Siapakah yang Mengetahui Pikiran Tuhan?

05-Mar-2018

Roma 11:34
Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?


Jawaban singkat atas pertanyaan Rasul Paulus di atas adalah: TIDAK ADA!

Mungkin kita pernah mendengar kisah ini...
Di tengah-tengah kelelahannya, setelah makan siang, seorang petani beristirahat di bawah pohon rambutan miliknya. Tidak jauh dari situ dia juga menanam semangka. Pohon rambutan dan semangkanya bertepatan sedang berbuah.

Sambil menatap buah rambutan dan semangka, dalam pikirannya, petani itu berkata, “Tuhan nampaknya kurang bijaksana dan tidak berhikmat dalam penciptaan-Nya. Mengapa kok pohon rambutan besar begini buahnya kecil-kecil, sementara pohon semangka yang tumbuh merayap buahnya besar-besar? Ini tentunya tidak cocok... terbalik!”

Dengan senyum kecut, petani itu melanjutkan berkata dalam pikirannya, “Seandainya aku Tuhan, akan kubalikkan!  Akan kubuat pohon rambutan ini buahnya sebesar buah semangka, dan pohon semangka itu buahnya kecil saja, cukup sebesar buah rambutan”

Tak lama kemudian petani itupun tertidur. Tiba-tiba dia terbangun dikejutkan dengan jatuhnya buah rambutan ke kepalanya. Dia sadar akan pikirannya tadi yang menyalahkan dan menuduh Tuhan tidak bijaksana. 

Petani itupun langsung berdoa dengan berkata, “Ya Tuhan, aku minta ampun. Aku bersyukur karena ternyata Engkau adalah Tuhan Yang Maha Bijaksana dengan membuat buah rambutan agak kecil. Coba tadi seandainya Engkau seperti pikiranku membuat buah rambutan sebesar buah semangka, tentu aku jadi repot. Kepalaku bisa sakit dan berbahaya dijatuhi benda sebesar buah semangka itu... ohhh, ampun Tuhan !... ohhh, terimakasih Tuhan!”   

Kita sering seperti petani itu yang menganggap Tuhan kurang bijaksana. Kita memaksakan Tuhan harus seperti apa yang kita pikirkan. Kita batasi Tuhan dalam pola pikiran yang sempit dan terbatas. Kita cenderung memaknai kebesaran Tuhan dengan cara pandang kita  yang salah. Kita sering mengecilkan artinya Tuhan dalam hati dan pikiran kita. Akibatnya kita tidak lagi menghormati Dia sepenuhnya 

Lebih jauh adalah kita menjadi pribadi yang skeptis dengan cara tidak mempercayai dan tidak mengandalkan Dia sebagai Tuhan. Kita terjebak dalam kemampuan sendiri. Kita mengandalkan dan bergantung kepada kekuatan manusia semata. Kita merasa diri besar dan merasa kuat hidup tanpa Tuhan. Kita merasa bijaksana. Tidak bergantung kepada Dia. 

Inilah awal kekalahan kita, yakni ketika kita tidak lagi mengakui Tuhan sebagai Allah yang berdaulat. 

Siapakah kita ? 

Dunia ini terlalu besar untuk dihadapi bila tidak bersama Tuhan Yesus. Kita tidak tahu apa yang terjadi besok. Kita hanya tahu sedikit saja dari apa yang telah lewat, dan hanya mampu mereka-reka dan menduga-duga apa yang bakal terjadi sekejap lagi... itupun sering meleset juga. 

Rahasia kemenangan menghadapi dunia yang makin kompleks dan penuh tantangan ini adalah: kita butuh Tuhan... taatlah kepadaNya!

Mazmur 119:114 
Engkaulah persembunyianku dan perisaiku; aku berharap kepada firman-Mu

Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.

Tuhan Yesus beserta kita senantiasa. Amin.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN

KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB

11 April 2024   KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB   Beberapa hari ini kita dimarakkan dengan viralnya video yang menayangkan wawancara den...