Efesus 4:13–14
Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang
benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai
dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu
manusia.
Kapan dikatakan seseorang dewasa ?
Apa ukurannya ?Apakah dari ukuran tubuh?
Apakah dari umur?
Dari satu segi ada benarnya, tapi belum tentu.
Salah satu ciri manusia dewasa adalah kemandirian dan sikap.
Orang yang semakin dewasa akan lebih mandiri dan hidupnya tidak semata-mata
bergantung kepada orang lain.
Seorang anak kecil (mungkin badannya besar) akan cenderung
menuntut dan meminta. Bila tidak diberi, dia akan kecil hati dan marah.
Seorang yang belum dewasa biasanya kurang memahami orang
lain. Dia lebih senang diperhatikan daripada memperhatikan. Sikap kepedulian
akan orang lain kurang. Bila selera dan tuntutannya tidak dikabulkan, dia akan
marah.
Seseorang yang dewasa akan lebih berpengertian. Dia dapat
menerima meski tuntutanya tidak tercapai sekalipun memang itu perlu baginya.
Dia lebih senang bila kebenaran dikedepankan walau dia dirugikan.
Sikap seorang dewasa lebih menjunjung kehormatan diri dengan
melakukan apa yang patut dan terhormat daripada keuntungan diri dengan
cara-cara yang tidak wajar.
Kapan dikatakan seseorang dewasa rohani ?
Orang yang dewasa rohani tidak penuh tuntutan kepada Allah. Dia akan lebih mementingkan
ketaatan dan melakukan kebenaran Firman Tuhan daripada meminta-minta.
Seorang yang tidak dewasa rohani akan merasa Allah tidak
adil bila doanya tidak terjawab, dan sering tidak bersabar menanti jawaban
doanya.
Orang yang tidak dewasa cenderung tidak stabil dalam
imannya. Bila keadaan baik dan semua urusan lancar dia semangat memuji Tuhan,
bila tidak dia akan berkata Allah tidak adil. Seorang dewasa rohani akan taat
dan meghargai setiap keputusan Tuhan dalam hidupnya, meskipun dia menderita
untuk itu.
Seorang yang dewasa rohani dapat menyeimbangkan hidupnya
antara meminta kepada Allah dengan tanggung jawabnya sebagai orang
percaya.
Sampai dimana tingkat kedewasaan rohani kita ?
Tentu kita dan Tuhan yang tahu tentang diri kita. Kita tidak
bisa mengukur orang lain, apalagi menjadi hakim atas kedewasaan
seseorang. Namun kita harus semakin dewasa. Yang penting juga adalah agar
kedewasaan kita menjadikan orang lain terimbas
bertamabah dewasa.
Selamat belajar
Selamat beraktifitasSelamat bekerja.
Seamat melayani.
Tuhan memberkati kita. Amin.
Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar