Amsal 17:17
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara
dalam kesukaran.
Ada sebuah film mengisahkan cerita tentang seorang raja
menghukum menterinya karena dinilai tidak sepaham dan tak searah tujuan mereka.
Raja merasa menterinya sebagai saingan berat karena sangat banyak rakyat
simpati dan hormat kepada menteri itu. Raja takut tersingkir.
Agar tidak ketahuan rakyatnya, diam-diam raja menghukum
menterinya itu dengan cara menyekap di kamar gelap gulita dan tidak diberi
makan, hanya diberi minum air putih sekedarnya. Perdana menterinya dibiarkan
menderita kelaparan.
Hanya orang tertentu yang dekat dengan raja mengetahui hal
ini. Padahal awalnya raja dan menteri itu bersahabat karib dan teman
seperjuangan.
Setelah ditunggu beberapa lama, raja melihat bahwa
menterinya tetap sehat dan segar. Raja membayangkan sebelumnya bahwa menterinya
sudah kurus kering dan akan meninggal dunia pelan-pelan. Raja menyelidiki apa
penyebabnya sehingga menteri itu tetap hidup sehat.
Ketahuanlah bahwa anjing kesayangan menteri sangat setia
membawa makanan setiap subuh untuk tuannya lewat celah kecil ruang gelap itu.
Melihat hal itu raja tertemplak dan malu. Dia ingat kembali bagaimana dulu
kedekatan mereka berdua, tapi sekarang dia begitu teganya menyiksa orang
terdekatnya itu. Raja merasa kalah dengan seekor anjing. Raja tidak tahan lagi,
akhirnya menterinya dibebaskan.
Oleh karena beberapa hal tertentu bahkan persoalan sepele
saja dapat membuat persahabatan di antara kita hilang. Teman yang dulunya dekat
dapat menjadi jauh, persahabatan akrab dapat retak karena dipicu oleh
kepentingan yang berbeda, atau bahkan oleh karena kesalahpahaman.
Dalam film di atas, seekor anjing yang dikenal sebagai
binatang yang setia mengingatkan tentang bagaimana semestinya kita harus setia
kawan dan menghargai persahabatan dan kerukunan. Jangan biarkan ego dan sikap mementingkan diri sendiri membuat kita
retak dan tidak lagi menghargai orang lain... sahabatpun terlupakan atau
tersingkirkan.
Tuhan Yesus memberi teladan yang baik. Semestinya kita
dihukum, tetapi DIA datang menyelamatkan kita. Oleh kasih dan kuasa-Nya, Dia menyambung kembali tali hubungan kita
yang telah putus dengan Allah akibat dosa.
Mari kita menghargai setiap orang dengan sikap kasih dan
setia. Apapun yang dimiliki dan sehebat apapun kita, tanpa sahabat, semua itu
tak berarti apa-apa. Hidup kita akan
berarti jika bermakna bagi sesama, salah satu di antaranya adalah dengan
persahabatan dan menghargai sesama kita. Penulis kitab Amsal mengatakan,
”Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam
kesukaran.”
Mari kita renungkan dan melakukan ini.
Selamat bekerja.
Selamat beraktifitas.Selamat melayani.
Tuhan beserta kita. Amin.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar