Melakukan yang Terbaik

14-Apr-2018

Kol. 3:23-
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.

Dalam sebuah derama fiksi, ditampilkan kisah perjalanan seorang pengkhotbah yang terkenal dengan supirnya ke Surga. Perjalanan mereka diiringi oleh malaikat. Mereka diperkenankan memasuki suatu ruang khusus yang penuh dengan hadiah menarik dan mahkota indah.

Perhatian hamba Tuhan itu tertuju kepada sebuah hadiah yang sangat indah terletak di atas meja. Hamba Tuhan itu berkata dalam hatinya, “Pasti ini untuk saya, karena saya sudah banyak berkhotbah dan saya selalu diundang oleh banyak Jemaat dimana-mana”

Dia ingin kepastian bahwa hadiah cantik itu memang untuknya. Maka dia memberanikan diri bertanya ke malaikat pengiringnya tentang hadiah itu.

Malaikat menjawab bahwa hadiah itu bukan untuk hamba Tuhan itu, tetapi justru untuk supirnya. Hamba Tuhan itu merasa tidak adil dan protes mengapa untuk supirnya...dia mendesak apa alasannya.

Malaikat itu berkata,“Supir saudara layak menerima hadiah itu karena dia sudah melakukan apa yang terbaik meski tak kelihatan. Ketika menyetir, saudara tertidur pulas, sementara dia tanpa perhitungan dan tulus menyetir dengan baik dan selalu patuh.
Ketika saudara berkhotbah, supir itu berdoa dalam mobil agar khotbah yang saudara sampaikan diurapi.
Ketika selesai berkhotbah, saudara mendapat pujian dan kehormatan, sementara supir itu tidak ada yang memperhatikan.
Meski dia hanyalah seorang supir, tetapi dia sudah melakukan apa yang terbaik sesuai dengan fungsinya, karena itu Tuhan memutuskan hadiah ini sudah sangat cocok dan sesuai sebagai upah buat supir yang baik itu”


Menjadi terbaik adalah impian sebagian besar manusia dan tentu ini adalah hal yang wajar. Menjadi terbaik sering dihubungkan dengan upah, harga diri, kehormatan, pujian, jabatan dan sebagainya. Semuanya ini sering malah berkaitan dengan ego seseorang. Karena itu impian menjadi terbaik haruslah disikapi dengan hati-hati.

Bagi orang percaya, seharusnya menjadi terbaik bukanlah hal utama, tetapi yang terutama adalah MELAKUKAN YANG TERBAIK. Ada perbedaan mendasar antara menjadi terbaik dengan melakukan terbaik.

Menjadi terbaik adalah suatu capaian dan berorientasi pada hasil dan tentu tidak semua orang dapat mencapainya. Sedangkan melakukan yang terbaik adalah suatu proses panjang dan panggilan yang dapat dilakukan semua orang.

Tuhan ingin dan rindu agar anak-anak-Nya melakukan yang terbaik meski hasilnya belum tentu terbaik, karena masalah hasil pada akhirnya adalah berkat dan pemberian Tuhan. Apapun profesi dan fungsi kita dalam hidup ini, marilah melakukan dan mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan !

Selamat belajar.
Selamat bekerja
Selamat beraktifitas.
Selamat melayani.
Amin...

Tuhan beserta kita selama-lamanya. Amin.

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN

KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB

11 April 2024   KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB   Beberapa hari ini kita dimarakkan dengan viralnya video yang menayangkan wawancara den...