Ajaran Efisiensi Tuhan Yesus



31-Mar-2017

Yohanes 6:12 
Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang."

Mengingat kembali ketika Yesus memberi makan 5.000 Orang, kita selalu ingat akan sisanya sebanyak 12 bakul.

Menarik sekali apa yang disuruh Yesus yaitu mengumpulkan sisa roti. Agar roti itu jangan ada yang dibuang. Yesus mengajarkan efisiensi. Yesus mengajarkan penghematan. Mungkin sisa roti itu dibagi-bagi ke orang banyak untuk dibawa pulang. Mungkin juga dibawa murid-murid Yesus untuk bekal mereka nantinya.

Meski Yesus dapat mendatangkan roti kapan saja secara ajaib, tapi Yesus mengajarkan jangan membuang-buang apa yang ada. Yang masih dapat digunakan... gunakanlah !

Sangat alkitabiah bila kita tidak boros. Yesus sendiri hidup dalam kesederhanaan dan tidak berlebihan. Itulah teladan kita. Jangan buang-buang energi. Apalagi merusak lingkungan dan mengeksploitasi alam berlebihan... JANGAN
Itulah pesan Yesus yang harus kita ingat.

Dalam penciptaanpun Allah menyuruh manusia untuk merawat dan memelihara dunia ini. Prinsip ini terus berlaku, karena itu lakukanlah !

Meski mungkin kita memiliki lebih dalam segala hal, tetapi itu tidak bisa dijadikan alasan untuk membuang-buang. Daripada dibuang-buang, lebih baik berikan saja kepada siapa yang butuh. 

Ketika ada banyak sisa makanan di piring kita selesai makan dan akan segera dibuang... ingatlah bahwa ada banyak orang yang tidak beruntung yang belum kebagian makanan seperti kita.

Para sahabat... mari kita hidup hemat...tidak boros. Hilangkan kebiasaan membuang-buang apa yang masih bermanfaat. Hiduplah dengan efisien. Jangan rusak lingkungan kita. Hiduplah dengan normal tak berlebihan.

Selamat bekerja dan selamat beraktifitas..
Selamat melayani...

Tuhan menyertai dan memberkati kita. Amin...

Teriring salam dan doa.
Alamta Singarimbun - Bandung

Ujian Supaya Belajar



30-Mar-2017

Mazmur 119:71 
Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.

Tidak ada orang yang ingin tertindas. Tidak ada orang yang senang ditekan. Semua orang maunya bebas dari penindasan dan terhindar dari susah. Tapi Allah sering ijinkan kita berada dalam posisi tertindas dan ketidakadilan. 

Maunya kita adalah jika berbuat kebaikan, maka kita juga menuai kebaikan. Jika kita berjuang, maka akan ada penghargaan. Itu adalah lumrah. Namun nyatanya tidak selalu seperti itu. Lalu kitapun mengeluh dan ingin menuntut. Paling tidak kita bertanya-tanya... Tidakkah Tuhan melihat? mengapa Tuhan biarkan ini terjadi? 

Ya... Tuhan pasti melihat, tetapi memang Tuhan ijinkan. Justru Tuhan melihat apa yang sering tak terlihat oleh kita. Kita sering tidak mampu melihat dibalik apa yang Tuhan ijinkan terjadi atas kita dengan segudang persoalan dan penindasan.

Tuhan ingin kita belajar mengenal Dia melalui jalan yang berbatu-batu tajam. Semua itu ujian kehidupan agar kita belajar ketetapan-Nya... kita belajar sifat-sifat-Nya. Bagi Allah inilah yang utama. 

Seorang guru yang baik ingin murid-muridnya menyelesaikan ujian dan lulus dengan nilai sebaik-baiknya. 

Yesus adalah GURU AGUNG yang ingin agar kita menyelesaikan seluruh ujian hidup kita dengan baik. Untuk itu sering tidak ada pilihan selain Dia mengijinkan tekanan hidup kita alami, sebab itulah materi ujiannya dalam kurikulum hidup kita.

Para sahabat... selamat menempuh ujian hidup. Luluslah dengan nilai baik bersama Dia. Untuk itu belajarlah kepada-Nya sebab dalam Dia ada kunci jawabannya.

Selamat bekerja dan selamat beraktifitas..
Selamat melayani...

Tuhan menyertai dan memberkati kita. Amin...

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun – Bandung

Ketaatan yang Tepat dan Tuntas



29-Mar-2017

Kejadian 6:22
Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.

Nuh melakukan tepat seperti yang apa yang diperintahkan Allah. Inilah ketaatan yang tuntas. Ini tentu sangat berkenan di hati Allah.

Terkadang ada masalah dengan ketaatan kita. Sering ketaatan kita tanggung dan tidak tuntas. Ketaatan kita sering didorong oleh karena rasa takut. Seperti seorang pegawai yang taat kepada atasannya karena takut tidak naik pangkat karena konditenya dinilai buruk. 

Semestinya ketaatan kita dimotivasi oleh karena menghargai. Kita taat kepada Tuhan oleh karena rasa hormat kepada Allah dan kita merindukan Dia tersenyum. Sebab Dia Bapa kita. Seorang anak yang baik selalu merindukan ayahnya tersenyum. Anak yang berbakti adalah anak yang berbahagia jika ayahnya tersenyum melihat ketaatan tulus anak-anaknya. Lakukanlah hal itu kepada Bapa di Surga dengan ketaatan kita.

Semestinya kita merasa menikmati hidup ini jika taat kepada-Nya. Kita taat kepada Allah karena memang kita berkomitmen untuk memilih taat. Inilah yang dapat menolong kita untuk taat dengan tulus sehingga ketaatan kita tepat dan tuntas

Para sahabat... mari kita teladani Nuh dengan taat yang *tepat* dan *tuntas.*

Selamat bekerja dan selamat beraktifitas..
Selamat melayani...

Tuhan menyertai dan memberkati kita. Amin...

Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun – Bandung

RENUNGAN

KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB

11 April 2024   KRISTEN PROGRESIF vs AJARAN ALKITAB   Beberapa hari ini kita dimarakkan dengan viralnya video yang menayangkan wawancara den...