8 Oktober 2019
Amsal 14:17
Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana,
bersabar.
Mari sejenak melihat diri kita;
• Cepatkah kita naik darah?
• Mudahkah kita marah karena soal sepele?
Disakiti oleh orang tak dikenal mungkin lebih mudah
dilupakan, tapi diperlakukan tidak pantas oleh tokoh terhormat, sering sulit
dan jadi pergumulan berat... bahkan bisa timbul akar pahit... dan kitapun yang
menjadi korban seolah bodoh jadinya. Bisa jadi kenangan buruk walau sudah
merasa memaafkan.
Apa saja yang dapat membuat kita marah?
Mungkin karena:
• hak kita ditahan orang,
• kecewa keinginan tak sampai,
• merasa dihina nama baik dicemarkan,
• disakiti dan diperlakukan kasar,
• tidak dianggap dan disepeleken,
• ingin pujian... tapi tidak dipuji orang,
• merasa kalah berkompetisi,
• janji tidak dipenuhi,
• dilupakan,
• karya kita dijiplak orang... plagiarisme,
• merasa diri nomor satu, tapi dinomor duakan... dinomor
tigakan... atau tak dinomori,
• merasa gagal,
• dirugikan,
• merasa benar tapi dipersalahkan,
• dan sebagainya.
Wajar mungkin kita marah dengan alasan-alasan di atas,
tetapi mudah marah dan lekas naik darah dikatakan sebagai tindakan bodoh.
Bodoh itu rupanya bukanlah
soal tidak bisa Matematika, Fisika, bahasa, ilmu sosial, hukum, teologia, dan
soal akademik lainnya.
Namun kebodohan yang dimaksudkan oleh penulis Amsal adalah
soal perangai dan tindakan atau karakter buruk. Akibat kebodohan seperti ini
dapat membuat hubungan dengan sesama jadi dingin, retak, bahkan putus.
Persahabatanpun dapat berakhir.
Sebaliknya, walau sering amat susah, kesabaran adalah sikap
yang terpuji, dan menunjukkan kedewasaan.
Sifat suka akan kemarahan mempersempit ruang gerak kita
untuk bersahabat. Tetapi kesabaran dapat membuat pertemanan kita meluas. Kita
menuai sahabat yang banyak.
Kesabaran sering merupakan perjuangan. Sebab itu mari kita
sama-sama berjuang... berjuang bersama dan di dalam Kristus...
Selamat belajar.
Selamat beraktivitas.
Selamat melayani.
Tuhan menyertai dan menguatkan kita untuk lebih
bersabar menghadapi hidup yang semakin kompleks ini.
Amin.
Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun- Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar