Amsal 8:5
Hai orang yang tak berpengalaman, tuntutlah kecerdasan, hai orang bebal,
mengertilah dalam hatimu.
Cerdas sering menjadi kebanggan seseorang. Orang senang jika dikatakan ia cerdas.
Hal itu merupakan sebuah pujian atau kehormatan diri.
Hanya saja banyak orang yang hanya memperhatikan cerdas otak
yang ditunjukkan dari nilai kuliah/sekolah atau prestasi kerja.
Cerdas otak
artinya cepat memahami persoalan akademik dan persoalan tuntutan kerja. Tentu
saja ini penting. Sebab itu capailah setinggi mungkin kalau memang bisa.
Akan tetapi kita tidak hanya butuh cerdas otak untuk suatu
idaman prestasi. Kita juga sangat butuh cerdas menghadapi hidup secara
emosi.
Cerdas emosi
artinya cepat menyesuaikan diri dengan setiap kondisi hidup, matang secara emosi menerima seluruh
keadaan hidup kita dalam setiap situasi. Tidak mudah putus asa dan tetap tegar
walau situasi sulit dan susah. Dapat menerima diri apa adanya.
Di atas itu semua, kita juga butuh cerdas secara rohani. Kecerdasan ini berupa pemahaman dan pengenalan akan Allah.
Cerdas rohani
artinya cepat memahami isi hati
Tuhan dan diikuti oleh bagaimana dia taat kepada kehendak dan rencana Allah.
Kita sungguh butuh ini.
Kecerdasan rohani ini sangat berhubungan dengan kematangan
emosi kita juga.
Kecerdasan rohani dan cerdas emosi dapat menolong kita untuk
mengoptimalkan kecerdasan otak juga, walau mungkin kita tidak bisa merumuskan
bagaimana hubungannya. Sebab dalam kecerdasan rohani dan kematangan emosi dapat
membuat kita lebih tenang bekerja, lebih tenang mengikuti pendidikan akademik
kita.
Oleh sebab itu pesan Amsal
8:5 mengajak kita untuk memaksimumkan dan mengoptimalkan diri menjadi pribadi paripurna... cerdas rohani...
cerdas emosi... cerdas pikiran.
S e m o g a ! !
Selamat belajar.
Selamat bekerja.
Selamat melayani.
Tuhan memberkati kita.
Amin
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar