. Utang kita dibayar.
Para sahabat, mari kita memberi respons yang baik terhadap
apa yang Tuhan Yesus telah lakukan. Salah satu yang dapat kita lakukan adalah
hidup berbagi sesuai kapasitas kita. Biarlah kita hidup tidak untuk diri sendiri. Ada artinya kita bagi orang lain.
Selamat belajar.
Selamat bekerja.Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.
Tuhan Yesus menyertai dan memberkati. Amin.
Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar