29-Jan-2018
Galatia 3:13-14
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi
kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung
pada kayu salib!"
Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham
sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang
telah dijanjikan itu.
Di depan cermin kita dapat melihat wajah kita. Mungkin ada
noda hitam atau sesuatu yang mengotori.
Lantas bagaimana membersihkan kotoran di wajah kita itu?
Apakah cerminnya digosok-gosokkan ke wajah? Atau cerminnya dipecah-pecah dan
pecahannya digunakan sebagai pembersih?
Tentu TIDAK.
Peran cermin adalah menunjukkan adanya kotoran di wajah...
menunjukkan bahwa wajah tidak bersih. Cermin adalah sebagai penunjuk.
Untuk membersihkan wajah dari kotoran diperlukan air dan
sabun atau bahan pembersih lain. Dengan demikian wajah menjadi bersih dan
segar.
Begitulah gambaran pemahaman kita.
Dalam keyakinan kita, kita memandang bahwa hukum atau aturan
adalah sebagai petunjuk atau rujukan tentang apa yang baik dan apa yang
salah.
Taurat sebagai hukum utama beserta aturan lain yang
diberikan Tuhan kepada bangsa Israel adalah merupakan kehendak Allah yang harus
dipenuhi umat-Nya. Tuhan menyatakan larangan-Nya dan Tuhan menyatakan
keinginan-Nya.
Pada kenyataannya begitu amat sulit melakukan secara
sempurna apa yang diinginkan Tuhan dan sama sulitnya untuk menjauh dan bebas
dari apa yang Tuhan larang.
Ibarat nilai dari skala 0
hingga 10, Tuhan mau dan tetapkan nilai 10 sebagai syarat mutlak. Tidak boleh kurang. Kalaulah ada di antara
kita merasa memiliki nilai 9,99...
tetap tidak bisa! Allah ingin sempurna sama seperti Dia sempurna.
Jadi tidak ada manusia yang dapat memenuhi standar Allah... siapapun tidak bisa!
Jadi bagaimana?
Syukurlah bahwa ada SATU
PRIBADI yang dapat memenuhi secara sempurna keinginan Allah yang sempurna
itu... Dialah YESUS KRITUS.
Sungguh luar biasa kemurahan Tuhan, sebab Allah merencanakan
Kristus untuk mewakili kita mencapai nilai sempurna yang dituntut-Nya.
Dalam hal ini saya teringat dulu ketika kelas 3 SD di
kampung. Waktu itu Ibu guru membuat sebuah hitungan sefren (Matematika) yang
menurut kami sangat sulit. Guru mengatakan siapa yang tidak bisa memecahkan soal
itu, tidak diijinkan ke luar kelas untuk istirahat. Ini persoalan serius dan
besar bagi kami sekelas, sebab namanya juga anak-anak... ingin bermain petak
umpet seperti biasa kami lakukan. Kamipun gelisah saling berpandangan karena
kesulitan. Tapi apa boleh buatlah... pasrah saja. Kami nilai guru sangat kejam
tapi tidak berani protes.
Ibu guru memahami kesulitan kami. Ibu guru tiba-tiba bilang
bahwa tidak semua harus bisa memecahkan soal sulit itu... jika satu orang saja
bisa pecahkan itu soal, maka kami semua diijinkan bermain ke luar. Nampaknya
ada harapan.
Kemudian tampillah seorang ke depan untuk memecahkan soal
itu... dan bisa !
Guru kami senang, apalagi kamipun semua lebih senang.
Kami semua berterima kasih ke teman itu. Kami menepuk-nepuk
bahunya dan ada yang langsung membeli opak bulat goreng (dari bahan singkong)
disalut gula merah dan diberikan separoh kepadanya sebagai tanda terima kasih
kami atas jasanya. Ada juga yang memberian sebuah bon-bon UNION, merk top permen di
kampung saat itu yang sekarang mungkin sudah tidak ada lagi.
Begitulah Allah memahami ketidak berdayaan kita memenuhi
Taurat. Tetapi tuntutan-Nya harus dipenuhi. Dan bersyukurlah Yesus Kristus sudah menggenapinya dengan
sempurna.
Puji Tuhan.
Yang dapat menggenapi tuntutan hukum Taurat hanyalah Yesus,
tidak ada yang lain. Yesuslah yang digagas dan direncanakan Allah untuk
keselamatan jiwa kita melalui berkat garis Abraham-Isak-Yakub.
Siapa yang percaya dan siapa yang menerima Yesus akan
diselamatkan.
Siapa saja yang beriman kepada Yesus, maka dia menjadi satu kelas bersama Yesus dalam
menghadapi soal MATEMATIKA SURGA
yang sulit... dan lihatlah... Yesus
telah memecahkan soal itu dengan gemilang
Puji Tuhan!
Persoalan kita sekarang adalah apa yang harus kita lakukan?
Adakah secepik opak
sederhana yang rela kita berikan kepada Yesus?
Sudahkah kita berikan sebiji permen kepada Yesus?
Karena Yesus sudah memecahkan MATEMATIKA RUMIT untuk keselamatan jiwa kita, maka marilah kita
memecahkan matematika hidup kita
yang ada saat ini bersama Yesus.
Semestinyalah karena Yesus sudah menyerahkan diri-Nya, maka
mari kita menyerahkan segenap diri kita kepada-Nya.
Berserah dan serahkanlah hidup kita kepada Yesus.
Selamat belajar...
Selamat bekerja...
Selamat berakstifitas
Selamat melayani...
Tuha beserta kita. Amin.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar