22-Feb-2017
Matius 23:11
Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
Menjadi terbesar, terbaik, terkemuka dan semua ter......
yang lain adalah keinginan dan naluri alami manusia. Hal ini wajar, baik dan
malah haruslah ada dalam diri kita. Itu bukan haram dan bukan pantang. Tuhan
Yesus malah berkata, "Barangsiapa
terbesar di antara kamu......" Yesus tidak melarang dan tidak mengatakan jangan untuk menjadi
terbesar. Artinya Tuhan memberi pilihan dan peluang agar kita dapat menjadi
terbesar.
Hanya saja Yesus menekankan satu syarat dengan kata: hendaklah .... hendaklah menjadi pelayan.
Menjadi pelayan bukan berarti menduduki posisi rendah seolah tak berdaya
apa-apa karena tak berpangkat atau pekerjaannya memang di tempat terendah... bukan ! Kata pelayan menunjukkan sikap hati.
Menjadi pelayan bukan dibatasi hanya di gereja, tapi di luar
gereja juga. Di tengah masyarakatpun hendaknya kata menjadi pelayan harus
menggema dan menggetarkan. Sebagian besar di antara kita adalah para pekerja
yang lebih banyak waktu dipakai di dunia kerja... di luar gereja. Oleh karena
itu di sanalah sikap hati pelayan hendaknya diwujudkan menjadi nyata.
Semestinyalah sikap dan keseriusan serta kesungguhan
mengajar sekolah minggu di gereja sama bobotnya dengan ketika
mengajar Bahasa Indonesia di sekolah. Semangat berapi-api berkhotbah di mimbar
gereja memotivasi jemaat haruslah berbobot sama dengan ketika melatih memberi
semangat ke anak buah di ruang kerja di kantor. Membimbing kelompok Pemahaman
Alkitab sama semangat dan kualitasnya dengan membimbing skripsi mahasiswa di
kampus... dan sebagainya. Inilah makna lebih luas dari hati seorang pelayan.
Banyak orang memiliki posisi baik dan strategis penting,
namun dia berjiwa hamba dan rendah hati. Dengan segenap kemampuannya dia
memperhatikan dan melayani serta memperjuangkan bawahannya dengan baik.
Sehingga dampak hidup dan karyanya nyata. Dia dicintai dan dirindukan anak
buahnya. Orang merasa kehilangan jika dia tidak ada. Dia tidak hanya dipercaya,
tetapi sungguh dibutuhkan. Inilah makna hati seorang pelayan.
Ada juga orang yang tidaklah seberapa penting posisinya.
Tetapi kesombongannya melebihi posisinya. Suka berdebat dan mempermasalahkan
yang tak penting. Tak bersahabat dan tak peduli sekeliling. Dia menjadi bagian dari masalah, bukannya menjadi bagian dari solusi. Pegawai
lain senang kalau dia tak masuk kantor, dan orang ingin serta rindu agar dia
secepatnya saja pensiun dini. Semoga kita tidaklah demikian.
Para sahabat, seberapa penting dan seberapa tinggipun posisi
kita, ataupun mungkin kita biasa-biasa saja sebagai pegawai rendah... tidak
apa-apa. Marilah kita merenungkan kembali perkataan Yesus dengan memilih,
mengambil dan memiliki sikap hati seorang pelayan. Inilah syarat utama untuk
menjadi terbesar dalam pandangan Tuhan, sebab Yesus yang mengatakannya
demikian. Terpujilah Yesus Tuhan kita.
Selamat bekerja dan selamat berkarya...
Selamat melayani...
Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita. Amin...
Teriring salam dan doa,
Alamta Singarimbun – Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar